𝐌𝐢𝐜𝐡𝐚𝐞𝐥 𝐀. | First Friend

345 35 35
                                    

𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆
OOC, OC, KBBI amburadul, Gajelas, Bahasa non-baku, Plothole sebesar Blackhole, Typo(s), Kesalahan tanda baca dan kesalahan penggunaan imbuhan, Ini adalah cerita Y/N tanpa penggunaan Y/N.

𝐍𝐎𝐓𝐄

-Setting waktu tahun 1982, Pra Bite the dust– i mean Pra The Bite of '83

- Crying child disini bernama Christopher Afton, saya suka sama namanya yang ini.

- Nama Nyonya Afton adalah Lora Afton. Nama istri William tidak pernah disebutkan jadi Lora bukanlah nama resmi, melainkan pemberian dari saya sama seperti Chris.

EDIT: umurmu dan Michael
-31 Maret

🌮🌮🌮

Kamu terlahir di keluarga yang terpandang namun kamu tak pernah merasakan yang namanya sebuah 'keluarga'

Kamu adalah anak satu-satunya namun tidak seperti yang lain yang dimanja, kamu dilupakan. Kamu tumbuh bersama pengasuh, kamu tumbuh hampir tidak mengenal orang tuamu.

Kamu juga bukanlah orang yang pandai bersosial karena kamu tidak memiliki orang tua yang mendampingimu untuk belajar hal itu. Kamu tidak pernah memiliki sahabat, temanmu semuanya palsu, mereka berteman denganmu hanya karena tahu kamu adalah anak dari keluarga terpandang.

Kamu hanya ingin bertemu orang yang menyayangimu, orang yang peduli padamu, orang yang mendekapmu ketika kamu berada di masa tersulitmu.

Hari ini kamu berusia tiga belas tahun. Kamu tidak pernah merayakan ulang tahunmu sehingga hari ini rasanya sama saja seperti hari biasanya.

Kamu duduk dengan murung didalam kelas, menunggu jam pelajaran dimulai dan akhirnya bel masuk berbunyi. Anak-anak yang berada diluar kelas segera masuk, kamu yang sedari tadi duduk diam tetap mempertahankan posisi yang sama.

Tak lama guru datang dan ada anak laki-laki yang mengikutinya. Kamu tidak peduli sejujurnya namun kamu terus menatapnya sampai mereka berhenti.

"Selamat pagi anak-anak, perkenalkan ini teman baru kalian, Michael, perkenalkan dirimu!"

Anak laki-laki dengan surai cokelat dan mata biru itu tersenyum, "Saya Michael Afton. Senang bertemu dengan kalian."

Kamu menatapnya dengan malas dan Michael juga menatapmu, dalam beberapa detik sehingga kamu malu dan memalingkan pandanganmu.

Gurumu melihat sekeliling kelas kemudian tatapannya jatuh ke dirimu– atau lebih tepatnya ke kursi kosong yang berada di sebelahmu,
"Hanya ada satu kursi yang kosong. Apakah kamu keberatan, Michael?" tanya Gurumu pada si anak bermata biru.

"Tidak, aku tidak keberatan, terimakasih." Michael menjawab dengan penuh keyakinan, kamu menjadi gugup.

Kamu belum pernah duduk bersama laki-laki, ini pertama kalinya bagimu.

Michael menarik kursi disebelahmu, suara kursi berderit membuatmu menoleh kearahnya, Michael juga menatapmu saat dia menaruh tasnya di sebelah kursi.

Gurumu masih belum memulai pelajaran sehingga Michael tampaknya mengambil kesempatan untuk berkenalan denganmu.

"Hey, aku Michael."

Michael mengulurkan tangannya, kamu menatapnya sebelum menerima uluran tangan itu, kamu mengguncangnya sedikit dan memperkenalkan dirimu.

"Semoga kita dapat berteman dengan baik ya!" kata Michael sambil memarmerkan gigi-gigi putihnya, tersenyum pepsodent.

Kamu salah tingkah, tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya.

𝐆𝐨𝐨𝐝 𝐎𝐥𝐝 𝐅𝐚𝐬𝐡𝐢𝐨𝐧𝐞𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐁𝐨𝐲Where stories live. Discover now