Episode 6

13 2 0
                                    

Sesaat di dalam mobil, pak gery kaget karena ada pemotor yang nyalip dengan kecepatan tinggi itu membuat pak gery harus rem mendadak, membuat para penunpang majukan badannya karena kejadian itu selly kejedot kaca, tangan bayu reflek menahan kepala anisa agar tidak terjedot jok di depannya.

"Ah~!" Terasa tidak sakit pikir anisa, pas di lihat ada tangan bayu yang menahan kepalanya.
Selly yang melihat langsung lihat kearah lain.
"Makasih." Ujar pelan anisa, bayu hanya senyum tipis.

"Nona-nona, tuan anda semua tidak apa-apa kan." Tanya pak sukman.
"Maaf tuan, saya kaget ada pemotor tadi." Sambung pak gery.
"Lain kali hati-hati pak gery, iya aku tidak apa-apa pak sukman." Jawab bayu bergantian dengan kedua orang tua di depannya.

"Nona kalian berdua tidak apa-apa." Tanya pak sukman.
"Iya pak nggak apa-apa." Saut selly.
"Syukurlah."
Mobilpun akhirnya berjalan kembali merasa canggung dengan kejadian tadi membuat bayu melihat kearah lain keluar jendela, sedang anisa fokus ke jalan di depannya.

"Pak berhenti di depannya, iya di situ." Ujar selly yang sudah sampai di gang rumah tantenya.
"Kamu berhenti di sini." Tanya bayu.
"Iya bayu, mau kerumah tante aku dulu ngambil pesenanya bunda aku." Penjelasan selly.

"Ouh gitu, ya sudah hati-hatinya." Ucap bayu.
"Kamu yang seharusnya hati-hati, kan masih harus ngaterin anisa." Ujar selly yang akan membuka pintu, tapi langsung di bukakan pak sukman.
Sadar jika dirinya akan di tinggal dengan bayu dan 2 orang tua di dalam mobil anisa merasa agak gimana gitu. "Eh aku juga turun di sini saja deh." Ujar anisa yang akan bangkit dari kursi, tapi di tahan oleh selly.

"Udah kamu nggak usah ikut-ikutan deh, Kamu inget harus ngaterin ketringan bu RT kan, udah di anter saja sama bayu biar cepet nyampe rumah. Udahnya, bayu makasih ya. Pak makasih udah ngaterin pulang selly, daah anisa." Ujar selly sambil melambaikan tangannya.

"Eh~" ("dia beneran ninggalin aku dasar selly, kan aku jadi ngga enakkan sama bayu kan.") Dalam benak anisa.
"Iya sama-sama. Jalan lagi pak gery." Sesaat sudah masuk pak sukmannya.
"Baik tuan, nona yang satunya mau di antar kemana." Lihat dari kaca spion atas.

"Kerumahku." Ucap bayu sengaja menggoda anisa.
"Heh?" Reflek langasung menatap bayu.
"Maksudnya kerumah nya." Ujar bayu dengan cepat membalikan ucapan, karena melihat expresi anisa yang kaget bercampur kesal.

"Tapi kalo di pikir-pikir rumahkukan lebih dekat dari rumahmu, itu juga harus mutar balik lagi, jadi kerumahku dulu baru kerumahmu. Gimana nis." Ujar bayu pada anisa.
"Kalo begitu aku turun saja di sini." Ujar anisa.

"Hehehe~ nggak-nggak bercanda, lagian pak gery juga ngerti kok." Ujar bayu yang sengaja menggoda anisa.
"Kamu ini iseng banget sih." Kesel anisa.
"Dari pada dalam mobil ini sepi nggak ada yang ngobrol jadi~" belum sempat melanjutkan ucapan bayu sudah di potong.

"Apa yang harus di obrolin." Jawab jutek anisa.
"Ya kamu nanya kek, masa aku terus yang nanya."
"Kapan kamu nanya yah, perasaan kamu nggak nanya apa-apa."
"Wah~ Aku tidak menyangka kamu langsung mengunakan perasaan saja bicara denganku."
"Astaggiruallahalazim. Kamu tuh yah, nyeselin banget si."

"Nyeselin tapi kamu nggak mau jauh tuh sama saya dari tadi nempel terus." Melihat jok yang tadinya ada selly masih lebar tapi anisa tetep masih duduk diposisi semula.
"Ih~" anisa langsung saja geser kearah samping deket jendela, sedangkan Bayu senyum tipis melihat hal itu.
Pelayannya juga hanya mampu mendengarkan pembicaran tuannya itu.

Bayu melihat penampilan anisa yang memiliki kerudug kusu, baju yang sepertinya sudah sempit dan tidak nyaman, sepatu yang sudah sobel tapi di jahit dan di tempeli dengan kain hitam. Nggak mau sampai anisa nggak nyaman karena ia tatap terus akhir bayu melihat keluar jendela lagi, memikirkan bagaimana caranya agar ia dapat memberikan hadia tanpa harus menyinggungnya itulah yang di pikiran bayu.

Sesampainya di sebuah gang, anisa bersiap untuk turun. Bayu pun hanya bisa melihat kepergian anisa yang tidak bilang apapun pada dirinya, bayu hanya mampuh tersenyum tipis.

"Bapak-bapak terima kasih sudah mengatar saya pulang." Ujar anisa sambil membungkukkan badannya sesaat ingin turun dari mobil.
"Iya sama-sama."

Keesokan paginya anisa membawa jualannya lagi tapi sekarang berbeda isinya adalah roti kenyang pengajal lapar, tulisan tertulis di samping kotak. Bayu yang sudah sampai dan hanya melihat anisa yang berjalan di depan sedangakan bayu dan teman-teman lainnya di tempat sedang menggerombol, sesekali bayu mencuri-curi pandangan.

"Bay, kamu bisa main bola nggak." Tanya anjas.
"Bisa." Jawab bayu membuyarkan pikiran bayu yang memikirkan cara bagaimana untuk memberikan kadonya pada anisa.
"Ayo gabung di tim kita." Ujar anjas.
"Iya bay, biar kita bisa sama-sama main futsalnya."
"Emang dimana mainnya."
"Nyewa lapangan orang, banyak orang yang membuat lapangan-lapangan buat futsal."
"Okey kuy lah."
"Pulang ini yah."

Sesaat bayu tertarik dengan kotak yang di bawa anisa tadi, jadi bayu mendatangi anisa.
"Nis~"
"Apa?"
"Itu, bawa apa?"
"Roti kenyang."
Bayu tersenyum geli. "Kenapa?" Tanya anisa.
"Nggak pa-pa, boleh aku beli satu, buat ganjal perutku yang udah dandutan dari pagi." Ucap bayu.

Anisa membuka penutup kotak sengan perlahan.
"Mau rasa apa?"
"Emang ada apa saja."
"Keju, coklat, nanas, mangga, pisang, angur, blue beri, stroberi, apel, kelengkeng. Melon, alpukat, semangka, duren..." ujar anisa yang menyebutkan satu-persatu roti yang ia bawa sekarang.

"Eh buset ini roti apa buah-buahan kok sekampung di bawa semua." Ujar bayu syok.
Anisa tersenyum geli melihat expresi bayu yang kaget, tepat dengan ayu datang.

"Jangan ladeni anisa, rasa ya cuman 2, coklat dan keju saja." Ucap ayu sambil jalan ke kursinya.
"Masa si." Seakan nggak percaya sama ayu.
"Yang di katakan ayu bener kok, cuman dua farian." Ucap anisa membenarkan.

"Ya udah dua-duanya aja deh tolongnya ambilkan." Ujar bayu sambil merogo saku celananya.
"Nih~" memberikan roti, yang masih hangat itu.
"Berapa?" Tanya bayu.
"Lima ribu."

Bersambung

Terimakasih buanyak yang sudah mampir dan baca cerita ini.

Jangan lupa like dan saran masukan komennya.

Sabtu 19 Desember 2020

Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang