Queen

287 47 2
                                    

Hari semakin berlalu dan minggu pun kian terlewat. Dua bulan sudah semenjak hilangnya Taehyung.

Jungkook duduk termenung dengan pandangannya yang sendu. Menatap hamparan bunga yang tampak layu karena pengagumnya tak ada lagi datang memujanya.

Rintik airmata jatuh membasahi pipi. Seorang alpha tengah menangisi kerinduannya pada omeganya yang ia yakini dalam keadaan baik-baik saja dan juga sehat. Entah mendapatkan pemikiran darimana Jungkook hingga meyakini hal itu. Berulang kali Jungkook memastikan jika itu adalah insting dari alphanya. Mate nya masih hidup, jadi tak ada yang perlu ia risalah kecuali rasa rindunya yang semakin menumpuk.

Kepulan asap menguar. Membunmbung acak di udara. Bibirnya yang biasa terlihat basah dan merona, kini tampak pucat karena terlalu sering mencumbu nikotin. Jungkook tak punya pilihan lain selain melampiaskannya pada tembakau yang digulung dengan kertas yang rasanya sangat manis. Ia nyaris kehilangan hasrat hidupnya, namun denyut nadinya selalu menegaskan dengan caranya, jika ada denyut nadi lain yang tengah menantinya.

Jungkook menghambiskan hari-harinya dengan kepribadian yang berbeda. Lelah mungkin sudah dia menjadi anak yang pembangkang. Setidaknya untuk satu kali ini ia ingin mengikuti semua kemauan Ibunya. Siapa tahu dengan begitu, bahagia tak perlu susah payah untuk Jungkook gapai.

Satu puntung nikotin jatuh tepat di atas 3 puntung nikotin lainnya. Hari sudah menjelang malam, dan Jungkook ingat jika dirinya punya janji dengan Ibunya. Seokjin mengatakan akan memperkenalkannya dengan seorang omega perempuan yang cantik, dan gilanya Seokjin mengatakan jika kesuburan dari omega itu sudah dipastikan.

Jungkook tersenyum miring di depan cermin, memindai wajah murungnya dan menatanya agar terlihat bahagia secara natural. Jungkook tak mau menghancurkan rencana bahagia dari Ibunya. Sampai sekarang Jungkook masih belum menemukan titik terang alasan dari Ibunya yang begitu sangat membenci pendampingnya, Taehyung dan ingin sekali menyingkirkannya.

Acara makan malam mewah sudah ditentukan. Jungkook hanya tinggal datang kesana dan mengulas senyum santun penuh wibawanya, menyambut takdir rancangan dari Ibunya. Jujur ini rasanya sangatlah sesak. Tapi Jungkook tak punya pilihan lain selain menerima uluran semesta yang ingin mengajaknya bermain lebih lama.

Di restaurant bernuansa Jepang, Jungkook pikir ia datang lebih awal dari jadwal temu yang sudah diatur oleh Ibunya. Ternyata Jungkook salah. Ketika ia sampai di meja yang sudah di pesan Ibunya atas namanya, Jungkook dapat melihat omega cantik dengan rambut sebahu terlihat begitu sangat lahap menyantap hidangan yang sudah ia pesan terlebih dahulu.

Jungkook mengernyitkan alisnya, menatap tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ibunya tak mungkin salah memilihkan omega itu untuk dirinya kan? Meskipun Jungkook tak berharap benar-benar menginginkan omega lain. Hanya ada satu omega yang pantas bersanding dengan dirinya.

"Hallo Jungkook... lama tidak bertemu.." Sapa Shanum riang. Ya omega itu bernama Shanum, teman sekolah Jungkook saat sma.

Jungkook memindai sekitar, mencari intensitas dari Ibunya. Setahu Jungkook pertemuan kali ini tidak hanya ada mereka ber dua saja, tapi juga akan ada Ibunya.

"Mencari siapa?" Tanya Shanum pada Jungkook seraya berdiri dan lalu menarik satu kursi di depannya, mempersilahkan Jungkook untuk duduk.

Melihat sambutan Shanum padanya, Jungkook seketika tertawa, dan ini adalah tawa Jungkook yang paling lepas setelah kepergian Taehyung. Jungkook tak bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa konyol. Ingatannya tentang Shanum, si omega angkuh yang selalu mengaku beta kembali lagi melintas dalam benak Jungkook.

