Anak Tangga 02: Adik Difta

33 5 3
                                    

Malamnya semua orang berkumpul di kamar Difta untuk membicarakan apa yang sebenarnya terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malamnya semua orang berkumpul di kamar Difta untuk membicarakan apa yang sebenarnya terjadi. Layaknya sesi introgasi polisi kepada bos mafia kelas berat, Haikal yang menjadi sasarannya.

"Sekarang jelasin apa yang sebenarnya terjadi," kata Bang Jo membuka pembicaraan lebih dulu.

Jaffar pun ikut berbicara. "Kenapa bisa ada cewek di kosan kita?"

Tidak mau kalah, Difta pun menambahkan. "Sedekat apa hubungan kalian?"

Haikal yang mendengar semua pertanyaan tak berkesudahan itu hanya bisa menelan ludah karena tidak diberi kesempatan untuk menjawabnya satu per satu.

"Tenang, Bang." Haikal berusaha tidak panik. "Gue bisa jelasin, tapi satu-satu."

"Alah banyak cing cong! Udah sikat aja!" Sekarang Afdhal yang berseru.

Semua mata sontak memelototi ke arah Afdhal karena merasa apa yang dikatakannya sangat tidak nyambung dengan apa yang terjadi.

"Kita kan lagi introgasi, Dal. Bukan mau ribut sama RT sebelah." Lucas mengingatkan.

Wiranata yang berdiri di depan pintu hanya geleng kepala lelah. "Gue bisa jelasin semuanya."

Semula tatapan semua orang memang fokus pada Afdhal, namun sekarang giliran Winwin yang menerima tatapan itu.

"Tadi pagi gue emang sempet denger ibu kos ngobrol sama Mang Opik," jelas Winwin perlahan. "Singkatnya dia berkata kalau emang mau ada anak magang yang ngekos di sini untuk satu tahun ke depan, apa jenis kelaminnya dan siapa namanya gue gak tahu pasti. Tapi pas gue cerita ke Haikal tadi sore, semuanya terjawab. Ternyata yang mau ngisi kamar 203 itu adalah cewek."

Taha yang baru saja ikut bergabung tiba-tiba mengeluarkan asumsinya. "Mungkin dia saudara ibu kos, itulah kenapa dia diberi kebijakan untuk ngekos di sini."

"Gak bisa gitu harusnya." Dari semua orang, Marfud adalah orang yang paling kontra dengan fenomena hari ini. "Kosan kita kan terkenal sebagai kosan cowok, apa kata orang kalau tau tiba-tiba ada cewek yang ngekos di tempat yang banyak cowoknya? Fitnah akan menjadi hal yang murah dan lumrah kawan!"

"Atau sebaliknya." Bang Jo menimpali.

"Maksud lo?" tanya Jaffar.

Bang Jo menarik napas sebelum akhirnya melanjutkan. "Ya bisa aja sebaliknya 'kan? Selama ini kosan kita dikenal sebagai tempat yang gak asik, gak seru dan ya gitu-gitu aja. Kenapa? Karena setiap hari kita ketemu sama orang yang sama, mana cowok semua iya kan? Nah, mungkin aja dengan kehadiran Amanda bisa mengubah itu semua."

"Ini bukan soal seru atau gak seru, Jo." Sekarang Taha mulai buka suara. "Ini soal reputasi dan fitnah."

Difta mengangguk. "Setuju."

"Jadi gimana dong?" Haikal bertanya pada semua orang.

Tidak ada yang berbicara, semua orang kini sedang tenggelam dalam pikirannya masing-masing untuk berusaha menemukan solusi guna menghindari fitnah tetangga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anak TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang