Chapter 3

59 8 0
                                    

Tibalah mereka di rumah yang sangat sederhana. Walaupun tidak besar, namun rumah Bella sangat bersih.

Setelah sampai di rumah Bella, Bella menawarkan Molly untuk masuk kerumahnya untuk sekedar minum karena ia telah mengantarkannya sampai rumah.

"Mol sini masuk dulu yuk." Ajak Bella.

"Engga dulu deh Bel, tiba-tiba ibu gw suruh gw beli buah." Tolak Molly secara halus 

"Gila ini rumah kecil banget gw mana betah tinggal disini." Batin Molly

"Yaudah hati-hati ya, sekali lagi makasih banyak ya udah anterin gw." Kata Bella

"Yaudah gw cabut dulu ya, byebye." Jawab Molly lalu melajukan mobilnya.

"Ternyata Molly baik juga ya, dia mau anterin gw dan nolongin gw dari Noera." Batin Bella 

Setelah Molly pergi, Bella masuk kerumahnya dan langsung melepaskan sepatu dan menaruh tasnya di kursi kayu. Kemudian ia pergi untuk memasak makan malam untuk ia dan ayahnya. Setelah selesai masak, ia langsung mandi dan belajar.

Malam hari pun tiba...

Bella sudah selesai belajar, dan ia sedang menunggu ayahnya pulang. 

"Bella, Ayah pulang, hari ini Ayah sangat senang karena dagangan siomay Ayah sudah habis terjual semua." Budi berkata dengan perasaan yang sangat gembira.

"Wah bagus dong Yah, sini Ayah istirahat dulu, biar Bella siapin makan malam kita." Balas Bella.

Setelah itu, Bella menyiapkan makan malam untuk ia dan Ayahnya. Mereka makan bersama dengan sunyi karena mereka sudah terbiasa makan dalam kesunyian, Ayahnya menasihati Bella untuk tidak berbicara saat sedang makan. 

By the way, Bella sangat suka memasak, hari ini ia memasak dengan bahan utama tempe yang kemudian ia olah menjadi makanan yang lebih mewah. Ia sangat berbakat dalam hal pelajaran dan memasak. Bahkan penemu resep siomay yang dijual oleh ayahnya berasal dari Bella. 

Pada suatu hari ketika Bella membuka celengannya dan ia menganggap uang yang ia tabung sudah melebihi harapan, ia mencoba mengambil uang lebihnya itu untuk membeli bahan masakan, itung-itung bantu Ayahnya yang saat itu masih menjadi pengangguran. Lalu ia pergi ke pasar dan membeli bahan yang harganya lumayan murah. Ia pintar menghemat, karena itu ia memiliki uang tabungan. 

"Pak, saya beli daging ikan ini 1/4 kilo ya, dan daun bawang ini seikat." Kata Bella kepada penjual.

"Iya neng, saya bungkuskan dulu sebentar ya." Jawab si penjual dengan ramah.

Setelah belanjaan Bella dibungkus, ia segera membayar dan pulang kerumah. Saat itu Bella sedang mempunyai waktu luang, jadi ia mencoba untuk membuat sebuah masakan. Dan siapa sangka ia bisa membuat siomay dengan rasa yang sangat lezat. Lalu Budi, ayahnya Bella berkata bahwa siomay tersebut sangat enak.

"Bella, gimana kalo ayah mencoba untuk berjualan siomay, siomay kamu enak banget loh." Ide Budi.

"Boleh tuh Yah, nanti Bella bantu bikinin siomay nya, Bella catet dulu ya semua resepnya." Jawab Bella yang setuju jika Ayahnya akan berjualan siomay.

Bella merupakan anak yang baik dan ia tidak malu walaupun ayahnya hanya penjual siomay. Atau karena ia terlahir di keluarga yang miskin. Ia tetap menikmati hidupnya dan ia berusaha untuk belajar dan menjadi orang yang sukses, sehingga ia bisa membuat Ayahnya bangga dan hidup berkecukupan di kemudian hari.

Sejak hari itu, Ayahnya menjadi penjual siomay dan lumayan banyak pembeli yang menyukai siomay nya. Walaupun terkadang siomay nya tidak habis terjual, namun ayahnya tetap bersemangat untuk mecari uang demi kehidupan mereka berdua. 



to be continue...

I'm BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang