ㅡKembali

4 3 0
                                    


Vania mengerjapkan matanya saat merasakan cahaya masuk.

"van?" tanya Rachel setelah ngeliat Vania mulai sadar.

"ada yang sakit van? Atau pusing? Lo belum makan? Gue beliin makan ya?" tanya Fely.

"heh ni anak! Vania baru bangun, malah lo tanya in banyak pertanyaan" Rachel menoyor kepala Fely.

"ih kan gue khawatir maemunah!" kesal Fely.

"gue gapapa kok. Jam berapa sekarang?"

"jam 1" jawab Fely.

"lho bentar lagi pulang? Gue lama banget ya pingsan nya?" tanya Vania bingung.

"lumayan. Lo tadi pucet banget lho Van, lo sakit?" Rachel mengecek suhu badan Vania dengan tangannya.

Vania menghela nafas sambil memijit dahinya. "enggak kok"

"bener?" tanya Rachel memastikan dan dibalas dengan anggukan.

Fely memberikan botol minum ke Vania, "makasih" segera ia minum.

"emh.. Btw, siapa yang angkat gue?" tanya penasaran Vania. Rachel yang sedang menguncir rambutnya menjawab, "Dirga, katanya dia ngeliat lo udah pingsan diruang musik"

"lo bukannya habis dari ruang guru ya? Kenapa gak langsung ke kantin sih?" heran Fely.

"gue dibilangin kalo siapa aja anak-anak extra musik yang mau nyanyi buat acara ulang tahun sekolah, nah Bu Lilis juga bilang kalo gue harus tampil karena gue ketuanya. Makanya gue ke ruang musik" jelas Vania.

Rachel dan Fely mengangguk paham.

"oiya, lo pada udah bilang makasih kan ke Dirga?"

"udah lah gimana si" sewot Fely. Rachel menyentil dahi Fely, "gak usah sewot bisa gak?" Fely menyengir.

Vania menggeleng melihat tingkah mereka berdua. Pikirannya kembali mengingat kejadian yang paling ia benci.

Vania menghela nafas, ia pikir ia sudah sembuh dari trauma nya.

"lo pada bolos?" tanya Vania.

"astaga udah kita tungguin, sekarang lo mau ngusir kita?" ujar Fely dramatis.

Vania menatap malas kearah nya, "kan gue tanya" kesal Vania.

"kita udah izin kok" jawab Rachel. Fely mengangguk, "sekalian ngehindari pelajaran Pak Budi juga sih hehe" cengir Fely.

Vania terkekeh, ia sudah hafal dengan tingkat sahabatnya itu.

"oiya, tadi lo ditanyain sama Alvaro lho" ucap Rachel. Vania memutar mata malas, "halah dia pasti tanyain karena mau buat gue kesel"

"suudzon lu" ucap Fely.

"suudzon dari mana sih? Emang kayak gitu kan biasanya?" Fely mengangguk, "iya sih"

Setelah mengobrol dan ghibah, tak lama kemudian bel pulang bunyi. Tidak sampai 5 menit dari bel, murid-murid sudah berhamburan keluar kelas.

Ada yang langsung ke gerbang, ke parkiran, ke kantin dulu, atau bahkan ke lapangan untuk extra.

Tiba-tiba pintu uks diketok. Kita bertiga langsung menoleh.

Terdapat Rey dan Farrel tengah membawakan tas mereka. "permisi ibu-ibu, kita mau anterin tas kalian" ujar Farrel.

"tumben, kesambet apaan lo pada?" heran Rachel.

"kita mah emang udah dari dulu kali baik hati" balas Rey.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang