03 Promote Ekstrakurikuler

80 17 36
                                    

"Eh balik ke aula yu! lima menit lagi selesai istirahatnya," ucap Jevelin mengingatkan kepada kedua temannya.

"Iya nih ayo! Eh Letta lu udah bayarkan tadi?" tanya Maureen memastikan.

"Em.. belum hehe," balas Aletta dengan cengirannya.

"Astaga Letta!" Sentak Maureen sembari menghembuskan nafasnya kasar.

"Yee maaf, bagi duit sini, gue lagi kere soalnya," balas Aletta dengan tampang polosnya sembari menengadahkan telapak tangannya kepada Maureen.

"Nih nih, bayar sana!" ucap Maureen sembari memberi dua lembar uang berwarna merah muda.

"WAWW! Rejeki ini namanya," pekik Aletta semangat, lalu langsung pergi ke tempat penjual seblak untuk membayar pesanan mereka.

Sedangkan Jevelin hanya menggelengkan kepalanya pasrah, lain hal dengan Maureen yang hanya mendengus sebal, "cepetan! gue sama Elin tunggu didepan pintu kantin, lewat dari satu menit ditinggal!" Teriak Maureen saat Aletta baru melangkahkan kakinya.

Mendengar ancaman Maureen, Aletta dengan segera berlari untuk pergi membayar, karena dia takut jika harus berjalan sendiri ke aula, "nanti dipikir ngga punya temen, enak aja orang punya kok dua sengklek, eh satu doang deh yang sengklek, yang satu mah waras-waras aja," gumamnya dalam hati sembari tersenyum geli.

Setelah selesai dengan masalah bayar membayar, Aletta segera menyusul Maureen dan Jevelin yang sedang menunggu.

"Lu telat nol koma satu detik!" Ucap Maureen secara tiba-tiba, saat Aletta sudah berdiri disampingnya.

"Ya elah nol koma sedetik doang," balas Aletta memutar matanya malas.

"DOANG?!" balas Maureen dengan nada suara yang dia buat meninggi disertai kedua tangan yang dia taruh dipinggang, layaknya ibu-ibu yang sedang memarahi anaknya.

Sedangkan Aletta hanya memasang puppy eyesnya disertai kedua tangan yang disatukan dan dia letakkan didepan dada seolah meminta permohonan.

"Sudah ayo, mau balik ke aula atau lanjut debat?" Tiba-tiba Jevelin angkat bicara, "gue mau balik kalau kalian mau lanjut debat sekalian aja ke meja sidang," ucapnya lagi dan melangkahkan kaki menjauh.

Belum sempat Jevelin melangkah lebih jauh, Maureen dan Aletta sudah menahan tangannya, "eh eh eh barengan dong!" Ucap Maureen dan Aletta dengan kompak.

Jevelin menahan tawanya, "ehem jangan-jangan jodoh nih," ucapnya berusaha agar tawanya tidak pecah.

"IHHH AMIT-AMIT!" Ucap Maureen dan Aletta secara bersamaan lagi.

"HAHAHAHAHA kan bener emang kalian jodoh," akhirnya tawa Jevelin pecah saat itu juga.

"Au ah gelap!" ucap Aletta lalu mendahului Jevelin dan Maureen.

"Eh Letta! Astaga ngambek," teriak Jevelin sembari menggelengkan kepalanya tak menyangka akan sifat Aletta yang mudah berubah-ubah, lalu menarik tangan Maureen untuk menyusul Aletta.

"Ih Elin! Main tarik aja!" kesal Maureen.

Sedangkan Jevelin hanya meangkat bahunya acuh dan melanjutkan jalannya, tidak lupa dengan tangan Maureen yang masih ditarik olehnya.

Setelah selesai dengan acara kejar-kejaran mereka, akhirnya sampailah di tempat yang mereka tuju yang tak lain ruangan aula atas.

"Eh kita duduk dimana?" Tanya Jevelin, tapi tidak mendapat jawaban dari kedua manusia disampingnya, karena merasa tidak diberi jawaban akhirnya Jevelin memutuskan untuk duduk dibagian tengah, memang di ruangan itu belum terlalu banyak orang, jadi mereka masih bebas memilih.

Annoying StrangerWhere stories live. Discover now