38. Peringatan!

197 7 0
                                    





Seorang gadis terlihat tengah berdiri di perbatasan rooftop sembari melamun. Dia masih memikirkan ucapan laki laki kemarin. Ketika dirinya bertanya siapa yang telah membunuh keluarganya.

Dan pria itu berkata bahwa orang yang menyuruh mereka untuk membunuh keluarga Chanthavy adalah David Adikara. Beliau adalah ayahnya Claretta.

Dia mengepalkan tangannya dan menggeram. "Sial! Gue pastikan kalian akan membayarnya!" Dia menatap tajam ke depan memikirkan rencananya untuk balas dendam. Hingga suatu ide terlintas dikepalanya.

Lalu, ia mengambil handphone di roknya. Kemudian mengetik sesuatu disana. Setelah selesai ia pun menekan tombol kirim.

Dia tersenyum sinis mengingat apa yang akan dilakukannya. "Ini hanya peringatan saja. Kalian akan menerima bayaran yang lebih nanti. Tunggu saja," ujarnya masih mempertahankan senyum sinisnya. Ia pastikan mereka tidak akan bisa kabur darinya. Ingat itu!

Di sebuah ruangan, terdapat seorang pria paruh baya sedang sibuk dengan berkas-berkas di meja kerjanya. Dia nampak fokus sembari membalik halaman-halaman dari dokumen ditangannya.

Hingga aktivitas itu terganggu karena suara ponselnya bergetar pertanda adanya pesan masuk. Ia letakkan dokumennya dan mengambil ponselnya.
Lalu, ia pun melihat pesan yang dikirim kepadanya. Terlihat ia menekuk alisnya melihat pesan tersebut.

Kamu akan membayar kesalahanmu karena telah membunuh keluarga chanthavy

Dia yang melihat pesan itu bingung pasalnya dia sudah menyuruh anak buahnya untuk membunuh semua amggota keluarga itu. Lalu, siapa orang yang berani mengancam dirinya. Kemudian, ia membalas pesan tersebut.

Siapa kamu? Kamu tidak usah main-main sama saya atau kamu akan tahu akibatnya

Setelah itu, ada telepon masuk dengan cepat ia mengangkatnya.

"Halo pak"

"Ada apa?"

"Pak, markas kita diserang orang."

"Apa! diserang? Bagaimana bisa?"

"Tidak tahu pak. Katanya ada dua orang yang menyusup ke markas dan menyerang semua penjaga, pak"

"Bodoh! bagaimana bisa kalian kalah dengan 2 orang musuh sedangkan kalian orang banyak, hah!"

"Sekarang gimana kondisi disana?"

"Kacau pak karena tidak hanya menyerang tapi juga membakar markas kita."

"Apa!" Marahnya.

"Cari pelakunya sampe ketemu secepatnya!" Perintahnya

"Siap pak."

"Sial!" Umpatnya. Ketika panggilan mereka sudah berakhir.

🔥🔥🔥

Dirumah megah itu, seorang wanita tengah bersantai sembari menonton acara televisi. Ditengah kegiatan ia mendengar suara bel rumah berbunyi. Dia merasa heran," siapa yang datang?"

Setelah itu, ia beranjak dari sofa dan berjalan ke pintu utama. Ketika ia membuka pintu, ia melihat seorang kurir didepannya.
"Ada apanya, mas?"

"Maaf bu, apa benar ini bu Rana?"

"Iya, saya sendiri. Kenapa ya?"

"Ini ada titipan buat ibu" ucapnya sembari menyerahkan amplop berwarna coklat.

"Oh terima kasih," balasnya. Dan menerima amplop tersebut.

"Sama-sama bu. Saya permisi dulu." Setelah kurir itu pergi. Dia pun kembali masuk ke dalam rumah dan menatap amplop ditangannya bertanya-tanya.

Kemudian, ia pun membuka amplop itu saking penasarannya. Namun, alangkah terkejut dirinya ketika melihatnya hingga membuat benda tangannya terjatuh. Perasaannya campur aduk saat melihat foto suaminya bersama wanita lain tengah bermesraan. "Ti--dak, in--i tidak mu--ngkin...."

Hari sudah menunjukkan jam 7 malam. Seorang wanita tengah duduk di ruang tamu menunggu suaminya pulang. Dia terdiam memikirkan kejadian tadi siang.

Tak lama terdengar suara mesin mobil dari luar. Setelah itu, terdengar pintu yang dibuka dari luar. Dia yang mengetahui suaminya sudah pulang segera beranjak sambil membawa benda yang sedari tadi ditangannya.

Dia yang melihat istrinya berjalan kearahnya pun tersenyum. "Sayang, aku----" belum sempat ia menyelesaikan ucapannya. Istrinya sudah melemparnya dengan benda yang ada digenggamnya.

"Maksudnya ini apa, mas?" Tuntutnya meminta penjelasan. Ia terkejut karena istrinya yang tiba-tiba membentaknya segera mengambil lembaran foto yang berserakan dilantai.

Dan ia menegang ketika mendapati dirinya di dalam foto tersebut sedang bermesraan dengan wanita lain. "Bagaimana bisa istri saya tahu?" Batinnya.

"Kamu dapat ini darimana?"

"Jadi benar kalo kamu selingkuh dariku, mas"

Dia yang mendengar pertanyaan itu bingung mau jawab apa.

"Jawab aku, mas. Benar kamu selingkuh!"

"Bukan, a--ku, aku nggak selingkuh. Percaya sama aku, Rana. Itu pasti cuma editan."

"Nggak mungkin itu editan. Jelas-jelas itu kamu! Kamu selama ini bohong sama aku, mas!"

"Bilangnya lembur banyak kerjaan tapi nyatanya kerjaan kamu selingkuh!"

"Aku bilang aku nggak selingkuh. Dengarin dulu penjelasan aku Rana. Kamu cuma salah paham!"

"Aku nggak mau dengar alasan kamu!" Ucapnya. Lalu melangkah pergi menuju kamar mereka berada dan menguncinya.

"Arrgggh, sial!" Erangnya sambil menjambak rambutnya kasar.

"Siapa yang berani-beraninya bermain sama saya. Tidak akan saya lepaskan!"

Ia pun mengambil ponsel di saku celananya dan menelpon anak buahnya. "Halo, kamu cari orang yang telah memberikan foto selingkuhan saya kepada istri saya sampai ketemu," perintahnya. "Baik, pak."

🔥🔥🔥

Gimana next, nggak?
Menurut kalian ceritanya gimana?

Seru nggak? Penasaran nggak?
Vote and comment ya, guys!
Thank you for all

💙Love us💙
PUSRI

Revenge the sweet [ Finish ]Where stories live. Discover now