(9). Memikirkan Dirinya

377 29 2
                                    

Malam harinya.
Shila menyenderkan badannya di kasur dan kakinya ia luruskan. Beberapa kali ia sedikit memijat pergelangan kaki dengan pelan-pelan. Menurutnya ini adalah hal yang paling ampuh, lebih ampuh lagi jika dipijat oleh Kapten Gilang Pradana Dirgantara. Oke lebay!

Saat ini ia sedang membayangkan bagaimana dirinya nanti jika menjadi istri Kapten Gilang lalu tidur berdua bersamanya. Sudah pasti Shila tidak bisa tidur hari itu juga. Wajah tampannyalah yang membuat Shila jatuh hati, eits bukan itu saja Kapten Gilang menurutnya adalah sosok yang sempurna, tidak ada kurangnya dan banyak lebihnya.

"Begitu sempurnanya kamu di mata aku Kapt" batin Shila sembari senyum-senyum sendiri.

Tidak sengaja Cikka lewat tepat di depan tempat tidur Shila. Niatnya itu Cikka ingin menghampiri Rara untuk bermain game online bareng tapi ketika melihat sahabatnya yang senyum-senyum sendiri seperti orang gila, Cikka merasa penasaran dengan Shila saat ini. Kakinya melangkah ke arah Shila pelan-pelan agar tidak ketahuan, kedua matanya sedikit memincing.

"Wah ga beres nih" ucap Cikka ketika melihat Shila dari arah dekat. Wanita itu pun mulai curiga pada Shila "jangan-jangan ini bukan si Seoul lagi"

Pikiran Cikka seolah melayang tinggi terhadap sahabatnya kini, matanya melotot tak percaya kalau Shila pasti kesurupan hantu mangga yang ia petik tadi sore tanpa minta izin ke pemiliknya.

"Woi keluar lo setan dari sahabat gue, keluar anjir... keluarrr" Cikka memasukkan kepala Shila ke bajunya.

Merasa ada yang tak beres dengan kepalanya, Shila protes seraya mencubit tangan Cikka "lepas Cikka..lepass"

Cikka yang tampak kesakitan itu melepas kepala Shila dari bajunya "sakitt"

"Bodo" balas Shila.

"Kamu ngepain sih Cikka tadi?" Tanya Shila pada Cikka yang sedang mengusap-usap tangan kanan.

Cikka duduk di depan Shila "yang ada gue yang nanya sama lo. Lo kenapa tadi senyum-senyum sendiri? Kaya orang gila tau ngga"

"Udah seminggu ini aku tuh kepikiran mulu sama wajah Kapten Gilang" ucap Shila seraya memikirkannya lagi.

"Apa? Kapten Gilang? Siapa tuhh?" Tanya Cikka sedikit kepo.

"Kapten Gilang itu saudaranya bang Dion" jawab Cikka.

"Ohh, trus lo sukanya sama siapa diantara dua itu?" Kali ini pertanyaan Cikka memancing Shila agar ia jujur lebih memilih siapa. Jika Shila memilih Dion, ia harus mundur. Dan jika sebaliknya, ia masih ada harapan untuk mendapatkan hati Dion.

"Yaa Kapten Gilang lah. Ya kali sama bang Dion yang ngeselin itu" jawab Shila jujur.

"Huft... Akhirnya gue masih ada harapan" ucap pelan Cikka sembari membuang nafasnya.

Shila mendengar ucapan Cikka barusan "ada harapan apaan Cikka?"

"Engga ada apa-apa tuh" jawabnya bohong.

"Kamu pasti bohong ya?"

"Gue engga bohong Seoul. Udah ah gue mau ke Rara dulu, biasa main game lo mau ikut engga?" Cikka berdiri lalu meninggalkan Shila.

"Ogahh"

07.00 WIB

Hari ini apel pagi dipimpin oleh Mayor Jenderal (Mayjen) Fikri Aditama Dirgantara selaku Komandan Jenderal di Mabes Kopassus, Cijantung. Mata Komandan Fikri menyapu ke semua anggotanya yang sedang berbaris rapih di depan sana. Awal sampai akhir amanatnya, ia mengatakan bahwa sebulan lagi akan ada HUT TNI ke-74. Semua anggota yang ada disini wajib untuk ikut serta meriahkan HUT TNI, semua anggotanya juga akan dibagi tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Ada yang penerjun payung baik wanita maupun pria, ada aksi bela diri yang dimiliki Kopassus yaitu merpati putih, ada juga alutsista yang di pamerkan baik AD, AL dan AU dan pameran lainnya.

Elang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang