Bagian 49

167 21 1
                                    

Angga mondar mandir gelisah di depan pintu ruangan depan. Sesekali Angga melihat keluar untuk melihat apakah ada orang yang datang. Sejak pagi sekali para Panji sudah pergi meninggalkan rumah. Mereka memang tidak pamit secara khusus akan kemana. Hanya ada urusan di luar saja begitu kata mereka. Di samping itu Mereka juga tidak pergi  bersamaaan.  Mereka pergi sendiri sendiri meninggalkan rumah sehingga tidak menimbulkan  kecurigaan Angga. Dan yang terakhir pergi adalah Panji Kunal. Dia pamit akan pergi ke padepokan sebentar. Tapi sampai hari akan sore dia belum juga kembali.

Hati Angga tiba tiba  menjadi  tidak enak, apakah mereka sedang merencanakan sesuatu ? Masalahnya tidak biasanya mereka meninggalkan Angga sendirian di rumah. Pasti akan ada salah satu Panji yang tinggal menemani Angga . Tapi hari ini mereka tidak seperti biasanya. Kalau siang hari  mungkin Angga masih berani  untuk tinggal sendiri di rumah. Tapi kalau malam hari, entahlah. Selama Angga tersesat di era ini, belum pernah Angga tidur sendiri, dalam arti pasti ada seseorang yang menemani walau itu tidur terpisah. Apalagi akhir akhir ini ada Panji Kunal yang tinggal seatap dengan Angga , otomatis mental Angga jadi ikut terjaga, dengan kata lain aman no panik no was was.

Di samping gelisah menunggu Panji, sebenarnya ada maksud lain Angga terhadap Panji Kunal. Ya siapa lagi selain dia yang bisa Angga mintai tolong dengan tanpa khawatir ada yang cemburu. Biarlah untuk sementara Puspa mengalah dulu. Selama Angga masih di jaman old ini, Panji Kunal adalah garda terdepan bagi Angga menjalani hidupnya. Setidaknya dia tidak akan mencelakai Angga dan bisa Angga percayai walau kadang tingkah kekanakannya masih membuat Angga repot.

Hari sudah semakin sore. Sebentar lagi hari akan gelap. Masih juga belum ada yang kembali. Menurut keterangan Ratih malam nanti akan diadakan pagelaran kesenian tayub di lapangan desa. Hal itu diadakan sebagai bentuk acara syukuran karena desa mereka sudah berhasil melakukan panen raya. Dan Ratih akan menari di acara tersebut.

Sebenarnya sangat excited sekali mendengar Ratih akan menari tayub. Terlebih Ratih sendiri yang secara langsung mengundang Angga untuk dapat menyaksikannya menari nanti malam. Dia mengatakan itu saat kemarin mereka sedang berbincang bincang santai ketika panen di sawah.  Tentu saja Angga sangat senang karena dengan begitu berarti Ratih sudah tidak jengkel lagi dengan Angga. Yah menjaga hubungan baik dengan calon adik ipar mutlak harus dimulai sedini mungkin menurut Angga. Jadi saat itu tanpa pikir panjang Angga langsung mengiyakan undangan Ratih tersebut. Jangan sampai gara gara menolak ajakan Ratih, dia menjadi jutek lagi dengan Angga. Sangat tidak nyaman rasanya dijutekin orang, apalagi dijutekin calon adik ipar sendiri. Ditambah kalau nanti mereka akan tinggal dekat dengan Angga, super duper tidak oke kalau saling diam nantinya.

Dan kabar buruknya, Angga lupa menyampaikan pada Panji Kunal perihal keinginan Angga untuk datang pada acara Ratih malam nanti. Itu semua gara gara temannya Mala yang memberi andil besar . Yah kalau saja Angga tidak iseng terhadap Mala untuk menemui temannya itu mungkin Angga tidak akan mendadak jadi orang pelupa. Sampai dikira kena  sambet penunggu sawah  gara gara saking saltingnya.

Hah mengingat itu membuat Angga menjadi gerah. Lebih baik keluar saja duduk di teras depan sambil menunggu Panji pulang. Di luar pasti udaranya lebih segar sehingga pikiran Angga bisa teralihkan dari momen kemarin.

Akhirnya Angga keluar rumah dan duduk di teras depan rumahnya. Angga melihat jalanan sepi. Yah jalan di depan rumah Panji memang sepi. Karena letaknya yang berada di ujung desa. Dan seperti diketahui, jaman dahulu penduduk suatu desa masih sangat jarang. Jarak antar satu rumah dengan rumah yang lain masih jauh dan banyak dikelilingi pohon besar. Mirip tinggal di hutan. Dan Angga juga sangat jarang melihat orang lalu lalang di depan rumah. Jadi bagaimana tidak khawatir kalau tinggal sendiri di rumah, apalagi kalau malam hari. Mana Angga tidak bisa membuat api untuk penerangan lagi. Apa harus bergelap gelap ria sendirian sepanjang malam.  No no no... jangan sampai hal itu terjadi. Semoga Panji segera pulang dan Angga tidak sendiri lagi di rumah.

Sang PemukulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang