38.SMA Perwira

235 28 1
                                    


Ekhemm

Balik lagi sama Cakrawala
Sebelumnya aku minta maaf sebesar-besarnya karena baru bisa update
Mengingat banyak banget kesibukan aku sekarang
Jadi agak susah bagi waktu
Belum lagi waktu capek-capeknya
Mohon pengertiannya ya)))

Tapi tenang, aku bakal tetap lanjutin Cakrawala sampai tamat.

Siap meramsikan komentar?
Harus diisi ya

Jangan lupa terus dukung Cakrawala yak

Happy reading.

______

______

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

38.SMA Perwira

Siang itu warung Abah tampak sepi, hanya ada Cakra, Gerhana, dan Samudra saja yang sedang nongkrong disana.Mengingat banyak dari mereka yang sudah mulai memiliki kesibukan masing-masing.Apalagi Gara, desas-desus putusnya pentolan SMA Cendrawasih dengan pacarnya yang kini sudah menyebar di seantero SMA Cendrawasi itu membuat Gara semakin mengasingkan diri dari khalayak umum.Bukannya apa-apa, hanya saja ia muak dengan mulut para manusia penggibah yang kerap sekali membicarakan perihal putusnya Gara dengan Elara.Tentu saja hal itu cukup dikhawatirkan Gara, karena sudah pasti akan banyak para perempuan yang berlomba-lomba untuk memdapatkannya.Gara sudah trauma akan itu.

Cakra menyesap batang rokok yang baru saja dihidupkannya, pandangan cowok itu menatap lurus ke jajaran anak-anak kecil yang sedang main futsal di lapangan dekat warung.Jika dipikir, Cakra memang suka futsal dulunya, tapi sekarang dia sudah tidak pernah main lagi karena suatu hal.Suatu hal yang membuat Cakra enggan untuk bermain lagi.Bahkan dulu kelas 10 ketika Genting mengajaknya masuk klub futsal, Cakra menolaknya dengan mentah-mentah.Akhirnya Genting tidak jadi masuk juga karena tidak ada temannya.

"Sepi banget nih hari.Udah ngalahin hati gue aja," kata Gerhana sedikit frustasi.Akhir-akhir ini dia jadi sering galau sejak cintanya ditolak Zara.Dan semakin banyak pula perempuan yang mendekatinya hanya untuk maksud lain.Membuat Gerhana jadi ngenes.

"Makanya cari doi, biar gak ngenes mulu," ujar Samudra seraya melirik ke arah Gerhana yang berada di depannya.

"Eh ngomong-ngomong tanpa diomong, gue beberapa hari lalu ketemu sama cewek cakep banget dah.Waktu itu dia lagi nolongin nenek-nenek yang lagi nyebrang jalan di kawasan SMA Pertiwi.Kayanya sih dia emang anak sana.Duhhhn, bikin gue jatuh hati aja tuh cewek," Gerhana mesam-mesem sendiri.Ketika mengingat bagaimana sosok perempuan asing yang ditemuinya kemarin membuatnya jatuh hati.

"Ujung-ujungnya dia doinya anak Halilintar.Udah cukup deh, Na.Ntar lo sakit hati lagi," ujar Cakra menasehati.

"Kalo firasat gue sih dia jomblo, Bray.Gue yakin dari hati gue yang terdalam," kata Gerhana penuh keyakinan.

          

Samudra terkekeh pelan, ia menatap miris ke arah Gerhana yang sedang kasmaran.Bagaimana temannya yang satu itu bisa seyakin itu? Bahkan Gerhana tidak mengenal siapa perempuan itu.

Deri motor matic terdengar jelas sebelum akhirnya berhenti tepat di depan warung Abah.Tampak dua perempuan berseragam putih abu-abu turun dari motor tersebut.Sepertinya mereka habis pulang sekolah.

Salah satu dari perempuan itu masuk ke warung Abah.Dan salah satunya lagi menunggu di atas motornya.Tentu saja hal itu mengindang perhatian tiga cowok yang sedari tadi asik nongkrong disana.

"Bah, aqua botolnya dua ya," kata gadis berambut sepunggung itu dengan sopan.Mengingat bagaimana yang dihadapinya saat ini adalah orangtua.

"Iya, Neng.Mari duduk," ujar Abah mempersilahkannya untuk duduk.Gadis itu hanya mengangguk namun masih tetap berdiri tanpa mengalihkan pandangan dari jajanan yang tersedia di warung Abah.Bahkan ia tidak menoleh sekalipun ke arah tiga cowok yang sejak tadi memperhatikannya.

Sepeninggalan dua perempuan itu, Gerhana jadi shock setengah mati.Lihat saja, bahkan ia beranjak untuk melihat kemana perginya perempuan tadi.Membuat Cakra dan Samudra heran sendiri.

"Katanya lo demennya sama cewek yang nolongin nenek-nenek.Sekarang ketemu cewek cakep lagi, terus demen juga?" tanya Cakra"Kebanyakan bergaul sama Genting lo, Na."

"Kaga woi! Tuh cewek emang yang kemarin.Dia cewek yang tadi gue ceritain, jir!" Gerhana berkata dengan menggebu-gebu.Betapa antusiasnya dia karena baru saja bertemu dengan pujaan hatinya.

"Oh, jadi tuh cewek yang lo maksud?" tanya Samudra"Kalo itu sih gue tau," katanya lagi.Sukses mengundang rasa kepenasaran Genting.

"Anjir! Kenal darimana lo? Jangan bilang lo juga naksir sama dia?" tanya Gerhana seraya menatap curiga ke arah Samudra.

"Dia kan temennya Teresa.Kalo gak salah namanya Raina," kata Samudra.

"Anjir se anjir anjirnya! Fix! Gue harus nanya ini ke Teresa!" kata Gerhana, cowok itu lalu bergelut dengan ponselnya.Niatnya sih hendak bertanya pada Teresa tentang Raina.Bertindak secepat itukah dia?.

Kedua mata Cakra menyipit, ketika pandangannya tanpa sengaja menangkap sebuah motor yang tak asing di penglihatannya melaju mendekat.Tidak salah lagi, mereka adalah anggota Halilintar.Lalu, apa tujuan mereka kesini?

Cakra lalu beranjak, untuk antisipasi saja ketika mereka mengajak ribut.Begitu juga dengan Gerhana dan Samudra.Mereka cukup was-was dalam situasi ini.

"Ada urusan apa lo berdua kemari? Kangen?" tanya Gerhana dengsn gaya songongnya.Hemmm, virus pecicilan Genting sudsh menular sempurna rupanya.

Sakti terkekeh mendengar pertanyaan Gerhana yang seperti lelucon."Lucu," katanya.Membuat Gerhana memdelik tak suka.

"Langsung aja nggak usah banyak bacot," ujar Cakra yang jelas sudah jengah.

"Cakrawala, gue tunggu lo di pertandingan," ujar Lintar sambil menyerahksn sebuah amplop besar pada Cakra.Keduanya akhirnya pun melenggang pergi begitu saja.Tanpa  pamit tentunya.

"Apaan tuh?" tanya Gerhana, kepo.

"Jadi, lo beneran mau ikut tanding tinju?" tsnya Samudra.Cakra hsnya mengangguk pelan.

CAKRAWALAWhere stories live. Discover now