y o s e o t

23.6K 5.1K 485
                                    

Author POV

Baek Jeong melangkah keluar dari dapur Hae Won dengan ekspresi wajah yang tampak kesal. Tatapan matanya itu menajam dan rahangnya mengeras, moodnya terlihat sangat buruk saat ini. Pria itu hendak berjalan menuju kediamannya, namun ditengah jalan, dia berhenti sejenak.

"Kenapa Selir Hae Won tidak mau memasakkanku makanan lagi?" tanyanya tiba-tiba yang langsung membuat Kasim Han gelagapan karena bingung harus menjawab apa. Terlebih lagi melihat raut wajah kesal dari sang raja itu membuat beban dipunggung Kasim Han menjadi berkali-kali lipat.

"Mu-Mungkin karena Nyonya sed—"

"Maaf menyela, tapi saya rasa itu karena Nyonya tidak memiliki daging dan nasi," sahut seorang dayang yang selama ini di beri tugas untuk memata-matai Hae Won.

Baek Jeong menaikkan salah satu sudut alisnya dan menatap bingung ke arah dayang tersebut. "Apa maksudmu?" tanyanya, "jelaskan padaku kenapa dia bisa tidak memiliki nasi dan daging di kediamannya? Bahkan bangsawan dengan kasta terendah sekalipun pasti memiliki nasi dan daging ayam untuk dimakan."

"Kasusnya sama seperti kayu bakar, Yang Mulia. Nyonya adalah selir kelima sehingga ia tidak memiliki cukup kekuasaan untuk mengambil kebutuhan lebih dahulu dibandingkan oleh selir-selir lainnya, karena itu Nyonya selalu kehabisan jatah yang dibagikan dan biasanya para dayang hanya akan membawa pulang sisa sayuran serta daging ikan yang tidak terlalu segar."

Ekspresi wajah Baek Jeong semakin memburuk setelah dia mendengar hal tersebut. Pria itu memijit pelan pelipisnya dan ia menghembuskan nafas berat. "Kasim Han …," panggilnya.

"Iya, Yang Mulia."

"… mulai besok kau memiliki tugas untuk mengantarkan setiap persedian khusus kepada Selir Hae Won. Jangan sampai dia kekurangan apapun lagi," ucapnya, "apa kau mengerti?"

"Baik, saya mengerti."

_______

Hae Won menatap nanar ke arah gerobak-gerobak yang entah sejak kapan sudah berada di teras kediamannya. Di depan gerobak tersebut, tampak Kasim Han yang merupakan Kasim pribadi dari Baek Jeong tengah berdiri sambil menatap Hae Won dengan senyum manis di bibirnya.

Oke, sekarang Hae Won paham dengan biang kerok dari kumpulan gerobak yang entah berisi apa saja ini. Gadis itu hanya dapat menghembuskan nafas panjang sembari memeluk pintu gesernya. "Astaga, kenapa mereka berlebihan sekali, aku memang memerlukan semua ini, namun aku tidak memerlukan sebanyak ini, hiks."

Iris coklatnya menatap ke arah lantai dalam kurun waktu yang cukup lama sebelum akhirnya ia kembali menatap ke arah gerbang pintu masuk kediamannya, dan menemukan empat wanita yang tengah berdiri di sana sambil mengernyit tajam ke arahnya. "Bagus, berkat gerobak-gerobak ini, sekarang aku masuk ke persaingan para selir, mantap sekali."

Selir pertama, Ji Eun, Putri dari mentri keuangan, dan juga merupakan selir yang paling dihormati karena menempati posisi selir pertama. Gadis itu berdecak kesal menatap kumpulan gerobak di teras kediaman Hae Won, terlebih lagi setelah melihat Kasim Han yang mengantarkan gerobak tersebut.

Semua menjadi jelas bagi Ji Eun kalau Jinpyeong lah yang mengirimkan seluruh gerobak tersebut. "Siapa nama gadis itu?" tanyanya dengan nada angkuh.

"Dia adalah Hae Won, Putri dari mentri pertahanan. Gadis itu baru datang ke kediaman ini lima bulan yang lalu, dan biasanya dia tidak pernah terlihat di sekitaran sini karena itu saya kurang memperhatikannya," jawab In Seon Hee, Putri dari mentri sosial sekaligus selir ketiga.

"Akan kuingat namanya mulai sekarang," timpal Ji Eun sebelum akhirnya gadis tersebut memilih untuk pergi dan kembali ke kediamannya.

Di sisi lain, Hae Won yang melihat gerombolan tersebut bubar akhirnya dapat menghembuskan nafas lega. Dirinya lega karena tidak harus memperkuat otot tangannya sebagai persiapan untuk melakukan acara jambak-jambakan dalam rangka cemburu.

Hae Won bangkit berdiri dan memeriksa satu-persatu isi dari gerobak tersebut. Jujur, dirinya sangat tak menyangka melihat semua ini. Gerobak tersebut penuh dengan kayu bakar yang luar biasa banyak, daging ayam, daging sapi, beras hingga segerobak, kemudian sayur-sayuran segar.

"Err … jadi, apa maksud dia mengirimkan semua ini?"

"Tentu saja itu berarti aku ingin kau memasakkanku makanan setiap hari."

Hae Won terkejut melihat ke datang Baek Jeong yang luar biasa tiba-tiba. Dia langsung menundukkan kepalanya sebagai bentuk rasa hormat, ya walau dalam hati sebenarnya dia sedang sumpah serapah karena mendengar ucapan pria itu tadi.

"Cih, kau kira aku babum—"

"Kau bilang apa?"

"Ah, tadi saya bilang, selamat pagi Yang Mulia," ucap Hae Won yang langsung memperbaiki kalimatnya setelah nyaris terciduk berkata buruk mengenai seorang Raja. Untung saja Baek Jeong tidak begitu mendengarnya, kalau sampai ia mendengarnya makan Hae Won yakin kalau kepalanya akan hilang.

"Ya, karena sekarang masih pagi, kau tidak memiliki alasan untuk mengusirku lagi kan?" tanyanya.

"Saya tidak akan berani," sahut Hae Won.

"Baguslah, kalau begitu sekarang kau masakkan aku daging dan nasi, aku lapar."

Ah, sial. Padahal aku masih mengantuk, cih.

=====

HAPPY NEW YEAR ヽ(´▽`)/

Ngogheyy …

Jadi kemaren banyak yang bilang kok pakaiannya kek hanfu bukan hanbok. Jadi begini penjelasannya berdasarkan hasil risetku kawan~

Silla adalah kerajaan tertua di korea, karena itu kebudayaannya pas itu masih ada mirip-miripnya sama China. Pada masa dinasti Silla, bentuk hanbok masih menyerupai baju tradisional Tiongkok (hanfu) yap begitu muehehehe.

Eh iya btw-btw diriku berencana mau ngelanjutin Reverse Card tapi mungkin aku bakal mulai updatenya sekitar semingguan lagi ya …

Daku mau nabung draf soalnya 🤣

Ditunggu ya, aku usahakan secepatnya asal ga ada halangan, ehe :v

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Tale Of The Tiger and KingWhere stories live. Discover now