prolog

1.1M 28.8K 3.1K
                                    

Follow Instagram:
@fahmidhien_
@fmoyy_

*

Dara Maheswari.
perempuan cantik yang sekarang tampak gelisah. Dia tidak berhenti mondar-mandir sejak sepuluh menit yang lalu, tampak nya ia menunggu seseorang di gudang ini. ya, gudang--gudang sekolah. Tapi tak lama setelah itu pintu terbuka dan memperlihatkan seorang laki-laki yang ia tunggu-tunggu sejak tadi.

Ceklek!

Dara beralih melihat laki-laki yang terlihat tampan bagi banyak orang. lelaki berpostur tubuh tinggi, hidung mancung, kulit yang terbilang putih, alis tebal, dan jangan lupakan mata nya yang akan membentuk bulan sabit jika tersenyum yang akan membuatnya juga terlihat menggemaskan.

"Ada apa babe? Tumben ngajak aku ketemuan diem-diem begini? Di gudang lagi. Di kantin pada nyariin kamu tuh." Tanya nya sambil tersenyum dan membuat mata nya membentuk lengkungan seperti bulan sabit.

"Arga, aku mau kasih tau kabar buruk--atau baik, yang bikin aku akhir-akhir ini depresi."

"Kabar apa? To the point aja Dar."

"Kabar nya, hubungan kita yang waktu itu...." dara memejamkan matanya dan menarik nafas nya dalam-dalam, berusaha menyampaikan sesuatu yang memang harus di sampaikan meskipun dia tau ini berat tapi harus!

"... membuahkan hasil."

Mendengar itu, lelaki bernama Arga itu tampak speechless. Tak lama ia tertawa hambar yang membuat Dara tambah takut.

"H-ha? Hubungan? Kan k-kita emang punya hubungan? Kamu aneh deh haha." Ucap nya sambil tertawa hambar.

"Ga aku serius. Hubungan kita waktu membuahkan hasil, dan sekarang... aku hamil."

Arga terdiam, berusaha mencerna kata-kata perempuan di depan nya ini. Jantung nya juga mulai tak karuan.

"Gak usah bercanda deh!" Ucap nya.

"Aku serius!"

"Gak kamu bohong!"

"Aku serius Arga bramanta!" Dara meninggikan suara nya sambil mencengkram lengan Arga.

Arga terdiam.

"Kalo gitu anak siapa itu? Kalo anak aku gak mungkin lah! Inget ya, kita cuman ngelakuin nya satu kali!" Ucap nya, kali ini gantian ia yang mengucapkan suara meninggi, di tambah mata nya yang sinis.

Sialan! Dara mengumpat dalam hati nya. Apa kata nya? Bukan anak nya? Hey! Apa dia tidak ingat sehabis melakukan 'itu, ia membangunkan nya tengah malam dan mengulang nya lagi sampai pagi, dan sekarang apa? Dia bilang hanya sekali? Brengsek!

"Kamu bilang gak mungkin? Jelas-jelas ini anak kamu! Aku cuman ngelakuin sama kamu! Dan apa? Cuman sekali? Kamu sadar gak, kamu nyiksa aku sampe pagi ga! Sampe pagi! Dan kamu bilang cuman sekali? Hebat!"

"Ya! Emang! Terus sekarang aku harus apa? Kamu mau minta uang berapa?" Tanya nya.

"Aku gak butuh uang! Aku butuh kamu tanggung jawab ga!" Dan sekarang air mata Dara mulai turun melihat respon Arga. Bagaimana ini? Bagaimana kalau Arga tidak ingin bertanggung jawab? Lalu ia dan calon bayi nya bagaimana?

"Heh! Jangan merasa seolah-olah aku di sini yang salah ya! Inget! Kamu aja yang bego! Udah tau kita abis berhubungan, kenapa kamu gak buru-buru beli obat kontrasepsi?"

"Terus sekarang kamu nyalahin aku gitu?"

"Oh jelas! Itu salah kamu!" Ucap Arga sambil menunjukan telunjuk nya di depan wajah Dara.

"Sebelum itu kan kamu sendiri yang ngeyakinin aku kalo ini gak akan membuahkan hasil? Tapi apa?! Dan kamu juga udah janji bakal tanggung jawab kalo aku hamil."

"Heh, itu cuman janji palsu! Laki-laki mana pun bakal ngomong kaya gitu kalo udah sa*ge berat! Dan kamu juga bego, kenapa mau."

"Brengsek! Pokoknya tanggung jawab!" Dara pun langsung memukul-mukul dada bidang Arga.

"Gak akan! Masa depan aku masih panjang, dan akan belum siap jadi ayah di usia muda."

"Terus aku harus gimana ga? Kamu pikir aku siap? Gak ga! Enggak!" Dada Dara mulai sesak, tubuhnya mulai merosot ke lantai gudang itu.

"Gugurin aja, nanti aku yang bayar."

Sekarang apa? Dengan gampang nya si brengsek itu mengucapkan kata itu? Benar-benar sialan! Brengsek!

"..." Dara tidak menjawab, perempuan itu menangis sambil memegangi dada nya yang sesak. Bagaimana ini? Bagaimana nasib nya? Bagaimana nanti respon keluarga nya? Bagaimana respon orang-orang? Semua itu yang sedang Dara pikirkan.

Arga berjongkok, menyamakan posisi nya dengan Dara. "Gugurin aja, semua masalah seketika bakal selesai. Aku bakal tanggung biaya nya." Ucap nya sambil tersenyum.

Sialan! Brengsek! Di saat seperti ini dirinya masih bisa tersenyum melihat Dara yang menangis terisak di lantai gudang itu? Benar-benar laki-laki brengsek!

TBC
25 Juni 2019 (revisi)

RAGAWhere stories live. Discover now