"You may not control life's circumstances, but getting to be the author of your life means getting to control what you do with them."
― Atul Gawande, Being Mortal: Medicine and What Matters in the End
Gue ada dosa apa sih?
Ayu menghela nafasnya saat merapikan kabel-kabel proyektor yang habis dipakai untuk diskusi kasus dengan konsulen. Kini, di depannya hanya ada kursi-kursi kosong yang telah ditinggalkan seluruh peserta diskusi, menyisakan Ayu seorang diri yang minggu itu mendapatkan giliran mengambil dan mengembalikan proyektor.
Ayu mengingat-ingat kesialan yang menimpa dia hari itu. Mulai dari terlambat bangun, berlari ke rumah sakit karena tidak ada driver online yang menerima ordernya, diskusi kasus pagi yang diundur sampai se-sore ini, tugas yang mendadak dipercepat jadwalnya menjadi hari ini, dan masih banyak hal-hal kecil yang menyulut emosinya yang susah payah ia padamkan.
Alarm ponselnya berbunyi, menunjukkan jadwal jaga yang dimulai 30 menit lagi. Ayu langsung mempercepat langkahnya, mematikan lampu ruangan, dan menuju IGD.
Semoga jaga malam ini wangi*.
*jaga wangi: slang untuk shift jaga yang sepi pasien atau pasien aman. Sebaliknya, "jaga bau" adalah ketika di dalam shift jaga banyak pasien yang datang/kritis/meninggal. Istilah ini juga bisa menjadi kata sifat yang disematkan pada seseorang. Contohnya jika seseorang dikatakan "bau" maka artinya setiap kali ia jaga, ia mendatangkan banyak pasien. Ada yang mempercayai mitos ini, ada juga yang tidak.
---
Setibanya di IGD, sosok Giovani Hardian yang tengah memeriksa pasien di lorong IGD, melenyapkan harapan Ayu yang baru saja ada dalam pikirannya. Ia mendengus pasrah, merasa memang kesialannya menjadi lengkap hari ini.
Sudah 3 bulan Ayu menghindari Gio. Menghindari masalah, tepatnya. Untungnya selama ini keduanya tidak pernah berinteraksi langsung. Ayu curiga Aina, senior yang paling sering jaga dengannya, diam-diam juga mengetahui kesengajaannya menghindari Gio. Kalau diingat-ingat, Aina tidak pernah meminta Ayu untuk konsul ke residen bedah setiap kali Gio jaga.
Ayu melangkah gontai menuju meja jaga IPD. Hanya ada Juno di sana, tampak sedang membaca buku... novel?
Sempat-sempatnya.
Menyadari kehadiran Ayu, Juno menutup bukunya, membatasi halaman yang telah ia baca dengan ibu jarinya.
"Jaga, Yu?" tanyanya singkat.
"Iya, Bang"
"Gue abis jaga. Nanti operan* jam 7 ya kayak biasa. Pasien rame nih."
"Oke, Bang."
*operan: kegiatan melaporkan pasien jaga dari dokter jaga shift sebelumnya ke dokter jaga shift berikutnya.
Tentu saja pasien ramai. Kan hari ini Ayudisha gak boleh istirahat.
Baru saja Ayu duduk di kursi jaga, seorang koas laki-laki menghampirinya. Wajahnya seperti anak SD, masih imut-imut polos layaknya manusia tanpa dosa, tetapi tinggi badannya bahkan melebihi Juno yang katanya residen paling menjulang di Departemen IPD. Memang masa pertumbuhan anak muda zaman sekarang menakjubkan.
"Dok, permisi, saya Surya Bintang, koas IPD. Teman saya lagi pasang kateter Tuan Sugeng tapi belum berhasil Dok, sudah minta tolong Kakak perawat juga tapi masih belum berhasil.." jelasnya dengan raut cemas.
Ayu yang awalnya sudah berniat untuk merasa kesal, mengurungkan niatnya melihat koas bernama Surya Bintang dengan wajah lucunya dan suara merdunya yang menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospitalship
Romance"Love is as unpredictable as cases coming to emergency unit" An alternate universe; telling you a story: when an accident becomes an incident, when it's not only diseases being cured, but also your feeling of love being secured."