34.

35K 2.3K 580
                                    

Dikta mengulurkan tangannya untuk mengambil secangkir teh hangat yang dibuatkan oleh Tiffany, menghirup wangi dari teh hangat itu sejenak lalu dokter tampan itu baru menyesapnya, merasakan pait dan manis dari teh asli.

Dikta menoleh ke arah Jeffrey yang tengah menyenderkan punggungnya dengan badan sofa, kedua kakinya disilangkan dan diatas pahanya terdapat laptop yang menyala, sejak tadi memang kedua bola mata Jeffrey tak luput dari layar laptop.

Dokter tampan itu memilih menaru secangkir teh hangat ketempat semula lalu bangkit dari duduknya berjalan mendekat ke arah meja kerja Jeffrey dimana terdapat tas kulit berwarna hitam miliknya yang terletak diatas meja kaca tersebut.

Dikta mengeluarkan sebotol vitamin dengan ukuran sedang.

" Vitamin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Vitamin. "

Jeffrey memindahkan laptopnya dari atas pangkuannya ke samping kirinya, menangkap lemparan botol berwarna putih itu dengan tepat sasaran, Jeffrey membuka botol tersebut mengambil satu pil vitamin lalu menegaknya dibantu dengan segelas air putih.

Pintu ruangan di ketuk, membuat Jeffrey yang niatnya ingin memejamkan matanya sejenak, harus ia urungkan dan memberikan izin masuk kepada asisten pribadinya.

" Sudah datang? " Tanya Dikta

" Sudah dok, baru saja tiba. " Jawab Roy, yang langsung di angguki oleh Dikta.

" Bawa kemari. " Perintah Dikta, yang langsung mendapat anggukan dari Roy.

Roy memanggil anggotanya melalui earpiece, dan masuklah Demian kedalam ruangan, asisten pribadi milik Jeandra itu menunduk hormat, setelah itu menaru sebuah Hardcase Box berwarna hitam di atas meja kerja.

Jeffrey bangkit dari duduknya, ia mendekat ke sana membuka Hardcase Box itu, dan memperlihatkan beberapa obat injeksi serta alat alat medis yang lengkap.

" Obat injeksi sudah lengkap semua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Obat injeksi sudah lengkap semua. Demian, jika kau membutuh lebih banyak alat, bilang kepada bos mu. "

" Persiappan untuk di mansion. " Ucap Dikta, lalu menutup Hardcase Box dan mengucinya.

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now