24

655 76 21
                                    

.

maaf kalo ada typo 🙆

Mingyu menatap wonwoo yang masih setia duduk ditempatnya. menghela nafas frustrasi sebab pria itu benar benar tidak membantunya sama sekali.

sama hal nya dengan seungcheol. kedua pria ini juga dikurung. tapi berbeda dengan pria itu sebab mingyu dan wonwoo dibiarkan didalam kamar mingyu.

"lo beneran ga mau bantuin gue buka ni pintu?" tanya mingyu dengan wajah memerah.

"ini kamar lo, lo yang paling tau"

"won.. gue juga butuh bantuan disini"

"ga ada yg bisa di bantu kim. lo dobrak pintu gitu juga ga bakal kebuka. jangan bodoh" wonwoo menatap mingyu sinis. bukan hanya pria itu yang merasa khawatir sekarang. wonwoo juga.

dia khawatir akan seungcheol. jika benar papanya itu memberikan seungcheol pada paman mereka. mungkin saja pria itu kini cukup babak belur sekarang. tapi, pikiran itu ia usik cepat. memilih berfikir positif sebab pamannya tidak mungkin mengulangi kesalahannya yang lalu. menjadikan seungcheol samsak tinjunya saat ia beradu argumen dengan papanya.

"gue tau lo khawatir sama cheol, gue juga. tapi diam gitu ga bakal menghasilkan apapun won. bantu gue, kita bakal cari seungcheol setelahnya" bujuk mingyu lagi. kali ini wonwoo menatapnya lelah.

matahari sudah terbit sekarang. wonwoo lelah. dia ingin beristirahat sebentar saja. tapi masalah dalam hidupnya tidak kunjung berhenti. belum lagi vernon, pria itu entah bagaimana sekarang.

"won.. "

"okeii, lo bisa kan nunggu sebentar"

mingyu menghela nafasnya. membuat wonwoo kesal sama saja seperti membuat papanya marah. mungkin, jika wonwoo tidak menahan perasaannya, mingyu sudah babak belur sekarang.

wonwoo berhenti tepat disamping mingyu. menatap pintu kayu itu dengan sayu. melakukan hal ini sama saja menjadikannya bodoh seperti kim mingyu ini. bagaimana mungkin, kayu yang super tebal ini, yang sudah disulap menjadi sebuah pintu kokoh bisa mereka dobrak.

aneh. kalau bukan karna mingyu, dia tidak akan menahannya.

"oke.. gue hitung sampai tiga kita sama sama dorong pintu ini"

"oke"

"...1"

"...2"

"...3"

kedua pria ini dengan sekuat tenaga berlari mendorong pintu yang tertutup itu. namun hanya dengan kedipan mata pintu itu terbuka tanpa tersentuh membuat kedua pria ini keheranan.

"SEUNGCHEOL?!" teriak wonwoo yang langsung melompat memeluk saudaranya itu.

tanpa ia sadari, tetesan air mata mulai mengalir. pelukan keduanya semakin erat membuat nafas seungcheol menyesak.

"j-jeon.. gue kehabisan nafas" ujar seungcheol tersenggat.

Wonwoo dengan cepat melepaskan pelukannya. menatap seungcheol sinis sebab pria itu benar benar tidak bisa membuat wonwoo tenggelam dalam suasana yang ia ciptakan.

"lebay lu won" kali ini mingyu yang bersuara.

"jujur aja. lo sama panik nya kan kaya gue" ujar wonwoo kesal.

"segitu khawatirnya lo sama gue?" goda seungcheol membuat wonwoo semakin mengeluarkan tatapan elangnya. "gapapa, santai, gue ga di apa apain kok"

"lo di bawa kemana sama bawahannya papa?" tanya mingyu.

They Want Me ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang