にじゅうきゅう ・『29』

1.3K 214 18
                                    

Incheon, 11th July.

H-5

Pagi-pagi sekali Minho sudah bangun, semalam ia sudah mengabari Seungmin bahwa ia tidak pulang dan sepertinya akan meminta jatah libur lebih.

Dan lagi-lagi, Seungmin iyakan.

Kini Minho tengah membantu bibi Jung dan Bunda membuatkan sarapan untuk anak-anak panti.

Karena jumlah anak-anak panti yang tak sedikit, jadi mereka harus bangun lebih awal untuk membuatkan sarapan.

Pukul 6, sarapan sudah selesai dibuat dan satu persatu anak panti mulai datang ke ruang makan.

" Pagi Minho hyung dan si kembar!" sapa Minjeo

" Pagi juga tampan, aduh semakin besar wajah mu itu semakin tampan ya." puji Minho tak henti-hentinya.

" Ish, hyung ini dari kemarin memujiku terus." sungut Minjeo yang merasa maloe.

Minho terkekeh.

Tak lama kemudian ruang makan mulai ramai dengan anak-anak panti yang sudah siap dengan seragam mereka.

Anak-anak di panti asuhan ini rata-rata berusia 7-16 tahun.

Mereka yang sudah 18 tahun biasanya akan memilih keluar dari panti dan hidup mandiri diluar sana seperti Minho dan Byounggon dulu.

Panti asuhan yang merawat Byounggon tak jauh dari panti asuhan Minho, mereka tak satu panti.

" Kalian makan duluan ya, hyung mau ngasih Jeochan minum susu dulu." ucap Minho dengan tangannya yang memegang botol susu yang sudah terisi dengan susu formula.

" Baiklah, nanti Jangin anterin makanan buat hyung ya!" seru seorang anak laki-laki yang bernama Jangin.

" Terimakasih sayang~"

Minho pun berlalu menuju kamarnya dimana tempat Jeochan kini berada.

Saat memasuki kamar hal pertama yang Minho lihat adalah anak itu yang tengah duduk diatas kasur dan menangis.

" Mommy..hiks hiks.."

Minho menutup pintu dengan pelan kemudian melangkahkan kakinya ke kasur.

" Jeo-ya??"

Jeochan menoleh, ia menghentikan tangisannya, matanya mengerjap menatap Minho.

Sedetik kemudian ia kembali menangis.

Minho meraih tubuh Jeochan untuk ia dekap, dengan lembut Minho mengelus punggung Jeochan membuat anak itu merasa tenang.

" Sudah ya, jangan menangis lagi."

Minho memposisikan Jeochan untuk berbaring, kemudian botol susu yang ia bawa sedari tadi ia berikan pada Jeochan.

Jeochan yang memang merasa lapar pun meminum susu itu dan tak perlu waktu yang lama Jeochan sudah selesai meminum susu itu.

" Ih pinter banget sih, anaknya Jeongin~" ucap Minho sembari mencubit pipi Jeochan pelan karena merasa gemassss.

Sementara anak itu diam saja saat pipi nya dicubit oleh Minho.

Tak lama setelah itu suara Jangin pun menginterupsi keheningan yang terjadi diantara Minho dan Jeochan.

" Hyung??? Jangin masuk ya??"

Minho yang tadinya tengah asik menatap wajah Jeochan pun kini teralih menatap ke arah pintu.

" Ya, silahkan."

lament • hyunbanginho' ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang