"Bang Sobri gimana sih cara jadi tetangga yang baik itu?"
"Saling membantu, memberi, dan tolong-menolong, dan melindungi pastinya, dek.."
¤¤¤
Pagi itu Choco sedang bersiap berangkat ke sekolah. Ditelitinya kembali isi tasnya, siapa tau ada yang ketinggalan.
Beres
Setelah dirasa siap, gadis itu segera turun ke bawah menghampiri ibu dan adiknya yang tengah menyantap sarapan mereka.
"Pagi, kakakku sayang! Sini sarapan dulu sama adek!"
Hilih kalo di depan emak aja sok manis sama gue.
Batinnya lalu bergabung ke meja makan. Matanya berbinar, ada makanan favoritnya pagi ini!
Javanese Salad wih Peanut sauce
Sok inggris!
Bilang aja,
Pecel !
Choco menyantap makanan itu dengan lahap, membuat bumbu-bumbu kacang itu belepotan di kedua sudut bibirnya, bahkan sampai hidungnya.
Persis seperti orang yang tidak makan selama 2 tahun.
"Pelan-pelan nduk.."
"Ini minum dulu."
Sang ibu menyodorkan segelas air putih ke Choco.
"Ye! Herbivora! Keselek kapok lo!"
Tau 'kan itu siapa?
Memang kau adek laknat, Taehyun Aditya Putra!
"Nduk, kemarin ibu bilang sama Bang Sobri, kalau ibu pengen punya mantu kaya dia."
Ujar emak Choco tiba-tiba yang hampir ngebuat Choco keselek daun bayam yang sedang dikunyahnya.
"Lah? Maksudnya apa nih mak?!"
Putra melotot, kaget? Banget.
Matanya yang udah belo itu makin tambah gedhe, bola matanya seperti hampir copot.
Choco tak kalah kaget.
"Terus emak mau bilang kalo mak pengen jodohin Choco sama Bang Sobri gitu?"
"Hehehe, iya!"
Jawab emaknya tanpa ragu. Sementara Choco masih syok dengan posisi melongo dan Putra yang siap menghujat.
"Lah si kutil, gak salah mak? Bang Sobri guanteng bwangett, lah Choco? Gak banget!"
Pedesss bro!
Tuh anak mulutnya emang minta dikuncir pake karet nasi uduk Mpok Ijah.
Kok kuping gue gatel ya?
-Mpok Ijah, pemilik warung nasi uduk Perumahan Bighit.
"Ye! Elu tu yang gak banget, bambang!"
"Sok iye lu!"
Choco ngegas, gak mau kalah.
Udah jadi barang biasa, ngeliat kedua anak yang ia besarkan itu saling pisuh-memisuh satu sama lain setiap harinya.
Si emak cuma bisa ngelus dada, sabar..
"Ya kalo lu mau aja si, nduk. Lagian bener yang dibilang Putra, Sobri itu ganteng pake banget! Tinggi, putih, mancung, mapan lagi!"
"Keliatannya juga anak alim, anak baik-baik."
Sambung emak Choco yang sekarang beranjak ke wastafel buat nyuci piring.
"Ya mau si, masalahnya Bang Sobri nya mau gak sama Choco?!"
Pernyataan Choco barusan sukses ngebuat tawa Putra meledak, terdengar meledek dan penuh nada penghinaan.
"Nah tu sadar si kutil!"
Choco mengerucutkan bibirnya, kesel banget ya punya adek kaya Putra nih.
"Idih! Gausa dikerucut-kerucutin tuh mulut! Tambah jelek! Hahahaha!"
"Adek! Udah dong yang ngecengin kakaknya!"
"Diamuk baru tau rasa loh!"
Itu emak Choco yang masih sibuk cuci piringnya.
"Au ah gelap!"
Choco menggendong tasnya lalu berdiri, berniat ngambil sepeda kesayangannya yang ia pakai setiap hari buat on the way go to school.
Choco ngebuka pintu samping rumah dan-
"ASTAGHFIRULLAH!"
"DEK KAMAL!"
Refleksnya tereak kaget.
Gimana gak kaget coba, lu buka pintu tiba-tiba ada muka orang di depan lu? Mana deket banget lagi.
Sementara pemuda yang dipanggil dengan sebutan 'Kamal' itu senyum.
Suka deh gimana cara Kak Choco manggil aku pakai nama Kamal.
Hyuka mulai dugeun-dugeun lagi.
Sementara Putra sama emaknya ikut kaget, Choco teriaknya kenceng banget si.
"Weh, Hyuka pagi-pagi dah kesini, mau bareng gue ya?"
Sahut Putra dengan kepercayaan dirinya yang sangat tinggi itu.
"Gak kok put,"
"Lah terus? Ngapain kesini?"
Hyuka kembali tersenyum, kini pipinya merah.
"Mau bareng sama Kak Choco, nih aku udah pinjem sepedanya Bang Sobri."
Choco masih melongo.
"Lah gue pan juga naek sepeda berangkatnya, gimana si?"
Sahut Putra bersiap-siap mengeluarkan sepedanya, dia sengaja nabrak sepedanya Choco beserta pemiliknya yang masih ngejogrog di depan pintu samping.
"Woy minggir kutil!"
Choco langsung ngeluarin sepedanya dengan gerakan kesal. Punya masalah apasi Putra ini sama kakanya?
"Engga Put, Putra duluan aja. Hyuka sama Kak Choco aja."
"Lah Kamal, udah duluan sono sama Putra. Gue masi nunggu si Bayu baru otewe."
Hyuka menggeleng pelan, kaya anak SD ditawarin makanan tapi gamau makan. uwu gemeshhh bangett!
"Aku 'kan berusaha menjadi tetangga yang baik, Putra!"
