Chapter 24

33 3 0
                                    

Brakkk! bu Nara membanting pintu mobilnya dengan sangat keras. Dia baru saja kembali dari dinas di luar kota, garis-garis hitam yang nampak di sekitar matanya seolah mengisyaratkan bahwa dia harus lekas beristirahat.

"Aku benar-benar lelah, sepertinya aku harus segera berbaring di tempat tidur." Dia memegangi kepalanya.

Bu Nara ingin cepat-cepat masuk ke rumahnya, namun beberapa orang yang tak dikenal tiba-tiba saja datang menghampiri. "Siapa kalian?" tanya bu Nara was-was.

Salah satu di antaranya mendekat lalu dengan cepat membekap mulut bu Nara dengan kain, kemudian menyeretnya masuk ke dalam mobil.

***

Mobil yang membawa bu Nara berhenti di tepi jurang. Para penculik itu memaksa bu Nara untuk turun, bahkan mereka tak segan-segan menyeretnya.

"Ayo cepat!" Bu Nara didorong begitu saja ke tanah, dengan tangan yang masih terikat.

"Lepaskan! Apa sebenarnya mau kalian?!" sergahnya.

"Tanyakan hal itu kepada bos kami," ujar salah satunya.

"Siapa? Siapa yang mereka maksud?" pikir bu Nara. Tiba-tiba sebuah mobil datang dari arah yang berlawanan, mobil tersebut diparkirkan tak jauh dari lokasinya berada. Bu Nara masih mengamati mobil itu dan betapa terkejutnya dia saat melihat pak Derawan keluar dari dalam mobil dan sekarang sedang menuju ke arahnya.

"Sepertinya akan ada yang mati hari ini." Pak Derawan tersenyum seringai. Ia kemudian berjongkok lalu menampar bu Nara dengan sangat keras.

Plakkk! "Kembalikan semua uangku! Jangan harap bisa hidup tenang sebelum mengembalikan uangku," ancamnya.

"Ma-maksudnya?" bu Nara terlihat kebingungan.

"Aku ini tidak bodoh! Aku tahu perbuatan busukmu. Berani-beraninya kamu mengambil seluruh keuntungan dari penjualan X-PIRAD 028 tanpa sepengetahuanku." Tangan pak Derawan terkepal kuat.

"Kamu berurusan dengan orang yang salah," ujarnya. "Sekarang aku sudah tidak membutuhkanmu lagi, jadi sudah waktunya untuk menyingkirkanmu," tambahnya.

Bu Nara lantas melihat ke belakang dan menyadari jika dirinya berada di ujung jurang yang terjal. Salah bergerak sedikit saja, maka akan langsung membuatnya terjun ke laut. Kemudian tanpa ia duga-duga, pak Derawan langsung mencekiknya sampai-sampai ia kesulitan bernapas dan berujung pada kondisi tidak sadarkan diri.

"Urus wanita ini!" Pak Derawan memberi kode tangan kepada ketiga anak buahnya, setelah itu dia berjalan menuju mobilnya dan bergegas pergi dari tempat itu. Ia tidak sadar jika ada seseorang yang merekam semua kejadian tadi.

***

"Ruth, lo yakin rencana ini bakal berhasil?" Dira merasa sedikit ragu.

"Iya, yakin!" jawab Ruth dengan penuh keyakinan. Mereka tidak hanya berdua karena saat ini anak pak Nildan, yakni Rahmaniar Kharisma juga sedang bersama dengan mereka.

"Ruth! Kak Ruth!" panggil Elsa dan Lisa secara bersamaan ketika membuka pintu kamar Ruth.

"Ada apa?" tanya Ruth.

"Rapatnya udah dimulai," ujar Lisa memberitahu.

"Bagus! Dengan begitu rencana sudah bisa dimulai." Ruth terseyum tipis.

THE RED TAIL [Revisi]Where stories live. Discover now