3 - Yang Kembali Setelah Lama Vakum

12 2 0
                                    

Di Indonesia, orang-orang dikatakan menghabiskan tujuh jam sehari untuk internetan dan sebagian besar waktu mereka berada di media sosial. Seratus enam puluh juta orang-orang ini berselancar tidak hanya untuk bersenang-senang, menghilangkan stress dengan mendapat hiburan, mereka juga mendapatkan segala macam berita dan informasi di dalamnya. Walau diberitahu sesuatu seperti ‘jangan percaya media sosial karena sebagian besarnya berisi kebohongan, gimik, dan wadah untuk mendapatkan uang’ mereka masih saja menggunakannya dan memercayainya, karena mereka hanya ingin mendengar apa yang ingin mereka dengar dan memercayai apa yang ingin mereka percayai. Lagipula, memang seperti itulah cara kerja dunia sekarang.

Seorang wanita cantik dengan gaun biru muda dan topi bundar berwarna senada yang menutupi sedikit wajahnya, berada di salah satu hotel mewah dan sedang menikmati minuman dari gelas kaca dan angin sepoi-sepoi di teras kamar hotelnya. Dia memasang ponselnya tetap seperti itu selama setengah jam dengan kamera menyala. Orang datang silih berganti menyaksikannya. Menembus hingga ratusan orang, hanya untuk melihat rambutnya yang berkibar.

Dia benar-benar nggak berubah, dia masih cantik saja

Sudah sembuh kak, kok sudah mulai?

Ayo kak, spill topinya

Tour kamar dong

Ih, jijik banget. Masih sok laku

Walau berusaha sebisa mungkin mengabaikan setiap komentar yang datang di siaran langsungnya itu, pada akhirnya kesabarannya luntur juga. Di bukanya topi dari atas kepalanya dan wajahnya yang dipasangnya secantik mungkin beberapa saat barusan, berubah menjadi wajah jutek.

“Kalau nggak suka, pergi saja, kenapa masih di sini? Kalian juga masih nonton saja!” dia mengomel. Dia kembali membaca komentar yang masuk secara cepat dan mulai bicara keras dan kasar, “dengar ya! aku nggak pernah bilang aku artis, kan, kalian yang bilang begitu. Dan filmku walau sudah sepuluh tahun pun! Masih laris sampai sekarang.”

Dia tidak berhenti di situ, dia masih terus menggebu-gebu menanggapi semua komentar yang berbondong masuk tanpa kewalahan. “Jangan bicara soal bakat deh, ah rewel, nih buktinya aku juga lebih kaya dari kalian,” logat bugis mulai terdengar jelas.

Makin lama makin banyak-lah yang datang. Semakin dia mengomel seperti itu semkain orang juga ingin melihatnya. Dia, Indira Ganes, seorang artis yang telah vakum lima tahun yang lalu. Semua komentar yang ada bisa menjelaskan siapa dirinya lebih baik dari dia sendiri. Dia jelas-jelas diberhentikan dari semua stasiun televisi lima tahun yang lalu karena gangguan anxiety yang menyerangnya, sampai sekarang pun orang juga sulit percaya bahwa dia sudah sembuh.

Indira meminum soda dari gelas kacanya. Seorang laki-laki berjalan masuk di belakangnya, berbisik sesuatu, yang terdengar seperti hendak menenangkannya di depan kamera agar tidak berbicara terlalu banyak dan frontal. Nyatanya, perlakuan itu mempan juga membuat Indira sesaat menutup mulutnya dan hendak kembali tampil anggun.

Dilihatnya penonton yang mulai turun, satu per satu pergi dan itu membuatnya lagi-lagi kesal. Otaknya mulai berputar, dan memang ada satu hal yang terus mengganggu pikirannya beberapa hari terakhir membuatnya harus menyembunyikan seringaiannya sendiri pada akhirnya.

“Kalian mau dengar sesuatu?” dia memiringkan kepalanya dan tersenyum manis sekali. “aku juga punya buku yang sedang viral itu,” diangkatnya buku yang tadi tersampir tak jauh darinya, buku dengan cover merah berjudul Tahanan. “Kalian ingin tahu apa yang jauh lebih menarik dari buku ini? Bahwa aku mengenalnya, aku mengenal Perempuan yang menulis buku ini. Benar, Ridea. Lovata. Gea.” Ucap Indira dengan percaya diri dan penuh penekanan. Di lihatnya layar ponselnya agak lama dan kali ini penontonya melibihi biasanya.

Laki-laki yang sedari tadi menemaninya di kamar itu, menoleh ke arahnya. Tatapannya tampak sedikit khawatir, tapi tampak tak ingin ambil pusing kemudian sehingga laki-laki itu memutuskan untuk pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Enigma: Dewi yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang