5

23 2 0
                                    

Riuh
By : Lusi

Saat langkah mulai diabaikan
Satu kata sudah jadi tulisan
Menahan amarah yang terlupakan
Menepis segala pembicaraan

Waktu terus berjalan
Tanpa sadar akan kekurangan
Tenggelam dalam omongan
Suara tawa, sedih, makian kini menjadi hinaan

Tak peduli banyaknya hal yang dirugikan
Menetes seperti halnya hujan
Tak akan ada hentinya untuk melawan sebuah roda kehidupan
Namun ilusiku ingin menyampaikan

Tetapi mengapa pikiranku sudah pandai mengabaikan
Seribu bahasa sudah membayangkan
Betapa hancurnya satu kata tak bisa diungkapkan
Mungkin hanya sejuta kata sejenak ikhlaskan

Janganlah melihat siapa yang mengatakan
Sadarlah apa yang dikatakannya dengan sedikit renungan
Namun ilusiku ingin menyampaikan
Tetapi entah mengapa pikiranku sudah pandai menghiraukan

Jangan...jangan...jangan...
Seribu bahasa sudah membayangkan
Betapa hancurnya satu kata tak bisa diungkapkan
Mungkin hanya sejuta kata sejenak ikhlaskan

Cukup semua orang tak peduli banyaknya hal yang dirugikan
Entah sudahlah lupakan
Dan terima kasih untuk kata tak mengesankan
Hatiku mengikis penuh kesabaran

Bergejolak penuh arti untuk meninggalkan
Mengisi ruang kehampaan
Mengukir indah senyuman
Meraih sebuah kesempatan

08/05/2022

Terima kasih banyak yang sudah membaca puisi ini ;)
Maaf ya teman-teman puisinya panjang banget dah hehe dan banyak gak nyambungnya, typonya juga
Maaf banget ya :)
Oh iya jangan lupa di vote, comment Dan share hihi

MungkinWhere stories live. Discover now