Bag 29

194K 26.6K 3.2K
                                    

Selamat membaca teman-teman

¥¥¥¥¥¥

    Sudah lima hari ini Hera terpaksa mengurusi Silas karena tidak mau di bantu pelayan kerajaan. Lima hari itu pula, Hera selalu bersabar karena sifat pria itu yang selalu membuatnya dongkol dan juga kesal.

Dan pada saat ini, akhirnya dirinya bisa bernapas lega. Karena akhirnya Silas telah pulih, bahkan sekarang sedang berlatih pedang bersama Nicholas dan Argus di istana.

Jadi, dia putuskan saja hari ini untuk membuat rencana membalas Amanda. Berdoa semoga dirinya bisa melakukannya dengan benar, walaupun hanya pernah melihatnya beberapa kali di tayangan televisi.

"Ini bonekanya nona." Hera mengangguk, menerima boneka kecil yang telah dijahit oleh Cecil.

"Dimana jarumnya?" Cecil menepuk jidatnya.

"Sebentar nona, saya akan mengambilnya." Cecil langsung berlari mencarinya di laci.

"Ini jarumnya, nona." Hera mengangguk menerima jarum itu.

"Terimakasih Cecil, sekarang kau keluar saja, karena aku butuh suasana tenang dan tentram!" Perintah Hera, Cecil mengangguk, membungkukkan badannya. Lalu keluar dari kamar nonanya dengan segera.

Di hadapan Hera sudah tersedia macam-macam pernak pernik untuk melakukan ritualnya.

"Huh, sepertinya hanya bergumam tidak jelas, sangat mudah sekali aku pasti bisa." Kepalanya mengangguk yakin.

Hera mengambil bunga di dalam baki "Pertama, taburkan bunga ke sekeliling, Fyuh fyuh fyuh"

"Ekhem. Kedua nyalakan kemenyan hehehe ... Gampang sekali." Hera menyalahkan kemenyan di hadapannya.

"Jika begini, mending aku jadi dukun saja." Decaknya.

Setelah itu, dirinya menyatukan kedua tangannya rapat, memejamkan mata berusaha fokus, lalu merapalkan ayat-ayat khusus yang telah dibuatnya.

"Jompa jampi jompa jampi Hera cantik mau jampi-jampi---entatitut titut entut titut Amanda entut mohon di basmi"

Setelah selesai, Hera dengan segera mengambil jarum dan bonekanya.

"Aku yakin santetku akan berhasil!" Ucapnya mantap.

"Hm, sepertinya aku harus menusuk mulutnya terlebih dahulu." Bibirnya tersenyum lebar, mulai menusuk si boneka layaknya dukun.

Jleb

"Lalu, otak nya"

Jleb

"Hem, jantung nya juga"

Jleb

"Dan terakhir----perutnya!"

Jleb

"Buahaha ... apa yang tidak bisa di kabulkan, bersama Hera pasti beres!" Hera berdecak bangga. Menaruh bonekanya di tengah-tengah bunga yang telah di susun melingkar.

Setelah itu, ia berdoa lagi, menyatukan tangannya khusyuk. Tidak lupa untuk menutup matanya, agar santetnya manjur dan terkirim sukses ke Amanda.

The Villainess (End)Where stories live. Discover now