02. Bahagia Semu

224 56 18
                                    

Klik bintang yang di bawah dulu yuk!!
Habis itu jangan lupa komen2 tiap bagiannya yaa!!!

Klik bintang yang di bawah dulu yuk!!Habis itu jangan lupa komen2 tiap bagiannya yaa!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca

***

02. Bahagia Semu

Bagi Savira kebahagiaan yang selama ini ia dapat hanyalah kebahagiaan yang semu. Bukan karena ia tidak bersyukur atas segala nikmat yang telah Tuhan beri padanya, namun entah mengapa apa yang nampak dan publik lihat bukanlah yang sesungguhnya Savira rasakan. Hanya sudut bibir yang terangkat membentuk senyum, namun hati terasa kosong dan hampa, pikiran pun sering kali entah sedang berkelana ke bagian penjuru dunia yang mana.

Jika mengingat tentang perjalanan hidupnya membuat Savira tersenyum dengan sendirinya. Lebih tepatnya senyum ejekan untuk dirinya sendiri. Bukankah semuanya saat ini palsu? Rekan kerja, bahkan keluarga maupun dirinya sendiri juga nampak palsu. Mungkin hanya satu yang tidak palsu bagi Savira. Senyum tanpa dosa milik Maura yang selalu membuatnya kembali kuat menanggung beban yang ada.

"Mama sedang apa?" Tiba-tiba lamunan Savira buyar saat mendengar suara dari putrinya. Savira yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk kopi hitam di cangkir yang sudah tidak lagi mengepulkan asap itu bergegas melarikan padangan pada sosok Maura yang tengah berjalan menghanpirinya dengan kedua tangan mengucek mata.

Melihat Maura yang mulai mendekat, membuat Savira segera beranjak. "Anak Mama sudah bangun ya?" Ucapnya lalu mengendong Maura menuju meja makan. "Uh, anak Mama sudah besar ya sekarang!" Lanjutnya sambil mencium gemas pipi Maura yang nampak kemerahan.

"Mama!" Protes Maura namun terus saja menikmati ciuman bertubi-tubi di pipinya.

Setelah mendudukkan Maura di tempatnya, Savira mulai sibuk menyiapkan sarapan untuk putri kecilnya. Saat sedang menuangkan sereal pada mangkung Maura, tiba-tiba putri kecilnya itu membuka suara dengan sebuah pertanyaan. "Mama, hari ini tidak kerja 'kan?" Tanya Maura dengan mata berkedip-kedip masih mencari kesadaran penuh.

Mendengar pertanyaan itu membuat Savira mengalihkan pandangannya dari sereal kepada sang putri yang sudah duduk manis menanti jawaban.

Savira menggeleng ringan sambil menatap putrinya. "Maura mau main apa hari ini sama Mama?" Tanya Savira yang kemudian melanjutkan aktivitasnya menuangkan susu pada semangkuk sereal di depannya. "Hari ini Maura boleh main sepuasnya sama Mama." Lanjutnya, lalu menghampiri Maura dengan semangkuk sereal di tangannya.

Melihat Maura yang seolah-olah berpikir sambil melihat langit-langit dan mengerutkan keningnya, membuat Savira gemas dengan tingkah putrinya itu. "Mikirin apa sih?" Tanyanya lalu duduk di samping Maura.

"Eum, bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan keluar rumah? Maura bosan!"

Mendadak senyum Savira pudar, ada sesuatu yang menekan di dada setelah mendengar ucapan Maura. Apakah mungkin Savira bisa mengajak Maura jalan-jalan secara leluasa? Bagaimana jika ada yang mengenalinya dan diam-diam mengambil gambar?

Her SecretWhere stories live. Discover now