Wattpad Original
There is 1 more free part

Part 4 - The Problem

108K 12.2K 6.7K
                                    

FALLING for the BEAST | Part 4 – The Problem

"Kenapa? Kau ingin mengakui Leonidas tidak ada apa-apanya?" –Xander William

*


Lelaki gila. Mereka harus mendarat darurat, tapi yang ia pikirkan hanya kucing jelek itu?! gerutu Crystal dalam hati.

Crystal mendengus, mengalihkan pandangannya dari Xander dan kembali fokus pada helicopter. Enggan menanggapi lelaki menyebalkan ini. Masih ada beberapa menit hingga bahan bakar helicopter ini habis. Crystal bergegas mengirimkan signal SOS, berharap siapa pun, terutama Quinn menjemputnya, sekaligus mempersiapkan pendaratan darurat di air. Bukankah seharusnya ada pelampung yang bisa membuat helicopter tetap mengapung?

Namun, alarm yang makin nyaring membuat Crystal panik. Crystal tidak bisa berpikir. Bayangan helicopter ini akan meledak seketika berkelebat di kepala Crystal. Dia memang berniat menghindari sayembara sialan itu, tapi bukan dengan menuju surga!

"Oh, Jesus! Jika kau menyelamatkanku sekarang, aku akan mempertimbangkan untuk menjadi biarawati!"

Xander menatapnya "What? Kau serius? Lalu sayembara bodohmu?"

Crystal menatap Xander galak. "Mana mungkin aku memikirkan sayembara disaat aku berpotensi ma—"

"Minggir." Xander berdecak, memberi tanda untuk bertukar posisi. "Sejak dulu Leonidas memang hanya ucapannya saja yang besar."

Crystal menatap Xander remeh. Ini bukan mobil yang bisa dikemudikan semua orang, tapi alarm yang terus berbunyi dan tatapan tidak sabar Xander membuatnya tidak memiliki pilihan lain. Segera, Crystal menukar posisinya, berharap memercayakan nyawa pada lelaki sialan ini bukan keputusan yang salah.

Crystal diam dan dipenuhi kekaguman. Bukan hanya bisa, Xander bahkan sangat cekatan. Lelaki ini mengendalikan helicopter dengan mudahnya, bahkan mengaktifkan pelampung secara manual dan mendaratkan helicopter mereka di atas permukaan laut dengan mulus beberapa saat sebelum mesin mati.

Rasa lega menerpa Crystal. Ia menghempaskan badannya ke sandaran kursi, menarik dan mengembuskan napas dengan kasar. Terutama mendapati air laut sedang tenang. Setenang suasana di dalam helicopter begitu alarm mati.

"Ada balasan untuk SOSnya. Bantuan akan segera datang, tapi selama itu kita terjebak di sini," ucap Xander.

Crystal menoleh, menatap wajah serius lelaki itu, mengernyit mendapati hal yang tidak biasa. "Bukankah kau hanya pelayan? Bagaimana kau bisa mengemudikan heli—"

"Kenapa? Ingin mengakui Leonidas tidak ada apa-apanya?"

Crystal mengerucutkan bibir. "Bisakah kau tidak membuatku kesal sekali saja?!"

"Tidak bisa." Binar geli memenuhi mata Xander, hingga jantung Crystal berdegup cepat. Terutama ketika Xander mendekatkan wajah mereka, terlalu dekat hingga Crystal bisa merasakan helaan hangat napas Xander. "Biasanya yang membuat kesal akan diingat."

"Jadi, kau ingin aku mengingatmu?" Crystal memutar bola mata malas-malasan, berusaha keras terlihat tidak terpengaruh, apalagi menunjukkan kegugupannya.

Xander makin mendekat. "Menurutmu?"

Crystal panik. Kurang sedikit saja hingga bibir mereka bersentuhan. Crystal menegang—cukup. "Panas sekali. Sepertinya AC-nya mati," ucap Crystal gelagapan. Segera, ia menggeser posisi, membuka pintu helicopter di sisinya untuk menghindari lelaki ini.

FALLING for The BEASTWhere stories live. Discover now