6

1.5K 149 3
                                    

Waktu pulang pun tiba. Raya segera bergegas bersiap-siap akan pulang.
Namun sayang hujan turun sangat deras. Karyawan yang lain telah pulang dengan mobil mereka.
Apalah daya Raya yang hanya menggunakan bis, ia harus menunggu hujan reda agar bisa berjalan ke halte.

Akhirnya Raya menunggu di sofa lobby kantor.
Kantor sudah sepi dan hanya menyisakan beberapa orang satpam dan tentu saja karyawan rendahan yang tidak memiliki mobil sendiri.

Mondy melangkahkan kakinya akan keluar dari kantor sebelum ia melihat Raya yang sepertinya tertidur di sofa karena menunggu hujan reda.

Ia melirik jam, sudah hampir maghrib dan hujan belum berhenti. Dan akhirnya Mondy berinisiatif akan mengajak Raya pulang bersamanya saja.

Mondy menepuk pundak Raya beberapa kali untuk membangunkannya.
"Hey cewek aneh bangun" ucap Mondy.

"Emh, udah reda ya hujannya ?"

"Belum tapi ini udah mau maghrib, lebih baik lo pulang bareng gue aja" ucap Mondy.

"Gak perlu, gue bisa sendiri kok" ucap Raya.

"Oh gitu, gue rasa hujannya bakalan awet. Ya paling enggak lo bakalan semalaman disini. Kalau gitu selamat menikmati hari lo di kantor" ucap Mondy dan mulai melangkahkan kakinya keluar.

Raya bergidik ngeri membayangkan dirinya akan semalaman di kantor menunggu hujan reda.

Dengan langkah seribu Raya segera berlari menyusul Mondy.
Mondy tersenyum miring dan pura-pura tidak tahu saja bahwa Raya sudah berjalan di belakangnya.

Mondy masuk ke mobil dan mulai menghidupkan mesinnya.
Ia melirik Raya yang masih berdiri di samping mobilnya.
Mondy membiarkan saja, sedikit mengerjai Raya pikirnya. Siapa suruh tadi sok menolak ajakan Mondy.

Sudah lebih dari 5 menit Raya tidak bergeming, dan Mondy pun tidak memberi sinyal kepada Raya untuk masuk.
Akhirnya Raya mengalah dan melangkahkan kakinya menjauhi mobil Mondy.

Mondy yang melihat itu tertawa dan segera keluar dari mobilnya. Mondy menarik pergelangan tangan Raya yang berjalan gontai.

Raya menoleh ke belakang dan menghadap Mondy.

"Kenapa ? Kalau lo gak mau nganterin gue, gak papa kok gue bisa nunggu sampai hujan reda" ucap Raya lirih.

Mondy segera menarik tangan Raya untuk masuk ke dalam mobil dan memasangkannya seatbelt.

Setelahnya Mondy segera melajukan mobilnya keluar dari kantor.

Selama perjalanan hanya hening yang tercipta.
Sampai akhirnya Mondy memecah keheningan itu.

"Rumah lo dimana ?" ucap Mondy datar.

"Jalan Mawar nomor 9" ucap Raya.

Setelahnya tidak ada lagi yang membuka suara.

20 menit perjalanan akhirnya mobil yang dikendarai Mondy berhenti tepat di depan rumah Raya. Saat Raya akan turun, Mondy menahan pergelangan tangan Raya.

"Besok lo gak usah jadi OG lagi" ucap Mondy.

"Maksud lo ? Lo mecat gue lagi ?"

"Bukan gitu, mulai besok lo jadi asisten pribadi gue" ucap Mondy tegas.

"Haaaa ? Ogah gue, lebih baik gue jadi OG aja daripada jadi asisten lo" ucap Raya tak terima.

"Kalau lo nolak jadi asisten gue lo gak usah kerja lagi di kantor gue dan gue bisa buat lo gak diterima kerja dimana pun !" ucap Mondy menampilkan senyum devilnya.

Raya terkejut dengan pernyataan Mondy. Kalau ancamannya nyata maka berakhirlah hidup Raya darimana dia harus mendapatkan uang.
Akhirnya dengan sangat terpaksa Raya pun mengangguk pasrah.

Kisah AkuWhere stories live. Discover now