• About Them : Aldrich Bale •

138K 8.2K 883
                                    

About them itu chapter yang membahas apa aja yang berhubungan dengan tokoh cerita, tapi dengan cara semacam wawancara antara penulis dengan tokohnya.

So, yang pertama, Aldrich Bale.

So, yang pertama, Aldrich Bale

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Hentikan gerakan tanganmu itu," ucapku dengan ngeri begitu Aldrich bermain-main dengan pisaunya. Sungguh, kalau pisau itu dia lempar tepat ke kepalaku, itu bahaya. BAHAYA.

"Cepat katakan apa yang ingin kau ucapkan sebelumnya, sampai memintaku duduk di sini."

Aku mendesah. Kalau dipikir-pikir, Aldrich itu tipe kurang ajar, sebelas dua belas dengan Arkan.

"Baiklah, tapi kumohon untuk duduk dengan tenang. Masukkan pisaumu itu ke dalam jaket, lalu aku akan mulai membacakan apa yang ingin aku dan pembaca ketahui."

Aldrich menurut, memasukkan pisau lipatnya ke balik jaket dan memandangku dengan matanya yang biru.

Aku teringat akan ucapan Yura tempo hari, soal Aldrich itu mirip beruang kutub. Kuat, besar, dan putih.

"Apa?" tanyanya.

Aku berdeham, menunduk untuk melihat catatanku. "Yang pertama, mengapa kau bisa jatuh cinta pada korbanmu sendiri?"

Aldrich terlihat mendengus. Lihat? Dia sama sekali tidak sopan.

"Kau pasti tahu karena kau yang menulis kisahku," jawabku.

Andai saja aku psikopat seperti Aldrich, mungkin aku sudah menendangnya dari balkon lantai tiga ini.

"Jawab saja," ucapku ketus.

"Karena dia menarik untukku."

"Itu saja?"

Aldrich tersenyum tipis. "Tentu saja tidak, tidak akan habis jika aku sebutkan satu-persatu. Terlalu banyak alasan yang membuatku jatuh cinta padanya. Namun, dia membuatku jatuh hati dengan mudah.

"Matanya, senyumnya, lalu suaranya jika memanggil namaku. Itulah yang paling aku sukai darinya."

Aku mengernyitkan dahi. Seingatku, Yura sama sekali tidak begitu di awal pertemuan mereka. "Bukankah Yura selalu menatapmu sinis? Jangankan tersenyum padamu, menjawab pertanyaanmu saja dia enggan."

"Kau pikir aku tidak menargetkannya sebagai korban dari lama? Aku tidak sebodoh itu."

Aku mendengus. Iyakan saja, sebab kalau tidak mungkin bibirku bisa dirobek Aldrich dengan pisaunya.

"Yang kedua, apa sebenarnya yang terjadi di Perusahaan Bale?"

Aldrich melirik arlojinya sekilas. "Beritahu saja kepada pembaca untuk membeli versi novelnya, aku malas menjawab."

Aku berdecak. Aldrich benar-benar menyebalkan, aneh mengapa Yura bisa bertahan dengan laki-laki seperti ini.

"Pertanyaan terakhir, jika kalian menikah, kau ingin anak laki-laki atau perempuan dengan Yura?"

"Laki-laki, Yura pun begitu."

"Namanya?"

Aldrich berdecak tidak sabar. "Kau sudah mengunggahnya di Instagram kemarin."

"Jawab saja, Aldrich, jangan banyak protes. Kau terlalu cerewet untuk ukuran seorang laki-laki."

Sedetik kemudian aku terkesiap begitu sebuah pisau melayang dan menancap di sebelahku. Sialan, Aldrich benar-benar keterlaluan.

"Dasar setan," ucapku kesal.

"Aku memang setan, iblis lebih tepatnya."

"Jawab pertanyaanku tadi."

"Baiklah. Jika nanti anakku laki-laki, aku ingin menamakannya Archie. Archie Bale."

***

Jeng jeng jeng, ini Archie.

Mirip sama Aldrich nggak? Wkwkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mirip sama Aldrich nggak? Wkwkwk

Ok, see you:)

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now