Bab 40

5.5K 1K 452
                                    

"Asad!" Fiqa berlari, memeluk sepupunya itu.

Pria itu mengecup sekilas pipi Fiqa. "I miss you, sist."

"I miss you too!"

Raaya mendongak, menatap Ervano yang bertubuh tinggi jika dibandingkan dengan dirinya. "Are you Fiqa's boyfriend?"

Ervano menoleh ke bawah, ia tersenyum ramah. "I'm."

"I want a boyfriend too." Raaya menatap dengan tatapan memohon.

Ervano terkekeh. Kekehan yang terdengar menyebalkan di telinga Aji. Ia mengusap puncak kepala Raaya. "You are too young."

Raaya menggeleng. "No. I'm seven."

Asad menghela napasnya. "No, Raaya. You are five."

"I hate you!" Raaya menghentakkan kakinya dan berlari pergi. Refleks, Fiqa dan Asad yang disusul oleh Ervano, mengejarnya.

"Guys! This is my friends!" Aji memperkenalkan teman-temannya pada para sepupunya.

Dalam Bahasa Inggris yang fasih, Aishah berbisik, "Lihat gadis itu, dia kekasih Aji tetapi dia tidak suka saat aku memeluknya."

"Aku akan memeluknya, kalau begitu," ucap sepupu perempuan Aji yang lain. Tanpa ragu, ia menghampiri Aji dan merangkul pinggang lelaki itu.

"Aishah," panggil Arnaldo.

Gadis itu menoleh.

"Foto? With me..? Ayo we foto berdua...?" tanya Arnaldo dengan terbata.

Aishah menoleh pada Damar. "Sorry, Damar. I don't understand."

"Do you want to take a picture with him?"

Kini, Aishah tersenyum. "Oh.. sure!"

Detik berikutnya, Aji beralih menjadi seorang fotografer untuk teman-temannya. Karena ulah Aishah, para sepupu Aji dari keluarga Mel itu tidak ingin berfoto dengan teman-teman perempuan Aji. Fanya adalah alasan mereka menolak ajakan foto.

"Aji, congratulation!" Ken, sepupunya yang tinggal di Singapura itu memberi selamat. Disusul oleh sepupu-sepupunya yang lain.

Mel datang, memberitahu anak-anak itu untuk kembali ke ruangan dan kembali keluar saat tim sekolah Aji kembali ke lapangan. Mereka pun menurut.

Tunggu. Ruangan?

"Ma, ruangan apa?" tanya Aji, bingung.

"Oh, kemarin Om Rendra ke sini, bantu Mama untuk siapin satu ruangan khusus buat suppoters dari kita."

"Mereka ke sini, ada acara apa?"

"Gak ada. Mama iseng aja, minta mereka ke sini. Ternyata mereka mau. Ya udah."

Aji menunjukkan ekspresi terkejutnya. "Uncles sama aunties dateng juga?"

"Iya, ayo ikut ke ruangan kalau mau ketemu."

Lelaki itu meminta teman-temannya untuk menunggu selagi ia pergi menemui para om dan tantenya.

"Fan, kayaknya lo gak bisa ya sehari aja gak bersikap lebay di depan Aji? Nunjukin sifat cemburu lo di depan sepupunya langsung, lo kira lo oke? Alay tau, gak?" sinis Damar.

Beruntung, hanya ada dirinya, Arnaldo, Sean, Fanya dan Rania di sana. Jadi, tidak ada yang mengetahui percakapan kelimanya selain mereka sendiri.

"Ya udah, sih. Itu tanda kalau gue sayang sama Aji." Fanya membalas dengan ketus.

WasanaМесто, где живут истории. Откройте их для себя