Shaddan || 2

88.3K 7.1K 853
                                    

Shaddan tak pulang ke rumah nya. Namun ia singgah ke rumah kosan teman nya.

Di dalam rumah kosan sudah ada teman-teman sekolah nya yang tengah bermain kartu remi.

"Eh si kunyuk, malem-malem kesini. Tumben lo?" tanya salah satu dari mereka.

Shaddan tak menjawab melainkan, ia menidurkan tubuhnya di atas karpet. Tanpa adanya bantal untuk kepalanya ia sandarkan.

Mereka hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Shaddan seperti itu. Karena mereka sangat hapal sifat Shaddan seperti apa.

Shaddan memijit pelipis nya yang terasa sangat pusing. Shaddan tak dapat memejamkan matanya karena bayang-bayang Shan bersama kekasihnya selalu menghantui pikiran nya.

Flasback on.

Shaddan dan Rion menyusuri koridor untuk pergi menuju kantin.

Mereka sama-sama membuka kancing seragam sekolah. Dengan begitu mereka berdua menjadi pusat perhatian para siswi-siswi.

"Boleh nggak ya, kalau nanti gue punya istri lebih dari 5," ucap Rion.

"Alah anjir lo sekalian aja embat semua cewek yang ada di muka bumi ini buat lo jadiin istri,"

Rion merangkul pundak Shaddan. "Nah kalau itu ada sih! Gue nggak akan nolak cuy," katanya sembari tertawa.

Shaddan mendorong Rion dengan pelan. "Mata karung lo ah,"

"Mata keranjang kali,"

"Mata karung itu bagi lo nyuk," ujar Shaddan.

"Iya, serah lu aja dah,"

"Lah bocah. Kita 'kan mau ke kantin. Kenapa lo ngajak gue ke toilet. Jangan bilang lo mau grepin gue ya,"

"Idih amit-amit gue grepin lo,"ucapnya. "Udah ayok kita ke toilet dulu,"

Akhirnya mereka pun pergi ke toilet.

Namun belum sampai mereka masuk ke dalam toilet. Shaddan dan Rion mendengar suara dari belakang toilet.

"Siapa?" tanya Rion.

Shaddan tak menjawab. Ia sangat hapal betul dengan suara yang ia dengar.

Mereka mendekat ke asal suara itu. Tetapi ketika mereka sudah melihat dari pemiliki suara yang mereka dengar. Seketika Shaddan terdiam melihat pemandangan yang seharusnya tak ia dan Rion lihat.

Seketika hati Shaddan hacur. Ia mengepal kedua tangan dengan kuat. Napas Shaddan memburu sangat cepat.

Shaddan pergi dari sana dengan perasaan marah, kecewa semua yang yang ia rasakan menjadi satu.

Rion menggeleng kecil dan ia tak percaya jika Shan akan melakukan dan mengecwakan Shaddan seperti itu.

Rion pun mengejar Shaddan.

Akan tetapi Rion melihat Shaddan sedang berkelahi dengan salah satu siswa di sekolahnya.

Rion menghampiri Shaddan. Rion memisahkan Shaddan. Rion melihat wajah Shaddan tampak sangat menakutkan. Bahkan semua yang melihat pun akan merasa takut.

SHADDAN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang