15. With Rou

2.7K 245 67
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE JUGA KOMEN, OKE?

||||

"Pulang aja, Barbara udah tidur."

Alis Rouvel naik sebelah saat mendengar suatu kebohongan dari Daniel tentang Barbara yang sudah tidur. Bibirnya tersenyum miring sebelum cowok itu melempar tatapan kearah belakang tubuh Daniel.

"Lah, terus yang lagi keluar dari pager siapa kalau Barbara udah tidur? Arwahnya?"sindir Rouvel yang membuat Daniel menggeram pelan.

Jujur, Daniel tidak suka Rouvel. Kelakuan cowok itu sangat belagu dan juga dia selalu membuat putrinya murung. Jangan kira Daniel tidak tahu apa-apa, dia tahu jelas bagaimana kisah sang anak bersama pacarnya ini.

"Ini udah malem,"ucap Daniel sambil melirik Barbara yang saat ini berdiri di sebelahnya.

"Ya emang udah malem, kata siapa masih siang?"

Astaghfirullah, anak ini mirip Devano banget songongnya.

Daniel sudah meringis dan beristighfar dalam hati karena melihat songongnya Rouvel. Sementara Barbara, gadis itu meremas tangannya sendiri karena melihat kelakuan Rouvel kepada Ayahnya.

"Pulang aja kamu, saya gak akan kasih izin kamu bawa anak gadis saya keluar." Daniel mengusir sambil mengibaskan tangannya.

Rouvel berdecak pelan. "Saya udah jauh-jauh kesini, malah di usir. Saya gak bisa pulang gitu aja."

Barbara yang merasa akan ada perdebatan pun akhirnya memegang lengan Daniel, gadis itu tersenyum karena berusaha meredakan emosi Daniel.

"Daddy, boleh ya? Gak akan lama, gak sampai jam sepuluh-"

"Lah, kok? Gue gak jamin kalau lo pulang jam sepuluh tepat,"sela Rouvel sedikit nge-gas.

"Nah, kan! Dia bisa-bisa ajak kamu ke tempat gak bener, Ra. Mending gak usah keluar aja, ya? Diem di rumah, kita nonton series bareng,"bujuk Daniel yang membuat Rouvel mendengus.

Menonton series bersama Daniel memang menyenangkan, tapi keluar dengan Rouvel sangat jarang.

"Daddy, please."

Ah, sialan!

Daniel cemberut sambil mengumpat dalam hati karena melihat puppy eyes Barbara. Pria itu mundur dua langkah sambil memberi tatapan peringatan kepada Rouvel yang tersenyum mengejek.

"Naik motor, Ra." Rouvel menyuruh.

Barbara pun mengangguk, tapi sebelum naik ke motor gadis manis itu memberi kecupan kilat di pipi sang Ayah sebagai tanda pamit.

"Jam sepuluh anak saya harus udah ada di kamarnya!"seru Daniel karena suara knalpot Rouvel sudah terdengar.

"Saya gak bisa jamin ya, Daddy mertua!"

Barbara sontak memukul pelan punggung Rouvel saat cowok itu malah berseru balik kepada Daniel.

Motor pun melaju membelah jalanan komplek Barbara sebelum ke jalan raya. Dengan malu Barbara memeluk pinggang Rouvel dan menyandarkan kepala di bahu cowok itu, matanya terpejam dan senyum tipisnya hadir.

BAROUVEL STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang