12

2.5K 397 2
                                    

"Art? Masih disini?" Ash melambaikan tangannya didepan wajahku.

"Ah, iya," aku sedikit tersentak.

"Apa Ashill tidak memberitahumu sebelumnya?" tanya nenek Ash, setelah duduk didepan kami. Vena sendiri berdiri dibelakang sofa tempat nenek Ash duduk.

"I-iya, Ash tiba-tiba membawaku kemari," jelasku, sedikit gugup.

"Begitukah, kamu seharusnya tidak seperti itu Ashill," ujar nenek Ash, melihatnya.

"Ah, maaf. Tadi aku tidak berpikir panjang," sesal Ash.

Sebelum kami berbicara lebih lanjut, terdengar suara yang cukup besar dari luar rumah. Kami berpandangan sebentar sebelum berlari keluar. Dapat ku lihat, terjadi tabrakan meteor jatuh di tengah sawah salah satu warga.

Mereka semua yang ada disawah itu terlihat terkejut. Nenek Ash, bersama Vena segera mengarahkan yang lainnya untuk menjauh, sementara aku dan Ash mendekati meteroid itu tanpa diketahui nenek Ash.

Kami mengelilinginya. Meteroid itu sangat besar. Itu hampir sebesar rumah satu tingkat. Warnanya hijau tua bercampur biru. Dengan sedikit kilatan cahaya yang ada di retakan kecil batu itu. Menurutku ini sangat indah. Tapi, meteroid ini juga terlihat seperti akan meledak.

Dan ya, baru saja aku mencoba menyentuhnya, ia sudah muncul retakan lain. Bahkan ada sedikit kilatan cahaya muncul dari setiap retakan itu. Nenek Ash yang melihat kami segera berteriak agar kami menjauh dari sana. Ash mematuhinya, dan segera menarikku pergi.

Baru beberapa langkah berlari, meteroid itu kembali mengeluarkan suara retakan yang cukup besar. Kami terjatuh ke tanah. Aku berbalik dan bisa ku lihat ada monster besar keluar dari retakan meteroid itu. Dia hampir 2x orang dewasa. Kulitnya berwarna abu-abu. Matanya merah menyala, seolah sedang marah. Dengam rambut hitam pekat, berpadu tanduk berwarna abuu-abu tua. Pakaian acak-acakan seolah berasal dari zaman batu. Aku tau itu apa. Aku pernah membaca deskripsi, bahkan visualisasi yang mengambarkan mereka. Itu ORC!

Bangsa yang sering digambarkan suka merusak, suka berperang, dan rakus. Bahkan selalu dikisahkan sebagai bangsa yang kuat, menguasai teknik berperang, dan sangat agresif. Mereka juga muncul dalam sejarah Kerajaan Arastio.

Kerajaan Orchid milik bangsa Orc dihancurkan oleh aliansi para kerajaan (manusia, demon, beast, dan elf) setelah menghabisi bangsa Dwarf. Mereka dianggap sanagat berbahaya.

Dari catatan sejarah, ditulis bahwa bangsa Dwarf atau Kerajaan Darfs menolak membuatkan sebuah senjata yang diminta Kerajaan Orchid. Mereka tidak menulis secara pasti, senjata apa yang diminta para orc. Tapi, aku punya firasat itu adalah senjata yang sangat berbahaya. Mereka bahkan membantai para Dwarf karna itu.

Nenek Ash datang ke depan kami, menyuruh kami untuk mundur.

"Ashill, bawa anggota Delard itu kembali ke Kerajaan Arastio! Vena, panggil para kesatria!" seru nenek Ash. Ia juga langsung menggunakan sihirnya. Membuat pedang hitam dari sihir kegelapan miliknya. Khas keluarga Kerajaan Demonias.

Ash segera menarikku pergi dan Vena juga sudah membuka rune komunikasi dengan kesatria kerajaan, melaporkan apa yang terjadi. Beberapa meteor kembali jatuh dan terpecah. Ada lebih banyak Orc sekarang.

