Dua

22 3 0
                                    

Tepat dua minggu Albi deketin Fia, Dan lagi-lagi Fia galau kesana kesini gegara Albi. Yang ada dipikirannya sekarang, 'Kak Albi suka ngga sih sama Fia.'

Pasalnya Nusa Bangsa mulutnya ngga bisa diem kayak ibu-ibu yang lagi ngerumpi. Ngga bisa sehari tuh adem ayem, ada aja konflik yang dibicarain, dan topik terhangat kali ini adalah 'Fia digantungin Sama Albi.'

Serem ya? Albi kayak psycho, ngga bukan gitu kok. Perasaannya yang digantungin bukan orangnya.

Ya abis mereka udah kayak pasangan banget, tiap hari pulang bareng, istirahat bareng, Albi latihan ditungguin, Fia ada jam tambahan Albi tungguin. Udah kayak couple kan?

Rasanya Fia ingin nanyain langsung to the point ke Albi 'kak kita tuh apa sebenernya apa sih?'

Tapi gengsi digedein, Nyali diciutin dasar cewek.

"Kak Albi."

Albi dan Fia sedang berada di balkon kamar Albi,  Albi Lagi ngerjain tugas dan Fia dengan setianya menemani Albi, Sebenarnya ini karena Albi yang suruh buat temenin dia, manja emang padahal bukan siapa-siapa. 

Iya bukan siapa-siapa.

"Kenapa?" Jawab Albi tapi pandangannya masih tetap ke layar laptopnya.

"Kak liat aku dulu ih."

Mendengar Fia seperti itu akhirnya Albi menghentikan pekerjaannya dan melihat Fia disampingnya.

"Hm?"

"eng-ituu,"

"Ngomong yang bener Fi."

Karena Fia ngomongnya ngga bener, Albi melanjutkan pekerjaannya itu tapi langsung di tahan oleh Fia,

"Bentar aja." Fia memegang tangan Albi yang sedang mengetik.

Albi melihat Fia dengan diam, raut wajahnya mengekspresikan seolah-olah bicara seperti 'buru ngomong apaan elah'

"Fia mau nanya kak."

Albi menunggu lanjutan dari omongan Fia, dengan sabar Albi menjawab ucapan Fia. "Nanya?"

"eung, Kalo-"

"Kalo kamar mandi sebelah mana ya?"

"Itu ada pintu sebelah lemari, itu kamar mandi." Tunjuk Albi, lalu mengejarkan tugasnya kembali,
Melihat Albi yang rada ketus jawabnya, Fia buru-buru ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, sebenarnya ke kamar mandi ini hanya alibi Fia, bukan itu sebenarnya yang ingin Fia katakan. Ia malu untuk berterus terang kepada Albi tentang perasaannya.

Fia melihat kearah cermin, melihat dirinya sendiri. Merapikan poninya yang sedikit berantakan itu, lalu memoleskan bibirnya dengan lipbalm.

'Apa gue ngga cocok sama kak Albi?' Pikirnya, sambil menepuk pipinya pelan.

'Iya kayaknya sih, Fi jangan berharap terlalu tinggi nanti sakit kalo tiba-tiba jatuh.'  Lagi lagi Fia menepuk pipinya.

Setelah bergulat dengan pikirannya, akhirnya Fia keluar di kamar mandi.

***

Albi menutup laptopnya, dan melihat Fia yang keluar dari kamar mandi. "Udah?" tanya Albi.

Fia hanya menjawab dengan anggukan lalu duduk dipinggir Albi, "Kak Albi juga udah beres tugasnya?"

"Iya."

Diam, dua-duanya akhirnya terdiam, bingung memulai percakapan.

"Kak"

"Fi"

Ujarnya berbarengan, "Kamu dulu Fi"

"Ah ngga kakak dulu aja, lagian aku ngomong ga penting." kata Fia sambil cengengesan dan menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal sama sekali.

Albi menatap Fia, kemudian tangan Fia digenggamnya, "Fi, sayang sama saya?" Fia yang kaget ditanya begitu, akhirnya cuman bengong.

