19. Perubahan divya

281 9 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Ansel membawa Kamelia menuju parkiran sekolah, dengan Kamelia yang terus-menerus  protes tidak terima dengan jawaban Ansel.

"Heh, lo apa-apaan sih?"

"Ansel! Lepasin tangan gue!" ucap Kamelia padanya. Akan tetapi, Ansel seakan tidak mendengarnya dan terus menariknya.

"Eh, lo dengar gue nggak sih? Gue bilang lepas! Lagian ngapain lo bilang kita pacaran!"

"Ans---"

"Diam atau gue cium." Kamelia yang mendengarnya langsung merapatkan bibirnya. Dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang menatap mereka dengan penuh kebencian.

Orang tersebut adalah Claretta. Saat ia bersama kedua temannya sedang menatap Kamelia. Tidak jauh dari mereka berada. Claretta menatapnya dengan penuh kebencian. Awas aja lo! Batinnya kesal.

Claretta yang memegang botol minuman langsung di genggamnya kuat sampai botol tersebut remuk. "Dasar cewek brengs*k! Lihat aja, gue bakal buat perhitungan sama Lo nanti!" ucapnya kesal.

Setelah itu, sesampai Ansel dan Kamelia di parkiran. Ansel melepaskan genggamannya dari tangan Kamelia. Kemudian, dia mengambil helm di motornya dan memakaikannya ke kepala Kamelia.

"Ayo naik," suruh Ansel. Menyuruh Kamelia untuk naik ke motornya.

Kamelia mendengus mendengar perintah tersebut. Lalu, dia pun menaiki motor Ansel. "Benar-benar aneh nih cowok!" Batin Kamelia.

"Pegangan, mau Lo jatuh?" tanya Ansel. Kamelia mendengar itu pun  berdecak kesal, lalu berpegangan di pinggang Ansel. Sedangkan Ansel hanya  tersenyum senang.

Setelah itu, Ansel melajukan motornya meninggalkan sekolah dan membelah jalan yang sedikit nampak sepi. Dia pun membawa motor dengan kecepatan sedang. 

Kamelia merasakan ketenangan di dalam pikirannya, tidak ada suara bising kendaraan atau orang-orang. Karena daerah jalan itu cukup sepi dan jarang ada kendaraan yang lewat.

Kamelia yang duduk di belakangnya pun merentangkan tangannya menikmati angin yang berhembus. Ada kebahagiaan tersendiri saat ia merasakannya.

Ansel yang melihat kamelia dari kaca spion pun ikut tersenyum. Lalu, dia pun melajukan motornya dengan hati-hati agar Kamelia tidak jatuh.

🍂🍂🍂

Keesokan harinya di sekolah. Claretta, Davina dan Zelmira melabrak Kamelia yang tengah menikmati makanannya di kantin bersama Divya.

Claretta mengebrak meja yang ditempati Kamelia sontak membuat semua orang terkejut dan langsung menoleh ke arah meja Kamelia. Semua orang di sana pun mulai berbisik.

"Hey ada apa tuh?"

"Wah, kali ini siswi itu yang jadi korban selanjutnya."

"Dia kalo nggak salah namanya Kamelia bukan? Bukankah dia yang menyiram Claretta pakai jus waktu itu?"

"Jangan-jangan Claretta mau balas dendam sama dia."

"Tontonan menarik nih, jangan sampai lewat."

Akan tetapi, Kamelia hanya diam saja sembari menikmati makanannya. Nggak ada gunanya dia meladeni cewek gila satu ini, pikirnya.

Claretta yang merasa diabaikan pun geram. Lalu, dia pun menarik piring Kamelia dan menjatuhkannya.

PRANG!!!...

"Ups, maaf gue sengaja." ujar Claretta. Sedangkan Kamelia hanya diam dan menatap datar Claretta.

Claretta mulai mendekati Kamelia. "Hey wanita jal*ng! Gue jijik banget ngeliat lo makan disini!" ucapnya sinis.

"Lo seharusnya sadar diri, dasar pengkhianat! Cih, lama-lama gue muak lihat muka sok polos lo!  Kalau cewek kayak gini nih harus diberi pelajaran baru tahu posisinya di mana!" Ucapnya lagi dengan tatapan marah.

