Crush On You [BL]

Crush On You 21

Semua alat musik sudah tertata rapi. Hari ini Benjiro ngamen langsung di Simpang Lima Kota Semarang. Semua orang sudah ramai berkumpul, terutama para gadis muda ataupun perempuan dewasa. Benjiro disambut dengan baik disini. Semua orang berteriak histeris. Outfit Benjiro hari ini sungguh fantastis. Dia mengenakan kemeja putih lengan panjang yang dilapisi dengan kaos hitam lengan pendek bertuliskan Balenciaga. Celana hitam serta ikat pinggang dengan kepala berbentuk angka delapan. Di samping kiri ada rantai. Jam tangan silver di tangan kiri—serba gelang silver di tangan kanan. Tidak lupa juga cincin yang ia sematkan di jari telunjuk dan jari manis.

Mantel hitam selutut serta kalung silver menjuntai itu—juga chunky sneakers ala tahun 90an. Uh, membuat semoa orang terpana. Mereka tidak mampu mengalihkan pandangannya barang sebentar saja dari Benjiro. “Selamat sore semua,“ ucap Benjiro menyapa diiringi senyuman tipis. Siapapun yang melihat Benjiro saat ini, mereka pasti berpikir, “Sama sekali tidak terlihat kesedihan di wajah tampan itu,“. Kata orang justru yang terlihat bahagia itulah yang menyimpan banyak kesedihan. Ya, kalian benar. Namun, Benjiro tidak sebodoh itu untuk membiarkan dirinya sendiri malah terpuruk dalam derita.

Pernah dengar kopi hitam dan pahit itu bisa berubah menjadi seputih susu dan manis rasanya? Begitulah sebuah kesedihan dan penderitaan, dia akan sirna ketika kita selalu menyiraminya dengan kebahagiaan. Suara Benjiro pun mulai menggema di Simpang Lima itu. Lagu pertama yang Benjiro bawakan berjudul Love Story dari Taylor Swift.

So I sneak out to the garden to see you

We keep quiet, 'cause we're dead if they knew

So close your eyes

Escape this town for a little while, oh oh

Hampir semua orang terharu mendengar Benjiro bernyanyi penuh penghayatan. Seorang produser sekaligus pemilik label rekaman sendiri, kalau bernyanyi live seperti ini, terkesan berbeda sekali, ya? Saat itu Caera tidak sengaja jalan-jalan di Simpang Lima Kota Semarang bersama beberapa teman sekantor.

Caera tidak sengaja mendengar suara seseorang yang teramat sangat merdu. Uhm, tunggu dulu, suara ini terdengar sangat familiar, batin Caera. “Kita kesana yuk, Cae!“ seru Stella menunjuk ke kerumunan disana. Caera dan teman-teman pun menyusul kesana. “Benjiro?“ batin Caera. Selesai satu lagu, Benjiro pun duduk bersama dengan seorang perempuan disana. Kalau dilihat-lihat Benjiro sepertinya sedang ingin diwawancarai.

“Itu adek lu kan, Cae?“ seru Kusumarini antusias sambil mencubit lengan Caera gemas. Bener Kus, dia adek gue, batin Caera. Tapi, sungguh sayang seribu sayang, Benjiro sudah memecah-belah keluarga. Hubungan kakak adik itu hanya sekedar status saja.

Sesi wawancara pun dimulai. MC permpuan itu memuji Benjiro beberapa kali. Katanya Benjiro itu murah senyum dan selalu ramah ke semua orang. Mau dia artis atau non artis. Mau dia orang kaya atau miskin. “Bagi saya siapapun sama. Sama-sama harus dihormati. Sama-sama harus dirangkul. Tentunya sama-sama untuk saling mendukung satu sama lain.“ ucap Benjiro.

MC:
“Kemarin sempat tersandung kasus yang lumayan bikin heboh, ya? Boleh ceritain lagi nggak kronologisnya gimana?“

BENJIRO:
“Berkaitan dengan video yang sempat beredar beberapa waktu lalu. Itu benar-benar saya, sudah pasti. Dan video itu dibuat sekitar 3 atau 4 tahun lalu. Waktu itu saya masih menjalin hubungan dengan Dian sampai akhirnya kami berpisah.“

MC:
“Mohon maaf, tolong izinin saya bertanya, ini pertanyaannya sedikit sensitif,“

BENJIRO:
“Boleh silahkan,“

MC:
“Beberapa media pernah memberitakan bahwa anda punya penyakit gangguan kecemasan akut. Apa itu betul?“

BENJIRO:
“Betul sekali dan anda sungguh tepat sasaran. Hahahaha.“ Benjiro dan MC pun tertawa bersama. “Dulu saya sempat mengalami kecelakaan. Dan dari situlah saya mengidap gangguan kecemasan akut. Jadi, kadang kalau mau naik pesawat itu suka panas dingin, atau kalau nyetir di jalan raya suka agak pusing sedikit. Tapi, alhamdulillaah saya bisa nyetir sendiri ampe sini.“