PART 1

19 1 0
                                    

Happy Reading!!

" Morning Mom, Dad!" Sapa Auristela saat sampai di meja makan, lalu mencium pipi kedua orang tuanya.

"Morning honey!"

"Bagaimana sekolahmu Honey?" Tanya Evrat--daddy Stela.

"Not bad."

"Kamu masih suka buat masalah Honey?" Jasmine-- Mommy Stela.

"Tidak juga, aku melakukannya hanya untuk kesenangan." Ya begitulah Auristela, bukannya takut malah dengan santainya dia menjawab.

"Ya sudah kamu habiskan makanannya ya, Mom harus ke rumah sakit dulu." Jasmine mengecup puncak kepala anak semata wayangnya itu. Jasmine adalah seorang dokter bedah di rumah sakit swasta milik keluarga besar mereka.

"Jaga diri kamu disekolah ya, kurang-kurangi nakalnya. Dad akan pergi keluar kota untuk beberapa minggu ke depan." Evrat pun melakukan hal yang sama seperti istrinya. Lalu mereka berdua keluar dari mansion nya itu.

"Selalu begitu, baru saja aku ingin menikmati kebersamaan tapi mereka sudah pergi lagi." Jujur Auristela sedikit kecewa dengan kedua orangtuanya yang lebih mengutamakan pekerjaan mereka.

Auristela tau itu semua juga semata-mata buat dirinya, tapi bukan uang yang dia butuhkan tapi perhatian. Meskipun mereka masih bertanya bagaimana keadaan putri mereka disekolah, namun tetap saja waktu mereka hanya dihabiskan di kantor atau di luar negeri.

Auristela tidak menghabiskan makanannya dan langsung berdiri menuju garasi. "Nona, kenapa makanannya tidak dihabiskan?" Tanya kepala maid saat melihat anak majikannya langsung berdiri sebelum menghabiskan makanannya.

"Aku tidak lapar." Auristela melenggang pergi begitu saja. Kepala maid hanya bisa menggelengkan kepalanya maklum.

****

"Oh my Gosh Stela, kamu serius akan melakukan itu?" Tanya Xylia heboh.

"Pelankan suaramu itu bodoh!" Auristela mendelik tajam kearah sahabatnya itu.

"Habisnya kamu membuatku jantungan. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi Stela."

"Siapa kau beraninya melarangku?"

"I'm your friend Auristela Leteshia!" Xylia menekan setiap katanya.

"Oh ayolah Xyl, aku tahu kamu khawatir kalau aku ketahuan. Tapi ini aku Auristela, dan itu tidak mungkin terjadi." Ucap Auristela percaya diri.

"Terserah kamu saja Stela, aku hanya bisa mendoakanmu." Auristela langsung memukul kepala Xylia.

"Kamu pikir aku mau uji nyali, Dasar?!"

"Ya setidaknya aku berusaha agar kau tidak ketahuan."

"Aku tidak akan ketahuan Xyl, percayalah!" Auristela meyakinkan temannya itu.

"Stela! Kamu dipanggil ke ruangan Miss Lucy." Panggil teman sekelasnya di depan pintu kelas. Auristela mengangguk singkat lalu berjalan keluar kelas.

Saat sampai di depan pintu ruangan Miss Lucy, Auristela hanya diam tanpa mengetok pintu. Tiba-tiba disamping nya berdiri siluman ular yang kemarin mendahului mobilnya. Auristela melempar pandangan tidak sukanya ke arah orang itu.

"Apa-apaan matamu seperti itu? Mau aku keluarkan?" Orang itu melotot kearah Auristela yang hanya menatapnya datar. Bahkan dia tidak punya waktu hanya sekedar meladeni gadis licik itu.

Pintu pun terbuka menampilkan wajah wanita muda yang sedang menatap kesal ke arah dua siswi nya itu, "kenapa kalian hanya mematung di sini? Kenapa tidak mengetuk pintu hah?"

Auristela hanya diam tak menanggapi gurunya yang super cerewet itu. "Sorry Miss, aku baru saja sampai disini, dia yang sudah berdiri sejak tadi." Tunjuk gadis ular itu ke arah Auristela.

Miss Lucy menghela nafas panjang, "baiklah sekarang Auristela, Zakeisha kalian berdua masuk." Mereka berdua mengikuti Miss Lucy kedalam.

"Ada apa ya Miss Lucy memanggil kami?" Tanya Zakeisha saat mereka sudah duduk di sofa.

"Hari ini kalian ada jadwal kelas dengan Miss kan?" Mereka berdua mengangguk mengiyakan, "Miss sedang ada urusan, jadi kalian tolong bagikan soal-soal ini untuk kelas kalian masing-masing." Lanjut Miss Lucy.

"Kenapa harus aku Miss? Ketua kelas 12A bukan aku." Auristela pikir akan ada apa, ternyata hanya untuk ini.

"Tapi Arsenio sedang izin hari ini Stela, jadi kamu yang Miss panggil."

"Padahal aku bukan perangkat kelas, membuang-buang waktuku saja." Auristela hendak berdiri namun ditahan Miss Lucy.

"Tunggu Stela, ini bawa sekalian." Miss Lucy langsung membagikan soal-soal kepada Auristela dan Zakeisha.

Mereka berdua langsung pamit, ralat hanya Zakeisha.

"Kamu terlalu sombong Stela, kamu pikir kamu penguasa disini?" Zakeisha menarik bahu Auristela kasar.

"Apa masalahmu? Apa kamu terusik dengan kesombongan ku?" Auristela menaikkan sebelah alisnya bertanya.

"Pantas saja tidak ada yang mau berteman denganmu Stela, kau sangat arogan."

"What? I didn't hear wrong? Bukan mereka yang tidak mau, tapi aku yang pemilih. Kamu pikir aku tidak tau, saat kelas 10 kamu ingin menjadi temanku kan?"

"Mangkanya sekarang kamu kesal selama hampir tiga tahun gagal untuk masuk kedalam dunia pertemanan ku." Apa yang Auristela ucapkan sangat benar. Dia sangat tidak suka memiliki banyak teman, apalagi yang hanya mau numpang tenar.

"Kau!" Tunjuk Zakeisha didepan wajah Auristela, "lihat saja akan ku balas perbuatanmu." Ancam Zakeisha  lalu pergi dari sana.

"I'm waiting for, Kei." Ucap Auristela lantang, lalu kembali ke kelasnya.

ARSENIOWhere stories live. Discover now