01. Gadis yang ketakutan

68 8 3
                                    

Dinginnya angin malam yang terasa sampai menusuk ke tulang-tulang, ditambah lagi gelapnya malam yang diiringi suara-suara binatang membuat suasana terasa mencekam. Itulah yang dirasakan gadis cantik bernama Caramel. Ia baru saja pulang dari pesta ulang tahun temannya.

Kakinya terus melangkah ditengah keheningan malam. Walau sedikit takut berjalan sendiri, Caramel tetap berusaha tenang. Namun, ketenangan yang berusaha Caramel bangun runtuh seketika kala dirinya melewati gang sempit.

Bukan. Bukan gang sempit yang membuatnya ketakutan, melainkan karena ia mendengar suara jeritan dari dalam gang itu.

"Arghh... Ampun! Jangan bunuh saya, argh... Tolong, ini sakit...."

Jeritan nyaring itu lantas membawa Caramel mendekat ke sumber suara. Dengan nyali yang menciut Caramel terus melangkah untuk melihat apa yang sedang terjadi disana. Dirinya memang tidak membawa kendaraan karena jarak rumah temannya yang tidak jauh dari Apartement miliknya.

Bola mata Caramel melebar sempurna kala ia dengan mata telanjangnya melihat sosok pria sedang menguliti wajah seorang wanita. Bahkan menggores-gores, menusuk-nusuk perut wanita itu sambil terkekeh menikmati kesenangannya.

Tubuh wanita itu terkapar tak berdaya dengan berlumuran darah. Dengan sadis pria itu mencongkel mata wanita itu serta menggorok lehernya hingga tewas.

Orang gila! Bukan, dia lebih dari orang gila.

Caramel membekap mulutnya menahan jeritan yang siap keluar. Dirinya rasanya ingin pingsan melihat adegan tersebut didepan mata kepalanya sendiri.

Gadis itu menjatuhkan tasnya, membuat sosok pria yang sedang bersenang-senang merasa terganggu karena suara benda jatuh itu.

Bruk!

"Siapa?" Suara tenang yang berasal dari pria itu membuat Caramel melangkah mundur dengan teratur. Tubuhnya gemetar dengan deru nafas yang memburu kala ia mendengar suara langkah mendekat.

"Apa yang kau lakukan disini, gadis manis?" Sebuah ukiran manis terbit dibibir pria itu ketika melihat gadis yang mengganggu kesenangannya terlihat ketakutan.

"K--kau pembunuh!" Caramel tanpa aba-aba langsung berbalik badan dan berlari kencang meninggalkan pria yang tengah terkekeh itu.

"Berlari lah sejauh mungkin."

***

Setibanya di Apartment dengan nafas yang memburu, Caramel memasukkan password lalu menutup pintu serta menguncinya. Dirinya kemudian bersandar dipintu.

"Gila! Itu orang gila. Please pergi dari kepalaku." Caramel memukul ringan kepalanya mencoba melupakan kejadian yang baru saja dilihatnya.

Caramel lantas jatuh terduduk dengan tubuh yang melemas. Ia berusaha menetralkan deru nafasnya yang tidak teratur. Mengambil napas dalam-dalam lalu membuangnya cepat, ia lakukan beberapa kali.

Selesai dengan urusan pernafasan dan jantung yang menggila. Caramel bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Bayangan adegan pembunuhan yang terus melintas dikepalanya membuat gadis itu segera membasuh wajahnya dengan air di wastafel.

"Dia tidak mengejar ku kan?" Caramel bergumam pelan sambil menekan dadanya.

Caramel buru-buru keluar dari toilet untuk pergi ke kamarnya. Ia segera merebahkan tubuhnya ditempat tidur lalu menarik selimut hingga menutupi sekujur tubuh. Bayangan pembunuhan itu masih saja melintas diotaknya membuat Caramel ketakutan hingga akhirnya menangis terisak-isak. Ia takut pria itu datang membunuhnya.

Alexis | Psychopath (On Going)Where stories live. Discover now