Chapter VII

11 3 0
                                    

"Jean

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Jean. . ."

Pria tanggung itu sudah terlihat jauh lebih baik daripada di persidangan lusa kemarin.

Ida sudah pulang, ia harus mengurus perkebunan yang berada di belakang rumahnya.

Zeke Yeager terbukti melakukan kejahatan fatal, ia didakwa penjara 15 tahun, bawahannya yang terlibat seperti Reiner Braun, Bertholdt Hoover, Marcell Galliard didakwa kurungan 10 tahun.

"Ya?" Jean melirik, kemudian melanjutkan kegiatannya mengasah pedang yang ia pakai ketika bertugas, ia didakwa tidak bersalah dan kembali mendapatkan pekerjaannya.

Kini mereka berdua hanya menikmati angin segar di bawah pohon rindang, [Name] bermain dengan hewan di sekitarnya, ada burung, kupu-kupu, kelinci, tupai, semua dilindungi oleh kerajaan.

Terasa berat untuk mengucapkan sesuatu yang bergejolak di hati [Name].

"Aku harus pulang."

Jean mengehentikan kegiatannya, melihat ke arah [Name] duduk berhadapan.

Lawan bicaranya justru menunduk.

"Apa tidak bisa lebih lama?" Jean harusnya tau, jika terlalu lama berada disini itu membahayakan keselamatan [Name] tapi ia tidak mau berpisah dengan gadis yang sudah menemani sekaligus membantunya.

"Tidak. Aku juga sudah melanggar banyak aturan di negeri ku, aku khawatir Woston tidak bisa menerima ku untuk kembali ke Dreamland." [Name] berkata, sembari ia mengelus lembut badan kelinci.

Padahal, baru kali ini Jean dekat dengan wanita, bukan main yang ditemuinya malah seorang peri, naasnya dia tidak bersama terus menerus. "Mau ke danau? banyak angsa cantik disana."

Jean berusaha menutupi kesedihannya.

"MAU."

***

[Name] memberikan Jean sebuah kalung dengan liontin batu akik berwarna hijau, persis seperti matanya, tali kalungnya ia buat dengan warna coklat madu.

"Simpan ini."

"Aku tidak menerima hadiah perpisahan." berat hati Jean mengatakan itu.

"Jean," [Name] berusaha meraih tangan Jean, lelaki itu menerimanya.

"Jangan kau ucapkan perpisahan [Name]." Pria gagah itu dengan erat menggenggam tangan [Name] ia mencium tangan kanan [Name].

"Aku, aku juga tidak mau, terima kasih Jean kau telah memberi ku perasaan aneh yang tak pernah aku rasakan sebelumnya, tapi kita berbeda Jean aku dilahirkan dari kelopak bunga, bukan dari seorang ibu, aku bukan manusia meski secara fisik aku sama dengan mu, tapi takdir ku adalah seorang Daphne." sesak sekali, [Name] gemetar sembari mengucapkan itu semua.

Jean memeluk [Name] erat, ia sungguh 'tak sanggup. Dia memang gagah, perkasa, kuat dan disegani rekannya tapi entah kenapa jika bersama [Name], Jean merasa bodoh dan lemah kekuatan cinta yang membuatnya seperti itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 06 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ANTAR ATMA; Jean Kirstein Where stories live. Discover now