Chapter 36

686 89 31
                                    

"Berikut saya tampilkan grafik dari jumlah pasien yang kami terima setiap tahunnya. Dapat kita lihat pada grafik ini, metode pengobatan serta terapi mental yang kami terapkan terbukti efektif pada kesembuhan pasien."

"Setiap tahun, jumlah pasien yang sembuh terus bertambah. Oleh karenanya, saya pikir bahwa dengan metode dan obat yang sama, maka pada klinik mental anak di keempat desa lainnya akan mendapatkan hasil yang sama baiknya."

Kelima Kage peserta para ninja medis pilihan mereka mengangguk. Seulas senyum terukir di bibir mereka masing-masing, tampak begitu optimis dan yakin akan penjelasan dari Sakura. Melihat respon baik yang diberikan membuat gadis musim semi itu ikut mengulas senyum. Setelahnya ia kembali melanjutkan presentasinya. Hingga setelah beberapa saat, para Kage serta ninja medis perwakilan dari keempat desa tetangga mengajukan pertanyaan dan dapat di jawab dengan baik oleh Sakura.

"Dia hebat," ujar sang Tsucikage kepada Kakashi yang kebetulan duduk di sisinya. Pria perak itu mengulum senyum dari balik maskernya, ikut merasa bangga karena baru saja menyadari bahwa seorang gadis yang dulu tidak memiliki kemampuan khusus kini telah bertransformasi menjadi sosok yang membuat siapapun berdecak kagum bahkan hanya dengan mendengar namanya.

"Menurut saya, pembangunan klinik mental anak ini akan memberikan keuntungan secara timbal balik, baik pada desa maupun pada masyarakat. Oleh karenanya, jika para Kage sekalian menyetujui pembangunan fasilitas ini, maka saya bersedia untuk memberikan pelatihan kepada para ninja medis dari masing-masing desa sebelum klinik tersebut beroperasi. Bagaimanapun, kita tidak dapat menampik jika tenaga ahli merupakan pilar utama dari klinik ini."

"Baiklah. Kumogakure menyetujuinya. Untuk peserta pelatihan, kami akan mengirim daftar secepatnya padamu," ujar A, Raikage dari desa Kumogakure. Setelahnya para Kage lain ikut mengangguk, sama-sama mengikuti keputusan sang Raikage.

"Bagaimana dengan fasilitas yang harus disediakan?" tanya Gaara. Sakura mengulas senyum, cukup gugup ketika kekasihnya bertanya langsung pada padanya.

Langsung saja gadis itu menampilkan sebuah gambar yang merupakan denah klinik mental anak di Konoha. Ia menjelaskan ada berapa ruangan yang akan dibutuhkan serta apa saja alat-alat penunjangnya. Semua orang begitu fokus pada penjelasan Sakura, hingga atensi mereka beralih ketika seseorang mengetuk pintu dan membukanya dengan lembut.

"Permisi, para Kage sekalian."

Sakura dan Gaara sama-sama mematung kala mendapati presensi seorang pria yang cukup berumur di ambang pintu. Keduanya saling bertatapan sejenak, seolah tengah memikirkan hal yang sama saat ini.

"Kuharap aku mendengar alasan yang bagus untuk ini, Tuan Hisobu. Kau bisa lihat sendiri jika saat ini pata Kage sedang berdiskusi, "ujar Temari dengan nada dingin. Wajahnya mengetat, menampakkan ekspresi tak suka secara terang-terangan padanya.

Di sisi lain, Hisobu menyeringai tipis. Ia membungkuk sejenak kemudian melangkah memasuki ruangan lebih dalam. 

"Maafkan saya, Temari-dono. Hanya saja, saya tidak sabar untuk membagi kabar bahagia dari desa kita kepada para Kage," ujarnya tanpa melunturkan senyum- yang entah bagaimana justru membuat Sakura mual melihatnya.

Tepat di meja para Kage, ia memberikan empat buah amplop berwarna coklat dengan hiasan pita emas. Semua orang sontak membulatkan mata ketika menyadari tulisan yang menghiasi amplop tersebut. Seketika wajah Gaara mengeras, bersamaan dengan melayangkan tatapan tajam padanya.

"Apa ini?" tanya Gaara dengan nada bicara yang berat. Para Kage saling memandang, cukup bingung dengan situasi tak terduga seperti ini.

"Seperti yang anda lihat, Kazekage-sama. Kita tidak mungkin tidak mengundang para Kage ke pesta pernikahan anda dengan putriku, bukan?"

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now