"Kak Choco itu 'kan cewe, sebagai tetangga yang baik Hyuka berusaha melindungi Kak Choco, kalo kenapa-kenapa di jalan gimana?"
Modus Bambwanq
Tiba-tiba Hyuka ngedeketin Choco, nyentuh hidung Choco pake jari telunjuknya lembut, tentu saja Choco melotot kaget. Putra? Bocah itu juga tak kalah kaget.
Sebelumnya dia gak pernah ngeliat ada orang yang perhatian gini sama kakaknya.
"Di hidung Kak Choco ada sisa makanan, Kamal bantu bersihin."
"Hah? Katanya gamau dipanggil Kamal nih."
Itu Putra.
Hyuka senyum,
"Cuma Kak Choco aja yang boleh manggil aku Kamal!"
"H-hah?"
¤¤¤
"Halo, adek abwang yang manis, gimana kabarnya hari ini? Sehat?"
"Ih apaan si bang!"
Seorang pemuda menghampiri Choco yang lagi duduk-duduk di bangku depan kelasnya. Cowo itu mencubit pipi cewe yang lebih muda 7 tahun darinya itu, gemas.
"Ye Bang Arjun! Sakit! Ntar kalo pipi gue tambah melar gimana?!"
Choco berteriak dan itu membuat setiap orang yang lewat terperanjat kaget, sementara Bang Arjun yang udah terbiasa segera menutup telinganya, takut budeg.
"Malu, bang!"
"Situ pake seragam PNS, dikirain ntar tindak pelecehan siswa!"
Bang Arjun itu kakak sepupu Choco yang kerja sebagai Guru Bahasa Inggris di sekolahnya.
-Potret seorang Arjuna Yonvi Firmansyah, 25 tahun.
Banyak yang bilang ini oknum mirip V BTS.
Ganteng, tinggi, kulit kuning langsat, mata tajem, bibir menggoda.
Tentu saja jadi idola para siswi di sekolah.
Tapi sayang, masih bujang.
Dan lagi, ditambah koplak.
"Temenin abang yuk nanti sore! Kita nonton Frozen 2!"
"Makanya cari pacar sono! Biar gak ngajakin adek sepupunya lagi!"
Arjun terkekeh, dia duduk di samping Choco.
Dalam hatinya tersenyum miris, bener juga kata adek sepupunya itu.
Kenapa dia belum menemukan sang tambatan hati?
Arjun itu 'laku keras' sebenernya, cuma dianya aja yang belum sreg istilahnya.
"Jadi gak? Tapi gratis 'kan?"
"Jadi lah! Gratis dong, kan abang abis gajian."
"Nanti Bang Arjun jemput abis maghrib ya!"
Choco ngangguk-ngangguk aja.
"Eh btw lu kenal itu bule yang sekelas sama adek lu?"
Arjun nunjuk-nunjuk ke arah koridor yang terletak di seberang kelas Choco. Disana ada Hyuka yang lagi asik bercanda sama Putra.
"Hooh, kenapa bang?"
"Kayanya dia suka deh sama lu,"
"H-hah? Ora lah!"
"Iyo yo! Feeling abang sih gitu, "
Arjun itu punya feeling kuat, maklum dia punya kelebihan berupa indra keenam, tebakannya tentang seseorang jarang sekali meleset.
"Ngomong apa sih bang?"
"Gaje deh."
"Ye! Ngeyel lo!"
Hening.
Tapi tiba-tiba-
"CHOCO! TERNYATA KITA ADA PR MATEMATIKA!"
"AYO NYALIN DULU!"
Bayu berteriak histeris dari dalem kelas.
Mampus gue belom ngerjain sama sekali.
¤¤¤
Sore itu, Hyuka sama Choco pulang bareng lagi. Bayu ada rapat OSIS jadi pulangnya belakangan.
"Kak Choco udah makan belum?"
Hyuka membuka percakapan diantara mereka berdua. Choco noleh ke arah Hyuka di sampingnya. Keduanya masih mengayuh sepeda dengan mode santai.
"Belum, kenapa emang?"
"Nah, sebagai tetangga yang baik, Kamal mau traktir kakak buat makan nih,"
Mata Choco berbinar begitu mendengar kata traktir yang keluar dari mulut uwu seorang Huening Kai. Kebetulan perutnya sedang meronta-ronta, mengingat bekal makan siangnya tadi dirampok paksa oleh Putra, sang adek laknat.
"Sebagai permintaan maaf juga sih kak buat kejadian telur pecahnya kakak kemarin Sunday itu."
"Kamal minta maaf, Kak Choco. Kamal bener-bener gak sengaja, waktu itu Kamal dikejar anjing."
Sambungnya polos. Sementara Choco pengen nahan ngakak aja.
Dalam hatinya, pengen banget cubit si Hyuka yang uwu sangad ini.
Pengen marah, tapi ga tega sama tampang unyu-nya
Dek Hyuka.
"Haha, pengennya sih elu beliin gue seri skinker wardah yang terbaru, tapi gapapa lah mal, gue maapin elu kok."
Berusaha ikhlas
Sretttt!
Hyuka ngerem sepedanya, membuat Choco mau gak mau harus ngerem sepedanya juga.
"Loh? Kenapa mal?
"Makasih Kak Choco!"
Hyuka senyum ke arah Choco
Manis banget!
Oleng aku dek!
Oleng!
"Ayo kita makan mie ayam aja kak!"
Hyuka nunjuk-nunjuk warung mie ayam yang terletak di pinggir jalan.
"Kamal lagi pengen mie ayam kak, mau 'kan?"
Kalau ditraktir mah-
Sikattt!
"HAYUK!"
-To be Continue
Dapet Lope lope dari Pak Guru Ganteng nich!
-hope_dy