"Lintasan pada suara bisikan hati"
Ada beberapa lintasan bisikan dalam hati manusia yaitu:
Lintasan duniawi mengajak kepada kelalaian, keseronokan dan kesenangan harta benda.
Lintasan syaitani menyeret kepada melakukan syirik dan bid'ah yang bertentangan dengan Sunah Rasulullah s.a.w.
Lintasan nafsi pula mendorong kepada maksiat dan kemunkaran. Bila hati sudah terdinding daripada lintasan-lintasan jahat maka hati akan didatangi oleh lintasan malaki (malaikat) dan Rahmani (Tuhan).
Lintasan malaki mengajak kepada berbuat taat kepada Allah s.w.t dan meninggalkan larangan-Nya.
Lintasan Rahmani pula adalah tarikan langsung daripada Tuhan.
Dalam lintasan-lintasan duniawi, syaitani, nafsi dan malaki, manusia mempunyai pilihan untuk menerima ataupun menolak cetusan atau rangsangan yang diterimanya itu.
Akal dan imannya boleh memikir dan menimbang akan sebab dan akibat jika dia mengikuti sesuatu rangsangan itu.
Tetapi, dalam lintasan Rahmani hamba tidak ada pilihan, tidak ada hukum sebab musabab yang boleh mencegahnya dan tidak ada hukum logika yang boleh menguraikannya. Misalnya, seorang yang tidak pernah turun ke laut, tiba-tiba pada satu hari tanpa bisa ditahan-tahan dia pergi ke laut dan mandi, lalu mati lemas.Soalnya, tidak dapat diterangkan mengapa dengan tiba-tiba dia mau mandi di laut dan dia tidak dapat melawan keinginan yang timbul dalam hatinya itu.
Kuasa yang menariknya ke laut dan mandi lalu mati di situ dinamakan lintasan Rahmani atau tarikan ketuhanan.
Dalam perjalanan kerohanian mungkin seorang salik itu menerima lintasan Rahmani yang mengajaknya melakukan sesuatu yang kelihatan aneh, tidak masuk akal dan dia sendiri tidak dapat memberi penjelasan tentang tindak tanduknya walaupun dia masih dapat melihat perbuatan yang dilakukan oleh dirinya sendiri itu.Semasa pengembaraannya ke dalam alam kerohanian si salik mungkin memperolehi kasyaf iaitu terbuka keghaiban kepadanya.
Dia dapat melihat apa yang tersembunyi.
Dia mungkin dapat melihat kepada peristiwa yang akan berlaku, dan yang telah berlaku.
Dia juga mungkin dapat melihat dengan mata hatinya keadaan Alam Barzakh, syurga dan neraka. Penemuan perkara-perkara yang ganjil, ajaib dan indah-indah boleh jadi mempesonakan si salik dan boleh jadi menyebabkan dia menjadi keliru dengan merasakan dia sudah sampai ke puncak, lalu dia berhenti di situ.Lebih membahayakan lagi jika si salik tidak mendapat bimbingan guru atau guru yang membimbingnya tidak memahami tentang seluk-beluk alam kerohanian.
Si guru tidak dapat menjelaskan pengalaman aneh yang dialami oleh murid lalu si murid tidak ada pilihan kecuali membuat tafsirannya sendiri.Oleh sebab pengalaman tersebut adalah berkenaan perkara ghaib maka murid tadi mudah menyangkakan segala yang ghaib itu adalah aspek ketuhanan.
Di sini timbullah berbagai-bagai anggapan tentang Tuhan,
karena dia menyangkakan yang dia telah melihat zat Tuhan.
Timbullah sangkaan yang Tuhan adalah nur dengan warna yang tertentu.
Ada pula yang beranggapan Tuhan itu rupanya tegak seperti huruf alif.
Ada pula yang mengatakan Tuhan adalah cahaya yang sangat halus. Bermacam-macam lagi anggapan tentang Tuhan muncul akibat kejahilan mengenai alam ghaib.Prasangka yang meletakkan Zat Allah s.w.t di dalam ruang dan berbentuk adalah kekufuran.
Bahaya penyelewengan akidah kepada orang yang belajar ilmu hakikat kepada yang bukan mursyid adalah besar.
Orang yang belajar ilmu hakikat cara demikian membahaskan zat Ilahiat dengan menggunakan akalnya sedangkan akal tidak ada pengetahuan tentang zat..
KAMU SEDANG MEMBACA
MENUJU "WAJAH ALLAH"
SpiritualPENGEMBARAAN SINGKAT MENUJU HAKIKAT KETUHANAN YANG MAHA ESA