12. Another Secret

110K 9.4K 2.6K
                                    


Natella membuka pintu mobil putih yang terparkir di depan pagar, dia masuk dengan helaan napas kesal dan keluhan, "Kenapa ngga bilang dari kemarin sih Ka?" Masih keluhan yang sama dengan yang ia ungkapkan di telepon. Arka memperhatikan cewek yang baru masuk itu sebentar, setengah mukanya ditutupi masker sementara rambutnya terlihat lurus bergelombang di bawah hasil catokan.

Sore ini, Natella memakai dress berkera sabrina berwarna biru langit, panjangnya hanya setengah paha, dipadukan dengan tas selempang berwarna putih, berikut sepatu berwarna senada dengan salah satu tas terbaiknya itu.

"Nggak sopan banget kan kalau aku ketemu sama kakak kamu pake masker segala."

"Nat." panggilnya. Cowok yang mengenakan kemeja rapi itu belum melajukan mobilnya, masih memandang ke arah Natella yang sejak tadi buang muka. "Sini aku lihat." Arka mencondongkan tubuh jangkungnya mendekat ke arah Natella. Tanpa persetujuan cewek itu, Arka langsung menurunkan maskernya, sehingga wajah merah-merah Natella yang habis kena 'vampire masker' kelihatan. Benar-benar tanpa sentuhan bedak ataupun make-up apapun karena kulitnya sedang dalam keadaan sensitif.

"KAMU BELAJAR GA SOPAN DARI SIAPA SIH?" Natella berteriak kesal, habis Arka dengan kurang ajarnya melepaskan masker yang tadinya menambah sedikit kepercayaan diri cewek itu yang sekarang menghilang sepenuhnya. Natella menanggalkan maskernya dengan pasrah, muka jeleknya yang sempat diejek habis-habisan oleh Ferre psudah kepalang dilihat oleh cowoknya itu.

"Ga jelek kok." komentar cowok itu enteng.

"Tapi ga cantik." Balasnya sewot. "Sifat aku itu udah ga cantik, masa muka aku ga cantik juga?" tanyanya kesal.

Arka tertawa kemudian, memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi. Membuat Natella makin kesal karena cowok ini masih sempat-sempatnya mentertawakan penderitaannya.

"Kamu tuh emang yang paling jahat ya." Natella mengomel lagi. Memang bukan Natella kalau dia tidak mengomel tiap ketemu Arka, apalagi kalau sudah berhari-hari. "Kamu juga tumben-tumbenan mau ngajakin aku ketemu Mas Richard. Pasti karena merasa bersalah gabisa nemenin nonton coldplay kan?" tembak cewek itu lagi, mengungkapkan isi pikirannya.

Kalau sama Arka, Natella memang selalu berani mengutarakan langsung apapun yang ia pikirkan. Lagipula tebakkannya itu berdasar, yang kayak Arka mana mau 'terbuka' cuma-cuma sama dia. Meskipun kemarin Arka berakhir mencuekinya karena mereka berakhir ribut, Natella yakin jika cowok ini tetap merasa bersalah tidak jadi menemaninya nonton coldplay. Makanya Arka membayarnya dengan ini.

She can guess about Arkasa enough. Bukankah Natella sering bilang jika Arka itu 'orang baik'?

"Aku udah ga marah, udah biasa pergi sendirian juga. Jadi nyantai aja." Natella melanjutkan, dia tidak mau membuat Arka terus-terusan merasa bersalah ataupun memikirkan ini. Cewek itu kemudian melirik ke arah Arka karena mobil itu belum juga di jalankan oleh yang duduk di bangku kemudi.

"Gak usah pergi ke Singapore, Nat."

"Ntar aku pikir-pikir lagi." balas Natella malas-malasan. "Kok gak jalan?" tanyanya bingung.,

"Kamu belum pake safety belt." Balas Arka pelan.

Natella memutar bola matanya malas, dia kemudian memasang safety belt dibadannya dengan tidak iklas. Naik mobil sama Arka sebenarnya tidak perlu pakai safety belt, karena cowok itu biasanya mengemudi dengan pelan dan hati-hati sekali.

"Kenapa masih ga jalan?" tanya cewek itu bingung. Arka malah melihat ke dia. "Kenapa?" tanya cewek itu lagi karena pertanyaannya malah diabaikan.

"Itu bulu mata kamu baru ya?" Arka memberikannya respon, dijawab anggukan singkat oleh Natella.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Super Psycho LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang