Mistake

14.8K 728 47
                                    

Sudah hampir dua minggu setelah kejadian one night stand. Hubungan keduanya tetap seperti biasa meski awalnya terlihat canggung. Niken selalu memasang senyum ceria agar Vero tidak kembali diliputi rasa bersalah.

Vero menghampiri Niken disudut kantin. Pria itu langsung saja menyambar makanan yang baru saja ingin Niken masukkan dalam mulutnya. "Vero ... kau ini selalu saja seenaknya!" sungut Niken.

Vero hanya tertawa setelah menelan siomay milik Niken. "Salah sendiri, kenapa tidak menunggu ku selesai mata kuliah. Kau malah asik makan di sini," jawab Vero acuh.

Niken hanya menatap jengah lalu kembali sibuk memakan siomay di piringnya. Vero mengernyit memperhatikan wajah gadis di depannya terlihat lebih tirus dengan kantung mata menghitam.

Niken menegang saat pipi kanannya di sentuh lembut. "Kau terlihat lebih kurus. Apa kau masih memikirkan kejadian malam itu?" tanyanya dengan sorot rasa bersalah.

Deg

Deg

Demi Tuhan, Niken sangat gugup jika harus menghadapi tatapan teduh Vero. Debaran jantungnya selalu saja tak terkendali. Padahal itu hanya tatapan kasihan Vero pada dirinya karena telah di tiduri olehnya.

"Kenapa sekarang kau sensitif sekali. Jelas aku yang dirugikan, tapi seolah kau yang menjadi korban." Niken melirik sekilas. "Akhir-akhir ini kafe sering ramai, jadi aku sering pulang larut. Agak wajar jika kondisi tubuhku menurun."

"Sudah kubilang, lebih baik kau bekerja di perusahaan Ayahku saja. Aku bisa memintanya memberikan posisi yang tepat sesuai pendidikanmu. Ayolah, kali ini kau menurut." Vero sedikit memaksa.

Niken menggeleng pelan, "Jawabanku masih tetap sama, aku tidak mau. Lagi pula aku masih nyaman dengan pekerjaanku."

"Tapi ..."

"Baiklah, aku mau jika ...." Niken menatap Vero tak terbaca. Pria itu tersenyum kecil menantikan jawaban Niken.

"Jika ..... kau sudah memiliki perusahaan sendiri dari hasil jerih payahmu." Niken tertawa lepas melihat perubahan wajah Vero yang kini cemberut.

"Sudahlah, jangan bahas apapun lagi tentangku. Bagaimana dengan perkembangan pendekatanmu, apa dia sudah mulai masuk dalam jeratanmu?"

Vero hanya terdiam menggeleng pelan, "Entahlah, mungkin dia memang bukan jodohku. Bahkan untuk melirik pun dia tidak sudi."

Niken melihat kesedihan dari mata teduh milik Vero. "Sepertinya Monica belum tahu siapa dirimu yang sebenarnya. Jika dia tahu siapa Ayahmu, kurasa dia langsung menerimamu."

Vero menggeleng lagi. "Aku tidak ingin menggunakan cara itu. Aku ingin dia sepertimu. Kau tetap bersamaku meski tanpa tahu latar belakangku. Paling tidak aku ingin dia memandangku tanpa embel-embel nama besar Ayahku." Vero berharap.

Meski tidak yakin dengan keinginan Vero, Niken tetap menyemangatinya. Niken tahu benar, Monica Utami adalah gadis yang terkenal dengan kedekatannya bersama pria-pria kaya dan berkelas. Wanita itu pasti dengan senang hati membuka tangannya untuk pria seperti Vero.

Dengan wajah tampan dan orang tua yang terpandang Vero bisa dengan mudah mendapatkan wanita macam Monica.

Karena bagi Monica, setampan apa pun pria yang mengejarnya jika tidak mempunyai apa-apa, tidak akan pernah membuatnya luluh.

Friendsh*tWhere stories live. Discover now