Aku tidak bisa hanya lari dan membiaroan nenek Ash melawan mereka sebelum para kesatria datang. Aku berusaha melepaskan tanganku dari tarikan Ash.

"Ash, aku mau membantu nenekmu!" seruku sebelum kembali ke tempat meteroid-meteroid itu jatuh. Meninggalkan Ash yang terlihat terkejut.

"Art! Kamu jangan ke sana lagi!" ia berlari mengejarku.

"Nyonya, para kesatria akan datang setengah jam lagi. Ada kerusakan di rune teleportasi, mereka perlu memperbaikinya terlebih dahulu," aku mendengar Vena berbicara dengan nada sedikit khawatir.

"Aku akan menahan mereka. Kau awasi evakuasi warga," balas nenek Ash yang diangguki Vena. Ia segera berlari ke arah tempat evakusi.

"Kalian ku suruh pergi bukan? Kenapa kembali! Ash," ia sedikit panik melihat aku di sini.

"Maaf nek, Art tiba-tiba berlari kemari saat aku lengah," jelas Ash yang juga sampai disini.

"Aku juga bisa membantu!" ujarku yakin. Aku menyatukan mana yang ada disekitarku, seperti yang diajarkan kakek. Ku buat itu menjadi bola-bola listrik dan menembakkannya ke arah mereka. Aku berusaha untuk menembak kepala mereka.

"Sepertinya kau cukup kuat, pria kecil," ujar nenek Ash, ia tersenyum. Tak lama, ia segera bersiap dengan pedangnya dan berlari pergi.

"Bantu aku dari belakang, Delard!" serunya.

"Baik!" aku kembali fokus menembakkan bola-bola listrik itu ke arah para Orc itu.

"Sepertinya aku juga harus membantu," Ash menghela nafas kasar sebelum ikut menyatukan mana miliknya. Ia memiliki atribut sihir kegelapan seperti neneknya. Dengan itu, Ash membuat busuh dan panah dari sihirnya. Menembakkannya pada Orc yang berusaha mendekati nenek Ash, menghalangi pergerakan mereka. Sepertinya ia banyak berlatih untuk ini, tembakannya tepat sasaran.

Setelah beberapa waktu, kami akhirnya berhasil mengalahkan mereka. Mungkin ada 30an Orc yang muncul. Dan itu bersamaan dengan kedatangan para kesatria.

"Memberi hormat pada Yang Mulia Ibu Suri dan Yang Mulia Putra Mahkota," mereka langsung memberi hormat begitu tiba di lokasi kami.

"Kalian terlambat," kesal Ash.

"Rune teleportasi rusak. Apa Ash lupa?" balasku, tersenyum padanya.

"Anda siapa? Dia adalah putra mahkota Demonias. Berani sekali kau menyebut namanya, sopanlah!" ujar salah satu kesatria itu marah. Dari penampilannya, seharusnya dia adalah pemeimpin mereka.

"Ah, aku belum memperkrnalkan diri ya," ujarku sebelum Ash berbicara. "Aku Arthur Kashio Delard, putra Duke Oase Benreo Delard, dari Kerajaan Arastio," lanjutku.

"Anak dari Duke Delard yang itu?" mereka sedikit berbisik setealh perkenalanku.

"Hentikan percakapan kalian dan bereskan mereka. Periksa apakah masih ada yang belum terbunuh. Cari ke seluruh desa!" perintah nenek Ash membuat semua kembali tenang. Mereka memberi hormat pada Ash dan nenek Ash sebelum melaksanakan perintah itu.

Setelahnya Vena datang, ia melaporkan bahwa evakuasi sudah selesai dengan aman. Tidak ada yang terluka. Kami kembali ke rumah nenek Ash, yang untungnya tidak terkena dampak meteorid jatuh itu.

.

Tbc

26 Jan 2021

Another Life For Me As Duke's Son Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang