Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi yang mengoleksi banyak topeng. Baginya, hidup adalah panggung sandiwara yang Tuhan persembahkan.
Men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WAJIB VOTE sebelum scroll 🩷 komennya juga ya 🧸🩷 happy reading 💋
❤︎❤︎❤︎
Han Jean berdiri di hadapan Asa yang duduk di kantin fakultas sambil mengunyah crab ragoon. Di samping Jean ada Athena yang merangkul lengannya.
Athena berjinjit meraih tinggi telinga Jean, "Buruan minta maaf, Jean," bisiknya kemudian. Karena Jean sok keren malah memasukkan kedua tangannya di saku celana tanpa melakukan apa pun.
Setelah semalam Athena dan Jean deep talk, Athena berhasil membujuk suaminya agar mau meminta maaf kepada Asa.
"Aku mau bicara sesuatu, tapi aku takut," ungkap Athena.
Jean menoleh, menerka. "Mau bicara apa? Bilang aja."
"Tapi aku takut kamu marah."
"Bilang dulu, nanti aku yang tentukan marah atau enggak."
"Tuh, kan." Athena menggeleng, "nggak jadi deh."
"Oke aku nggak marah. Apa? Mau bilang apa?"
Athena menatap tepat di mata Jean, "Beneran nggak bakal marah?" tanyanya mengonfirmasi.
"Iya."
"Tentang Kak Asa," ucap Athena. Dengar dirinya menyebut nama lelaki lain, raut wajah Jean langsung berbeda, rahangnya mengeras, dan itu membuat Athena menundukkan matanya menghindar dari tatapan menusuk itu.
Athena mendekat dan mengambil tangan Jean untuk dia genggam. "Tuh, kan, kamu marah." Athena menciut bagai lintah yang ditaburi garam.
"Aku nggak marah, kenapa sama Asa?"
Athena mendongak, mengintip wajah suaminya. Jean bilang tidak marah, tapi tidak dengan rahangnya yang mengeras. Berbanding terbalik.
"Dengerin aku dulu, ya? Jangan mikir yang aneh-aneh."
"Iya, lanjut aja. Aku nggak ada protes dari tadi."
"Tapi kamu kelihatan marah, aku jadi takut."
"Ngomong aja, Sayangku."
Athena makin gencar memainkan jari-jari Jean, dia menunduk sambil bilang. "Jadi aku nggak enak sama Kak Asa, Jean. Dia senior kita, sekaligus ketua organisasi aku. Kamu gebukin dia tempo hari. Kamu nggak ada niat mau minta maaf sama Kak Asa?"
Jean menekan bongkahan emosi yang hampir naik ke permukaan. Dia tidak ingin membentak Athena dan membuat mereka bertengkar lagi. Jean muak harus bertengkar dengan istrinya.
"Ada hubungan apa kamu sama dia? Aku udah tahan pertanyaan ini dari lama," ucap Jean. Benar dia mengatakannya dengan nada rendah, tapi tidak dengan matanya yang mirip sebilah pisau.