"Hah?"

'harusnya gue yang nanya itu ke elo kakkk!' batinnya.

"Kamu sayang sama saya atau ngga?" Tegas Albi sekali lagi.

"heum gimana ya."

Fia melihat Albi yang menatapnya dengan serius, 'Sepertinya muka gue merah banget ini'

"Kenapa nanya itu kak?"

"Ya jawab aja"

Fia bingung, sebenernya ia kaget tidak menyangka kalau Albi akan bertanya itu kepadanya. 'Kalo gue jawab iya gimana ya?' Pikirnya.

Fia terus menunduk, tidak menjawab apapun. Tiba-tiba ada tangan yang memegang pipinya.

"Ayo jawab" Ujar Albi sambil mengelus pipinya.

Fia tidak menjawab tapi pada akhirnya ia hanya mengganguk pelan sebagai perwakilan dari jawabannya.

"Iya?" Tanya Albi untuk memastikan.

"Iya kak." Jawab Fia pelan, 'Aish gue ngomong apa sih, tapi emang bener kok gue sayang kak Albi.'

"Yaudah."

"Udah? Gitu doang?"

Ternyata cuman nanya gitu aja, emang benar ke geeran Fianya.

"Emang mau gimana lagi?" Tanya Albi, Fia menggeleng pelan.

'Fia, Fia jangan berharap terlalu lebih.'

Fia menatap jam di lengan kirinya, arah jarum jam menunjukan pukul empat sore. "Kak, Fia mau pulang dulu ya? udah sore takut bunda nyariin."

"Saya anter."

"Engga usah, Fia pulang sendiri aja."

"Saya anter."

***

Sesampainya di rumah, Fia langsung ke kamarnya ia benar benar tidak percaya apa yang dikatakan Albi saat di depan rumahnya tadi.

"Fi, maaf kalo kamu ngerasa saya gantungin atau apa. Yang pasti saya sayang kamu, Jangan mikirin kata orang ya? cukup mikirin kakak aja deh hehe"

Seorang Albi ngomong begitu, Itu adalah rezeki nomplok karena jarang jarang sekali moment itu, kayaknya Albi kesambet tugasnya tadi deh.

Tapi bodo amat lah yang jelas Fia sekarang hatinya ada banyak bunga, Bunganya bermekaran lagi. Senang, senang, melebihi senang itu yang Fia rasakan sekarang.

'Padahal cuman bilang gini, gue udah segininya. Apalagi kalo gue ditembak sama Kak Albi coba ya? dah jadi calon orang gila gue ckck'  batin Fia.

Tanpa ambil pusing, Fia langsung bergegas ke kamar mandi, untuk melaksanakan ritual sorenya. Setelah itu berganti baju dengan baju tidur doraemon kesangannya.

Lalu tiduran di kasur, kalo kebanyakan cewek biasanya dandan dulu selesai mandi tuh tapi Fia malah langsung ke kasur tercintanya itu.

Diambil lah smartphonenya itu, dan lagi-lagi kejutan dari sang pujaan hati, eh masih calon kok.

Albi
Fi, besok saya jemput jangan telat ya? sarapan dulu juga.
05.10

Tumben bener ngejemput lagi , Ada apa gerangan?

Pasalnya sempat Albi antar jemput Fia seminggu yang lalu tapi karena belakangan ini Albi sibuk dengan kegiatan eskul basketnya yang akan mengadakan pertandingan untuk minggu depan jadi mereka tiap hari latihan setiap pagi dan pulang sekolah.

Mungkin hari ini, hari keberuntungan gue semoga hari berikutnya kayak begini lagi, Aamiin.

Fia
Okey kak, kakak juga jangan kelamaan jemputnya. Kalo lama Fia tidur lagi aja deh😜
05.20

Sembari menunggu balasan dari Albi, lagi-lagi Fia senyum sendiri, Tak apa Albi belum jadi pasangannya yang pasti Albi berada dekat dengan Fia itu udah cukup kok. Pikir Fia.

25/07/2019
20.16 Bandung.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 26, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ALFIALBIWhere stories live. Discover now