25. Masing-masing warna

2.7K 251 230
                                    

Assalamualaikum semua nyaa...

Squel cerita 'imam untuk Ara'

Selamat datang di cerita Nadil...
Tinggalkan jejak vote dan komen kalian di chapter ini...

Jangan jadi readers gelap!

Happy reading!!

**

Lucu dan menggemaskan, dua kata itu mewakili setiap orang yang melihat gus kecil mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucu dan menggemaskan, dua kata itu mewakili setiap orang yang melihat gus kecil mereka... lahir nya seorang calon pemimpin pesantren itu membuat mereka semakin tidak sabar untuk merasakan era kepemimpinan gus kecil tersebut.

Kepulangan ning Amira ke pesantren Ar-Rasyid memberikan kabar bahagia bagi mereka semua ketika gus Fatih mengatakan akan dilakukan acara syukuran untuk penyambutan putra nya di pesantren Ar-Rasyid.

Gus Fatih membantu ning Amira turun dari mobil dengan Hafiz yang terlelap di gendongan istrinya. Pria itu menatap seluruh santri yang sudah beraris menyambut kepulangan mereka. Diujung sana ada Aisyah yang menunggu dengan Azifah dan gus Ihsan juga.

"Saya tidak akan memaksa Hafiz untuk memimpi dua pesantren ning, karena kewajiban sebenarnya adalah di pesantren Ar-Rasyid" ning Amira menyimak perkataan suami nya. Sejak putra nya lahir wanita itu telah bersedih melihat tanggung jawab yang akan di emban oleh putra nya sendiri.

"Ummi bersukur kamu seorang laki-laki" batin ning Amira.

Wanita itu akan menangis jika anak nya perempuan, menjadi seorang anak perempuan sangatlah sulit apalagi anak pertama yang ia lahirkan sudah harus mempersiapkan diri untuk 20 tahun kedepan nanti. Namun seketika wanita itu teringat akan sesuatu yang membuat hati nya gelisah.

"Firdaus, di rumah sakit jiwa?" gumam nya.

**

Acara syukuran hari ini berjalan begitu lancar dengan para kiyai serta orang-orang yang paham agama menghadiri acara ini, ning Amira mendampingi suami nya layak nya sepasang suami istri yang akan berakhir bahagia... sebisa mungkin ia bersikap profesional di hadapan semua orang.

Hafiz yang berada di gendongan gus Fatih tidak terusik sedikit pun dengan karamaian di sekitar nya, ning Amira lelah namun ia takut mengatakan hal itu kepada suami nya... 

Namun tanpa di duga oleh ning Amira, gus Fatih justru izin untuk mengantarkan nya ke kamar agar bisa beristirahat dengan Hafiz, sedangkan pria itu masih memiliki urusan lainnya.

"Istirahat" satu kata itu sudah membuat ning Amira merasa lega.

Di tatap nya wajah putra nya yang begitu mirip dengan suami nya "kamu besar nanti jangan kayak abi kamu ya... cukup wajah saja yang mirip sifat nya jangan."

Ning Amira hanya tidak mau wanita lain merasakan rasa sakit yang sama seperti yang di alami nya apalagi jika itu menantu nya nanti... tidak, ia tidak bisa membayangkan hal itu. Bertahan saja ia sudah luar biasa.

Ikhtiar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang