n e t

24.9K 5K 290
                                    

Author POV

Kim Baek-Jeong, atau yang biasa dikenal oleh orang-orang sebagai raja Jinpyeong dari Silla. Pria itu menatap kepergian seorang gadis yang merupakan selirnya dengan tatapan heran, dahinya berkerut dan ia sedang bingung saat ini. "Hei, kau," ucapnya memanggil kasim pribadinya. "Katakan jujur padaku, selama ini bagaimana perilaku Selir Hae Won di matamu?"

"Kalau dimata saya, Nyonya adalah gadis yang baik dari keluarga yang sangat berpengaruh, hanya saja biasanya Nyonya kurang memperhatikan kehidupan pribadinya di istana, dia suka menghamburkan uang dengan berbelanja, dan nyaris tak pernah diam di kamarnya," jawab Kasim Han.

Baek Jeong menganggukan kepalanya sebagai pertanda kalau dia setuju dengan jawaban Kasim Han. "Tapi, apa kau tak melihat kalau ada sesuatu yang aneh di sini?" tanya Baek Jeong. "Semenjak kecelakaan itu, dia menjadi sering diam di kamarnya, bahkan sekarang dia mulai mempedulikan tubuhnya yang kedinginan, dia pun mulai bertindak aneh padaku."

"Biasanya dia tidak berani menatapku maupun berbicara padaku, tapi apa yang terjadi sekarang? Kenapa dia berani berbicara denganku, bahkan lancang terhadapku?" herannya.

"Hamba tidak tahu, Yang Mulia."

"Hm, beri dia satu dayang istana lagi untuk memata-matainya, dan beritahukan setiap aktifitasnya padaku," perintah Baek Jeong. Setelah itu, dia kembali melangkahkan kakinya dan hendak pergi, namun tiba-tiba pria itu kembali terdiam di tempatnya.

"Sebentar, apa Selir Hae Won tidak pernah kebagian jatah kayu bakar?" ucapnya yang kembali bertanya pada sang kasim.

"Jika mendengar dari penuturan Nyonya Hae Won tadi, sepertinya Nyonya tidak mendapatkan kayu bakar dikarenakan posisinya yang merupakan selir kelima, dimana itu berarti kayu bakar lainnya telah habis untuk persediaan selir-selir di atasnya," jelas Kasim Han.

"Apa istana ini semiskin itu sampai selir kelima pun tidak bisa mendapatkan kayu bakar?" kesal Baek Jeong.

Para pelayan sontak menundukkan kepala mereka dalam-dalam saat mendengar nada marah yang keluar dari mulut sang raja. "Maafkan kami Yang Mulia, silakan hukum kami yang lalai dalam mengelola permasalah istana."

"Sudahlah, mulai sekarang mulailah lebih perhatian terhadap kebutuhan para keluarga kerajaan."

"Baik, Yang Mulia."

_________

Hae Won POV

Setelah hari itu, aku selalu mendapatkan kayu bakar dikarenakan diriku sendiri yang selalu datang untuk menagih kayu bakar. Ya, setidaknya setelah beberapa minggu tinggal di dunia ini aku mulai belajar beberapa hal, bahkan diriku juga sudah mulai hafal dengan daerah-daerah sekitar kediamanku.

Hah … aku merindukan keluargaku, apa yang sedang mereka lakukan ya? Jujur diriku juga sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada tubuhku di dunia itu setelah aku terbangun di tempat asing ini.

"Nyonya, ada berita penting dari Yang Mulia!"

Yap, aku tak memiliki cukup waktu untuk memikirkan hal-hal itu. Di dunia tempat aku berada saat ini, terdapat banyak sekali hal yang aku harus pelajari untuk dapat keluar dari tempat ini dengan selamat. Salah satunya yaitu, mencari tahu mengenai hal macam apa yang membuatku terdampar saat ini.

"Berita apa itu?" tanyaku.

"Akan ada jamuan besar dengan keluarga kerajaan, para selir beserta permaisuri akan diundang dalam acara ini."

Nah kan, pusing dah tuh. Aku hanya dapat tersenyum getir mendengar berita menyeramkan ini. Baru berhadapan dengan si raja beserta permaisurinya saja aku sudah berkali-kali kebablasan bicara. Nah ini di depan satu keluarga? Wah, rasanya pingin lompat dari tebing kawan.

Tapi, mari kita bertahan! Semangat Selir Hae Won, karena sekarang aku adalah dirimu, maka aku akan memanfaatkan tubuhmu sebaik mungkin. "Baiklah, bisa kau siapkan beberapa pilihan baju yang sekiranya dapat kukenakan untuk acara perjamuan nanti?" mintaku.

"Bisa, Nyonya. Saya akan pergi mempersiapkannya sekarang."

Setelah dayang tersebut pergi, aku pun memilih untuk jalan-jalan di sekitar kediamanmu sembari memikirkan hal apa saja yang harus kupersiapkan untuk perjamuan tersebut. Sebuah barang yang berasal dunia ini … astaga, mana mungkin aku bisa mengetahui selera mereka mengingat ini sekitar 1500 tahun sebelum jamanku hiks.

"Hei, hei, apa kalian tahu mengenai rumor mengenai mitos di gunung Hwangji?"

Samar-samar aku mendengar suara tersebut, sontak aku langsung menghentikan langkah kakiku, dan berjalan mundur untuk menguping pembicaraan para dayang yang sedang memasak di dapur saat ini.

"Tentu saja aku tahu, rumor tersebut terdengar dimana-mana, bahkan saat aku berbelanja di pasar, semua orang membicarakan masalah itu. Jadi tidak mungkin aku tak mendengar mengenai kisah harimau putih mereka," sahut salah satu dayang.

Sebentar-sebentar, kenapa pembicaraan ini terasa tidak asing. Kurasa aku harus menguping lebih lama lagi, semoga tidak ada dayang istana yang melihat kelakuanku saat ini, kalau sampai mereka melihatnya maka fiks aku akan sangat-sangat malu.

"Harimau putih di gunung Hwangji yang akan memakan setiap orang di wilayah gunung tersebut bukan?"

"Benar, kudengar gunung tersebut sangat berbahaya. Karena itu orang-orang menghindari datang ke gunung itu di siang hari, dan pada malam hari mereka akan memilih untuk bermalam di des—"

"Nyonya, apa yang sedang Nyonya lakukan di sana?"

Aish, dasar.

______

Asek updatean terakhir hari ini~

Astaga, langit di daerah rumahku gelap banget, diriku mendapat firasat bakalan hujan gede habis ini.

Btw gais, sampai sejauh ini bagaimana?

Kasih tau aku tanggapan kalian soal cerita ini yaw, biar kedepannya bisa lebih baik lagi, ehe :v

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Tale Of The Tiger and KingWhere stories live. Discover now