08 - Mengenal Naka

333 47 36
                                    

Hayo siapa yang kangen?? Absen sesuai warna kesukaan kalian yukk!!🥰🦋

Yuk share, vote, dan komen duluu. Udah belomm??🤩🌺🌈

Pasti udah siap spam vote dan spam comment tiap paragraf, kan??💛💛💛

———

JIKA ada yang bertanya bagaimana mendeskripsikan fisik seorang Naka, maka sosok laki-laki yang tampannya Indonesia dan maskulin sekali adalah jawabannya. Terlebih ia memiliki pembawaan diri yang memesona. Aura dan wibawa Purna Paskibraka Nasional 2021 memang melekat kuat di tubuhnya.

"Ayo makan dulu." Suasana kamar Naka yang tadinya hening, berubah saat suara Rianti dari luar kamar terdengar.

"Iya bentar, Ma," balas laki-laki itu cukup kencang. Keluar dari kamar, kemudian berjalan menuju tangga dan menuruninya dengan lari kecil.

Melihat mama, papa, dan kakak perempuannya sudah siap di meja makan untuk makan malam bersama, Naka meledek, "Cie, nungguin ya?"

"Buru Naka ah, lama banget sih udah dipanggilin daritadi," keluh Naya yang justru membuat Naka semakin senang.

"Naik lagi ke atas ahhh," goda laki-laki itu sambil memutarbalikan badan.

"Mas Naka!" tegur Rianti.

Naka terkekeh, lalu kembali turun ke bawah. "Iya, Mamaaaa."

"Duduk, Mas," ucap Sadewa melihat anak laki-lakinya tak kunjung duduk.

Pantatnya omelin aja, Om, susah banget tinggal duduk doang aja nunggu disuruh dulu.

Rianti mengambil satu piring dan menyendokkan beberapa centong nasi ke dalamnya, lalu bertanya pada Naka, "Kamu mau makan apa?"

"Sebenernya udah kenyang, Ma," jawab laki-laki itu tak enak hati. Rianti segera menjawab, "Kok kenyang? Kamu belom makan apa-apa loh."

Naka mengangguk, "Iya kenyang makan hati dikejar cewek-cewek sekolahan mulu."

"Ngawur!" balas Naya kemudian memukul pelan tangan Naka yang duduk tepat di sebelahnya.

Naka meringis, tapi tertawa juga. "Sakit, Mbak," kata laki-laki itu dengan muka teraniaya.

Sadewa menggeleng-gelengkan kepala melihat kedua anaknya. "Sudah, ayo kita mulai makan."

Setelah berdoa yang tentu dipimpin oleh Sadewa, mereka semua mulai menyantap makan malam. Jangan diragukan rasanya, masakan Rianti sudah pasti juara.

"Gimana kuliah kamu, Mbak?" tanya Sadewa memecahkan keheningan.

Naya menelan makanannya terlebih dahulu sebelum menjawab. "Baik, Pa. Lagi sibuk ujian-ujian tapi semuanya aman kok."

"Kamu gimana sekolahnya, Mas?" Kini giliran Rianti yang menanyakan keadaan anak laki-lakinya yang luar biasa.

Naka menghembuskan napas lelah. "Capek, Ma. Banyak banget yang nge-chat jadi bingung mau bales yang mana."

Naya berdecih, "Banyak gaya. Ngebaperin anak doang kamu tuh," ujarnya yang membuat Naka memasang ekspresi terluka.

"Temen-temen kamu, si Ethan, Kai, sama Esa udah lama kayaknya gak kesini," kata Rianti.

Naka terdiam, kemudian berusaha memutar kembali ingatannya. "Baru juga seminggu yang lalu mereka kesini, Ma."

"Ih mama masak soto gini jadi inget Ethan, dia kan seneng banget soto buatan Mama," ucap Rianti.

"Lagi sibuk dia, Ma. Deketin anak Derlangga," jawab Naka sekenanya.

HIPOTESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang