Namanya Ankarina. Seorang pengangguran yang masih mempertahankan kepenganggurannya. Sampai suatu ketika kalimat panjang lebar kakak laki-lakinya menyadarkannya. "Lo tuh bego apa gimana? Lo dikuliahin biar apa? Lo pikir kuliah pake duit dari mana? Mikir dong mikir bocah! Lo ga liat Bunda tiap hari buka warung makan banting tulang sendiri buat siapa? Biar lo bisa bayar kuliah! Dan lo dengan seenaknya kelar kuliah cuma tiduran di rumah doang gitu? Jadi anak tahu diri dikit dong, masak iya lo nggak mau bales budi ke Bunda gitu? Bunda juga liat lo sukses punya penghasilan sendiri, toh juga itu semua buat siapa? Buat diri lo sendiri juga. Denger ya, terakhir kali gue mau ngomong kayak gini, besok pokoknya lo harus bangun pagi dan cari kerja nggak mau tahu. Ini bahkan udah 6 bulan dari status pengangguran lo yang nggak ada ujungnya itu, mau sampe kapan?" Intonasi Anorezki yang perlahan menurun justru menohok hati Ankarina. Lalu, apakah kesadaran Ankarina mampu bertahan lama? Atau hanya kesadaran diri sesaat? Written by: Ernaya