Soukoku Family: Morning Activities

640 43 3
                                    

Sebuah pagi yang indah di kota Yokohama...

"BANGUN SEMUANYA! AYO BANGUUNN!!! UDAH SIAAANGG!!!!"

Suara seorang wanita menggelegar dari dapur di lantai bawah. Tetangga yang sedang membaca koran dengan tenang langsung tersedak teh paginya.

Perempuan berambut senja yang baru saja berteriak mengentakkan kaki di tangga menaiki lantai dua. Dengan barbar ia mendobrak sebua pintu kamar, memperlihatkan sosok pria yang masih tertutup selimut tebal.

Wanita itu lantas menarik selimutnya tanpa ampun. Ia berteriak lagi dengan nyaring, "Bangun, makarel sinting!! Nanti kau terlambat kerja!!"

"Ugh... Lima menit lagi, Chuuya~" pria itu membalas dengan malas.

Chuuya si istri menendang suaminya, Dazai Osamu hingga terpental dari tempat tidur.

Tanpa mengindahkan Osamu yang rewel karena ditendang, Chuuya pindah ke kamar sebelahnya.

"Yozo! Ayo bangun! Nanti kau terlambat!!" kembali dia berseru.

Si kecil Yozo menggeliat di kasurnya. "Ugh... Lima menit lagi, Ma..."

"Ngga bapak ngga anak, sama aja dua-duanya!" Chuuya lalu menarik selimut Yozo. "Kalau kamu ngga bangun sekarang, Mama ngga kasih kamu uang jajan!"

Perkataan barusan langsung sukses membuat Yozo melompat dari tempat tidurnya.

"TIDAK! MA! JANGAN UANG JAJAN!!!" ia berseru sambil melesat ke kamar mandi.

Chuuya lalu keluar dari kamar Yozo. Dia berniat membangunkan Fumiya juga. Namun, niatnya itu urung ketika melihat Osamu masih ngebo juga di kamarnya.

Sambil ngomel dia menendang lagi suaminya itu dari tempat tidur. "Bangun, bodoh!! Ini sudah sangat siaangg!!!"

"Kalau tidak bangun juga, kau tidak dapat jatah nanti malam!"

Langsung saja Osamu bangun. "TIDAK! CHUU! JANGAN JATAHKU!!!" pekiknya dramatis lalu berlari ke kamar mandi.

Chuuya menatap aksi suaminya dengan wajah datar. "... Sudah kubilang, ngga bapak ngga anak dua-duanya sama saja."

Sementara Osamu dan Yozo mandi, Chuuya beralih ke kamar Fumiya. Saat dia membuka pintu, ternyata gadis kecil itu sudah merapikan tempat tidurnya.

Dengan mata berbinar dan gemas, Chuuya langsung memeluk putri kecilnya. "Aduh... Pintar sekali anak Mama... Ayo, Nak, mandi dulu ya~"

Fumiya tertawa lega. Uang jajannya hari ini terselamatkan.

Setelah Chuuya memandikan Fumiya, ia menata sarapan di ruang makan. Saat itulah suaminya turun bersama Yozo dan sepertinya mereka sedang bercanda.

"Sarapan sudah siap~" kata Chuuya riang saat mereka berjalan ke ruang makan. Osamu dan Yozo yang sedang tertawa langsung bersemangat. Mereka berdua lomba lari ke ruang makan.

Yang berujung insiden Osamu kepentok bingkai pintu karena ketinggian:v

Sarapan pagi yang lezat langsung diserbu mereka berdua. Fumiya bergabung tidak lama kemudian. Saat tengah seru menikmati makan pagi mereka, terdengar pintu ruang tengah dibuka dan seseorang masuk. Ternyata itu adalah Odasaku yang masuk ke ruang makan.

"Oh, Odasaku! Mari, makan dulu sama kita," ajak Osamu yang senang dengan kehadiran kawannya ini.

"Oh, Dazai, gue mau minjem kapur semut. Semut di garasi rumah gue banyak banget cuy."

"Lho, bukannya kemaren lu telen ya itu kapur?"

"Itu mah elu yang makan, Daz..."

"Oh, iya. Baru inget. Gue yang makan, yak?"

"Gue heran kenapa lu masih hidup sekarang."

Ini sungguh pembicaraan yang tidak pantas didengar anak-anak.

Sementara itu di kediaman Akutagawa...

"Selamat pagi, sayang..." sapa Atsushi pada puterinya yang baru selesai bersiap ke sekolah. Ayahnya, yang sedang membaca koran di ruang makan, mengelus rambutnya saat gadis kecil itu sudah duduk manis di ruang makan.

Segelas susu hangat dan roti panggang langsung disambar si kecil Hina. Atsushi sampai terkekeh gemas melihat aksi putrinya.

Mereka sempat mengobrol sebentar sampai terdengar bel pintu berbunyi. "Oh, itu pasti Yozo-kun dan Ivan-kun. Ibu, Ayah, aku berangkat dulu, ya," pamit Hina seraya menyambar tasnya di sofa.

Setelah Hina pergi, Atsushi segera membereskan meja dan mencuci peralatan makan. Suaminya masih setia dengan koran dan secangkir kopinya.

"Sayang, kamu mau makan apa nanti malam?" tanya Atsushi pengertian.

Ryuunosuke tidak mengalihkan pandangan dari korannya. Namun pria itu tetap menjawab, "Tanya sama Hina saja. Terserah dia. Toh, nanti aku ada lembur sampai larut malam. Mungkin baru pulang pukul 11."

Atsushi tersenyum kecut. "Apa kakakku yang menyuruhmu lembur lagi?"

"Yah, begitulah."

Atsushi menunduk, "Ah, begitu, ya? Ya sudahlah. Apa boleh buat, kan?"

Ryuu bangkit dari duduknya, memakai jas kerja, kemudian pamit pada Atsushi.

"Ittekimasu"

"Itterashai...."

Saru kecupan didaratkan Ryuu di pipi Atsushi. "Oh, karena nanti aku pulang larut, mungkin Hina sudah tidur. Makan malamku kamu saja, ya?"

Setelah berbisik begitu, dia langsung ngacir ke pintu depan, meninggalkan Atsushi yang masih loading dengan wajah semerah tomat dan keran air menyala di dapur.

***

Bagaimana? Masih garing, yak? Yaeyalah, baru juga permulaan.

Awal cerita jangan banyak-banyak:v

Oke, kita ketemu lagi di serial selanjutnya. Dadaah...:D

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 14, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BSD Romance StoriesWhere stories live. Discover now