Jungkook masih ingat ketika dengan beraninya Shanum mengancamnya untuk tidak membocorkan rahasianya jika dirinya adalah seorang omega. Shanum hanya tak mau menikah muda. Dan lalu disuruh melahirkan anak-anak nya. Shanum dikenal sebagai perempuan yang cantik dan santun. Pada usianya yang baru menginjak 12 tahun, Shanum sudah dijodohkan dengan serangan alpha dewasa yang usianya 3 x lipat dari usia Shanum. Dan di sekolah Shanum ingin teman-temannya mengenalnya sebagai seorang beta. Tapi sayangnya alpha yang dijodohkan dengan Shanum masih termasuk kerabat dari keluarga Jungkook, yaitu Changwook.

"Apa yang membuatmu tertawa dasar bodoh! Dengar, apapun yang akan jadi pembahasan di sini nanti aku tidak akan menolak. Jadi simpan semua pikiranmu itu untuk dirimu sendiri Jungkook."

Shanum kembali ke tempat duduknya dan menikmati semua hidangan yang ada di depan matanya. Jungkook yang duduk di seberang Shanum hanya diam memandang tingkah polah Shanum yang masih belum juga berubah dari sejak dulu. Shanum itu omega yang licik. Dan Jungkook sangat tertarik.

Mereka berdua akhirnya larut dalam obrolan nostalgia. Dan ngomong-ngomong Shanum tak jadi melakukan penyatuan dengan alpha Changwook sebab alpha itu telah lebih dulu meninggal. Tapi apa iya.... Jungkook sangat tidak yakin untuk itu.

Lemparan-lemparan kata cemooh membuat Jungkook dan Shanum terus menggulirkan tawanya, dan tanpa mereka sadari sejak tadi ada Seokjin yang mengawasi mereka berdua. Seokjin tak salah pilih menghadirkan Shanum di tengah dilema Jungkook. Shanum punya kepribadian yang riang dan tak terlalu kentara dalam menuntut keinginannya, berbeda dengan Eunha.

Membicarakan Eunha, kini wanita jadi-jadian itu tengah sibuk memulihkan rekaman CCTV di rumah Jungkook yang sudah ia bekukan. Eunha ingin memastikan apakah pada hari di mana ia dan Ayahnya menbawa Taehyung pergi, ada orang lain di sana.

Mayat Taehyung tak ditemukan dan kabar berita jika Taehyung masih hidup juga belum ia dengar. Dan itu semua membuat Eunha nyaris gila karena tak bisa tidur dan terus memikirkannya.

"Maaf Nona... rekaman yang sudah dibekukan tidak bisa dipulihkan lagi." Kata seorang beta yang sudah Eunha bayar mahal untuk hal ini.

Eunha tampak tidak terima. Bagaimana bisa kebekuan itu permanent dan tak ada jalan keluar untuk pemulihan. Eunha menggebrak meja dan coba mengancam beta itu.

"Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus bisa membuka rekaman CCTV itu kembali dasar beta bodoh!" Maki Eunha dan sialnya beta yang bernama Zeea itu malah tersenyum smirk.

Zeea menggeser layar laptopnya yang menampilkan angka-angka dengan bentuk yang aneh membuat sebuah kombinasi. "Jika ada orang yang bisa membukanya, maka aku yakin Nonna sudah tidak berada di depan saya lagi."

Eunha mengepalkan tangannya. Ia paham apa yang dikatakan beta itu. Jika ada yang bisa memilihkan rekaman CCTV itu lagi, maka Jungkook lah orang pertama itu, dan sudah dipastikan tamatlah riwayatnya.

Tapi tak lama setelah wajah Eunha nampak merah padam karena menahan amarah, Zeea memberikan satu kabar yang sontak membuat Eunha kembali terbakar semangat.

Di persimpangan jalan sebelum belokan terakhir di mana lokasi mobil yang Taehyung kendarai meluncur bebas dan terjun ke sungai. Tertangkap satu mobil yang begitu sangat tidak asing bagi Eunha.

"Itu adalah mobil milik Ibunya Jungkook." Guman Eunha.

Senyum iblis Eunha terukir. Ia merasa dihianati dan dipermainkan di sini. Pantas saja Jungkook terlihat begitu sangat tenang, ternyata selama ini Taehyung ada bersamanya. Dan Eunha juga pastikan jika ia akan membalas dendam pada Seokjin karena sudah menghianatinya. Eunha merasa ia sudah dibuang oleh Ibu Jungkook.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang