CHAPTER DELAPAN BELAS
Taehyun mendelik, seraya terbengong karena kelambu di mana-mana. Warnanya putih kapas, dan tergantung cantik. Aroma embun masih tercium, dan dia berhenti di dekat jendela besar mengarah ke halaman belakang. Taehyun tidak paham di mana dia sekarang, atau halaman rumah belakang siapa yang dia masuki. Namun, suasananya tentram dan indah. Seperti ada malaikat yang baru mampir dan menyebarkan kebahagiaan di sana-sini.
"Kau sudah bangun?"
Taehyun terkejut, bukan karena suara mendadak yang muncul melainkan ketika ia melangkah di rerumputan yang basah, serta menyaksikan sinar matahari menyorot dengan hangat dan lembut, justru suara itu dikenalnya. Pemandangan tubuh atas yang telanjang mengisi matanya. Punggung yang tegap, bahu bidang dengan lengan besar penuh otot. Sosok itu membelakangi Taehyun. hanya mengenakan celana panjangnya yang membelit pinggang yang ramping. Kedua tangan sosok itu tengah menimang sesuatu.
Taehyun tidak menemukan suaranya, hanya menunggu. Kakinya telanjang, dan dia berdiri seperti patung. Sementara sinar mentari pagi membelai kulit pipi dan tubuhnya.
"Taehyun?"
Beomgyu berbalik, tersenyum lepas. Tubuhnya terlihat makin besar, warna kulitnya kecokelatan seksi dengan otot makin menonjol. Taehyun menatapnya, nyaris kehilangan napas. Beomgyu menimang-nimang bayi yang terlelap di gendongannya, terlihat pulas. "Dia sangat tampan sepertimu."
Uh?
Taehyun menyentuh perutnya yang rata dan mengeryit dalam. Dia menepuk pipinya berulang kali, memancing tawa renyah Beomgyu. Dilihatnya, Beomgyu terlihat tampan dengan rambut tersisir rapi, menunjukkan sedikit dahinya dan senyumannya sangat awet. Dia terlihat bahagia, sangat. Taehyun terkesima sampai sulit menjawab sejak tadi. Pemandangan Beomgyu mendekatkan bayinya ke dadanya, untuk menyalurkan kehangatan, terlihat menyentuh. Beomgyu menunduk untuk mengecup pipi mungil bayi itu sedangkan Taehyun menatap keduanya bergantian. Anakku?
"Dari tadi dia sangat nyaman bersamamu. Nanti, aku akan lebih sering mengajaknya berjemur pagi seperti ini, ya, Tae." Beomgyu tertawa pelan, mencubit hati Taehyun. "Aku senang."
Taehyun terbangun dengan napas keras. Dia menekan dadanya, kemudian cepat-cepat mengatur napas. Mimpi apa itu?! Taehyun menyentuh pipinya, merasakan air mata yang jatuh begitu saja. Mimpi tadi mengerikan, dalam artian yang membuat Taehyun bergidik sendiri. Dia memeluk selimut dan mulai menenangkan dirinya.
Bayangan Beomgyu, anak mereka, pagi hari yang hangat, serta Beomgyu yang terus memancarkan kebahagiaan yang mutlak, menyentil Taehyun sampai ke dasar hatinya. Dia menggeleng kuat, tidak boleh! Ah, ini pasti karena dia sedang banyak pikiran, jadi bermimpi seaneh itu.
Taehyun meremas selimutnya, memandang kosong dinding kamar. Bisa-bisanya dia memproyeksikan adegan sempurna tadi, padahal itu terasa sangat tidak mungkin. Taehyun merasa pipinya memanas, mengingat bagaimana jelasnya Beomgyu yang terlihat luar biasa tampan dan seksi, bayi mereka yang mungil dan manis, dan dirinya hadir di sana. Beomgyu memandangnya seperti tengah berada di surga, dan dia menimang bayi mereka begitu sayang. Figur ayah yang sempurna. Taehyun menarik kakinya agar menginjak lantai, kemudian mulai mencuci muka. Kewarasannya harus kembali.
*
*
Beomgyu mencelus, mengecek ponselnya sedangkan jalanan tengah macet-macetnya. Dia ada rapat pagi ini, tepat jam sembilan tapi sekarang sudah pukul 08.45 dan tidak ada tanda-tanda mobilnya mampu bergerak. Akhirnya, dia cepat mengirimkan pesan di grup dosen, memberitahukan bahwa dia masih di jalan dan akan terlambat.
"Mengesalkan." Beomgyu memandang jengah, mobil-mobil lain terlihat dan pengemudinya sama frustrasinya seperti dia. Beomgyu merebahkan kepalanya di sandaran kursi dan menatap lurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURROGATE OMEGA | beomtae ✔
FanfictionMenjelang tahun pernikahan mereka yang kedelapan, Beomgyu dan Doyun tak kunjung mendapat keturunan. Doyun, sang omega, khawatir sesuatu terjadi padanya, sehingga dia tidak dapat mengandung. Berbeda dengan Beomgyu, dia pikir, dia kurang romantis, seh...