"Pelakor kayak dia mah mana ngerti di mana posisi sebenarnya dia," timpal Zelmira. Sembari tersenyum sinis menatap Kamelia.

Tetapi, tetap saja Kamelia tidak menghiraukannya dan fokus menikmati jusnya. Claretta yang melihat Kamelia hanya terus diam pun mulai kesal.

"Perhatian semua yang ada disini! Gue ada sesuatu yang harus gue sampaikan!" teriak Claretta. Mengambil atensi semua orang yang ada di sana.

Semua orang mulai memperhatikan mereka dan menunggu apa yang akan disampaikan Claretta.

"Apakah kalian tahu, Kamelia orang yang kalian puji-puji karena kebaikannya ternyata adalah seorang pengkhianat dan perebut pacar sahabatnya sendiri waktu SMP !" Terang Claretta.

"Gue ada buktinya, kalau kalian nggak percaya tanya aja sama mantan sahabatnya ini!"lanjut Claretta. Lalu menunjuk Davina yang ada di sampingnya. Dan Davina pun mengiyakan pernyataan itu.

Sontak semua orang langsung berbisik-bisik dimana-mana. Mereka menatap Kamelia dengan tatapan sinis dan ada juga tak percaya dengan apa yang telah mereka dengar.

"Ternyata dia cewek jal*ng!"

"Cih, gue jadi nggak selera makan liat dia!"

"Gila banget dah, dia nggak ada hati apa rebut pacar sahabatnya sendiri."

"Kayaknya itu nggak bener deh. Nggak mungkin."

"Aku yakin, kak Kamelia nggak mungkin kayak gitu."

Davina yang mendengar ada beberapa yang masih mendukung Kamelia pun terlihat kesal. Dia pun menambah bumbu kesalahpahaman dan mulai berakting menangis.

"Hiks... gue hanya nggak nyangka aja. Sahabat yang gue percaya ternyata khianatin gue. Hiks...tapi dia dengan teganya merayu pacar gue dan merebutnya. Lalu, dengan teganya dia menyuruh semua teman-teman di sekolah untuk memusuhi gue. Hiks... Gue salah apa Lia? Kenapa lo tega banget sama gue?" tanya Davina. Sembari meneteskan air matanya.

Beberapa orang yang tadinya percaya sama Kamelia mulai beralih percaya sama Davina. Claretta dan Zelmira pun memeluk Davina dan berakting ikut sedih.

"Cih, Aktingnya sampah!" Batin Divya kesal.

Beberapa orang mulai menatap Kamelia sinis. Sedangkan Kamelia lagi-lagi tidak bereaksi dan hanya memperlihatkan wajah dingin dan datarnya, membuat orang sulit menebak apa yang tengah dipikirkan gadis tersebut.

Namun, Berbeda dengan Divya yang sedari tadi menahan emosinya. Akhirnya dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Claretta. Dan—

BYUUURR!.....

Divya menumpahkan kuah bakso ke baju Claretta. sontak membuat semua orang terkejut melihatnya. Claretta benar-benar tidak percaya dengan apa yang telah dilakukan Divya padanya.

Kamelia tertegun melihat keberanian Divya. Lalu dia pun tersenyum melihatnya. 

"Brengs*k!! Apa yang Lo lakuin cewek cupu! Lo mau cari mati hah?!!" hardik Claretta.

"Lo udah gila ya?!!" tanya Davina.

Ray, Dika, dan Bima yang baru saja sampai di kantin dibuat menganga dengan tindakan Divya. Mereka tidak menyangka dengan sikap pemberaninya.

"Wah gila, apa gue nggak salah liat? I-itu divya kan?" tanya Dika.

"Dia gak kesambet kan?" Ucap Bima yang balik bertanya.

"Sungguh sulit dipercaya," gumam Ray.

Mengingat dulu Divya tidak berani melawan Claretta ataupun sekedar hanya melihat orangnya saja. Namun kali ini berbeda, dia berani menentang dan melawan Claretta di depan semua orang.

Ternyata usaha divya untuk berubah nggak sia-sia. Dulunya yang cupu dan pengecut, malah  sekarang berubah seperti seorang ksatria yang pemberani yang melindungi orang di sayanginya.

Revenge the sweet [ Finish ]Where stories live. Discover now