31. Pembullyan.

10.2K 1.5K 104
                                    

Aloooo!

Lindu Bonbon yah? balu libul 2 hali dah kangen, humph!

Author note : Double upnya entar malam yak jam 11 san!

Typo tandai!
.
.
.
.
.
"Lim kemari!" Max memanggil Lim, pria berdarah korea itu seketika menghadap atasannya.

"Bagaimana bisa orang-orang kita sulit dihubungi?!"

"Saya tidak tau tuan mereka benar-benar sulit dilacak keberadaannya," Lim menjelaskan.

"Kirimkan orang-orang baru kita kesana lagi!"

"Baik!" Lim segera undur diri. Sebelum perkataan Max menghentikannya.

"Aku dengar Elmer sudah datang alangkah baiknya aku kesana lagi untuk menyambut kepulangan cucuku.."

"Perlu saya siapkan mobil tuan?" Lim bertanya.

"Tidak perlu, kau urus saja masalah kita yang lain. Biar aku pergi dengan yang lainnya saja.."

"Baik tuan..." Lim seketika pamit undur diri.
.
.
.
.
.
Hari ini seperti biasa ketika pembelajarannya dengan miss Emma selesai Bonnie akan pergi bermain. Balita itu lantas mengambil timba kecil dan skop. Bonnie memiliki ide ingin bermain pasir ditaman. Beberapa hari ini juga Bonnie tak melihat anaknya onty penyihir itu. Mungkin Isabel sedang di hukum oleh ibunya Bonnie tidak mau peduli.

"Mictel Pedlo mau ikut Bonbon main tidak?" Tanyanya pada katak gemuk yang berada di dalam etalase. Namun tak ada respon suara kwok seperti biasanya mungkin mister Pedro sedang malas bermain.

"Yacudah Bonbon main dulu yah." ia dengan cepat berlari ke arah dapur untuk meminta ijin kepada onty Maria.

Sesampainya di dapur balita itu menarik baju yang dikenakan oleh Maria. Maria pun lekas menoleh ke arah Bonnie. "Ada apa tuan muda?"

"Onty Bonbon pelgi dulu ntal kalau daddy pulang bilang caja Bonbon main di taman..." daddynya itu sedang ada diluar, katanya sih pergi sebentar. Makanya Bonnie harus minta ijin dulu sebelum keluar atau kalau tidak sang ayah akan kebingungan mencari dirinya.

"Baik tuan muda kecil dan tolong bawalah beberapa penjaga tuan muda."

"Ciapp!"

Balita itu kemudian menaiki sepeda listriknya lalu pergi keluar. Sebelum berangkat Bonnie mengarahkan sepeda listriknya ke tempat latihan para penjaga.

"Uncle-uncle cemua mau ikut Bonbon main tidak?!" Bonnie berteriak ke arah sekumpulan pria yang sedang sibuk latihan. Biasanya para penjaga yang belum kebagian tugas maka akan menghabiskan waktunya untuk latihan.

Semua penjaga yang sedang tidak bertugas lantas menoleh. "Saya mau ikut tuan muda!" Bukan hanya penjaga biasa Bonnie yang menjawab, tetapi seluruh penjaga yang kala itu sedang free bertugas juga menjawab serempak.

"Hei tidak bisa! aku yang biasa menjaga tuan muda kecil kalian berlatih saja."

"Tidak! Aku juga ingin menjaganya karena aku sedang free!"

"Akuu!"

"Tidak akuu!"

Bonnie mematung. "Kenapa jadi beltengkal?" Ia berguman. Balita bulat nan gembul itu lantas menepuk jidatnya.

Ia lalu pergi dari sana. Biarlah Bonnie berangkat sendiri daripada nanti para penjaga ribut lebih baik ia berangkat sendiri saja! Bonnie sepenuhnya mengabaikan para penjaga yang sedang fokus bertengkar dan berlalu pergi.

Karena sibuk adu mulut Para penjaga juga tak tau saja bahwa mahluk bulat nan buntal yang telah mereka ributkan itu telah menghilang dan berangkat ke taman sendirian.
.
.
.
.
.
"Naik-naik cepeda loda tiga cenang-cenang cekali!" Seperti biasa balita imut itu akan bersenandung sepanjang jalan.

BONNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang