Shooting Star by Mille

103 3 0
                                    

Challenge : Shooting-star, from Vinacchi

Beberapa taman  kota tidak pernah sepi dari hiruk-piruk dunia. Terutama setiap malam di mana orang-orang melepas rasa lelahnya dari aktivitas kesibukan mereka, sekedar bersantai bersama teman sejawat atau hanya melihat mereka yang berlalu-lalang tanpa arah dan tujuan hingga rasa bosan itu hilang dan lenyap tanpa harus memikirkan pekerjaan yang esok harus diselesaikan. Rutinitas yang selalu berputar-putar pada jalurnya.

seorang pemuda melakukan hal yang sama setiap malamnya, menghibur mereka yang berkunjung ke taman kota hanya dengan senyuman, suaranya yang dilantunkan dengan gembira bercampur petikan gitar yang ikut mengiringi nyanyiannya. Orang-orang hanya mengenalnya sebagai musisi jalanan yang hidup di negeri orang. Pun terkadang pemuda tersebut tidak hanya menyanyikan lagu karangannya sendiri, dia bahkan bersedia mengumandangkan lagu karya milik orang lain sesuai permintaan, walau bayaran hanya dari koin-koin yang dilemparkan padanya tidak sepadan. Tapi dari hasil bermodalkan itulah sang pemuda bisa bertahan hidup. Bagi mereka mungkin sekedar koin tak bermanfaat, bagi sang pemuda tiap koin yang diberikan padanya setiap malam hanya dengan bermodalkan suara dan petikkan dari gitar tuanya adalah hasil kerja kerasnya dari situ ia bisa melakukan apapun yang untuk memenuhi impiannya.

 Hingga pada suatu hari takdir mempertemukan dirinya dengan seorang gadis yang akan membuat jalan lain untuk mencapai jalan impian mereka masing-masing. Pertemuan mereka terkesan biasa, tidak seperti semacam kisah-kisah dalam drama film yang saling bertabrakan ketika sedang berada di suatu kafe dan menumpahkan minuman, atau tanpa sengaja si pemuda menolong sang gadis dari serangan rampok karena barang-barangnya dicuri. Bukan hal itu yang terjadi pada mereka. Melainkan sekedar pertemuan biasa.

 Sama seperti malam sebelumnya, pemuda ini berdiri di dekat kolam air mancur. Bermain bersama sang gitar, sesekali tersenyum jumawa ketika koin demi koin dilemparkan dan menyanyikan lagu sesuai permintaan sang pendengar. Di sisi lain seorang gadis tampak memperhatikan bagaimana pemuda itu bisa setenang itu di hadapan orang yang berlalu-lalang sedangkan ia sendiri memiliki rasa ragu ketika mereka, orang-orang itu memandangnya penuh rasa penasaran.  Gadis ini takut, takut mereka mencemooh dirinya, takut mereka menertawakannya dan memandang dirinya aneh karena apa yang akan dirinya lakukan suatu saat akan membuatnya malu.

Namun satu hal yang membuat sang gadis akhirnya bergerak maju mendekati pemuda yang sedang menikmati permainannya tanpa beban yang memberatkan kedua pundak. Seakan tidak ada beban menghimpit, seakan apa yang dilakukan pemuda itu hanyalah sekedar kesenangan semata. Tidak bukan hanya kesenangan melainkan hal yang lain. Sesuatu yang suatu saat jika itu dicabut jiwa itu akan hilang. Permainan gitar yang hidup, suara nyanyian yang seakan mengalun lembut ibarat doa untuk kebahagiaan untuk seluruh penduduk dunia.

Pelan kakinya digerakkan untuk maju, memeluk erat biola miliknya. Ada gesture keraguan setiap langkah itu bergerak maju, bibir yang digigit kecil demi menghilangkan setiap rasa getar dan hawa panas dingin yang mejalar ditubuhnya.  Pada akhirnya bibir itu terbuka, menyuarakan apa yang ada dalam isi kepala.   

“Permisi!” nada sang gadis terdengar bergetar namun suaranya mampu membuat permainan sang pemuda berhenti hingga kedua mata itu saling bertatapan dan senyuman ciri khas pemuda itu mampu membuat sang gadis terdiam seakan apa yang hendak disuarakan lenyap tanpa bekas.

“Kau ingin merequest sebuah lagu?” pemuda bersuara hangat tanpa beban pun tersenyum ramah, baginya siapa saja boleh memintanya untuk bernyanyi apa saja selama ia mengetahui lagu-lagu dari sang perminta dengan bayaran atau tanpa bayaran sekali pun. 

“Tidak bukan itu.” Cepat-cepat sang gadis menggeleng. Tangnnya memeluk erat biola miliknya. Kepala yang menunduk malu-malu penuh keraguan, alas kaki yang digesek-gesekkan perlahan seperti mematikan putung rokok. “Aku…”

[Chain Fiction Project] Individual ChallengeWhere stories live. Discover now