Empat Puluh Lima

6.7K 1.1K 43
                                    

Konsep Cafe di kelas Gellan direncanakan olah anak-anak cewek, mereka memaksa anak cowok-cowok untuk melakukannya dengan embel-embel traktiran di Club malam, dari hasil kerja keras mereka nantinya. Gellan ikut aja, konsepnya juga menarik, dia bisa melayani Elona nanti, sudah lama mereka tidak bertemu, Gellan sangat rindu.

"Putri Elona, ini menunya." Gellan memberikan buku menu yang sudah ia siapkan.

Elona membaca buku menunya.

Spaghetti Carbonara

Harganya foto bersama

Bingung, Elona melihat menu lainnya.

Steak and fries

Harganya nonton bioskop bareng

Ini apa?

Elona melirik Gellan.

Merasa diperhatikan Gellan tersenyum. "Ada apa Putri Elona? Apa anda bingung ingin menu yang mana, saya sarankan..." Dia merunduk, mendekatkan wajahnya ke samping Elona, dengan cuek Gellan membalikkan buku Menu. "Tiramisu kami yang terbaik," baru sekarang Elona menyadari, suara Gellan entah kenapa sangat enak untuk didengar.

Menggelitik dan menggoda.

Elona melirik harga Tiramisu.

Harganya jalan-jalan keliling festival.

Elona memasang wajah datar.

"Konsepnya memang gini?" tanya Elona.

Gellan mengangguk. "Iya."

Elona kembali membaca. "Keliling sekolah, aku sama kamu?" tanyanya kembali.

"Iya," Gellan mengangguk semangat.

"Untuk satu Tiramisu?"

Gellan menggelengkan kepalanya. "Satu Loyang Tiramisu." Heh, tergoda lah wahai Elona sayang, batin Gellan.

Elona menelan Saliva-nya, ia lapar. "Kalau gitu aku mau." Dimana lagi ia bisa makan Tiramisu dengan harga yang murah seperti ini.

Hanya jalan-jalan keliling festival sekolah, itu mudah dan murah.

"Bagaimana dengan minumannya Putri Elona?"

Elona melihat harga minuman dan ada satu yang menarik perhatiannya.

Milkshake Vanilla with Ice Cream

Harganya menggunakan sebuah Gaun

"Gaun yang gimana?" tanya Elona.

"Rahasia," tanya Gellan.

Elona ragu, namun ia sudah sangat tidak nyaman menggunakan Rok pendek ini. "Panjang kan? Lewat lutut?"

Gellan mengangguk. "Iya,"

Gadis itu tersenyum cerah. "Oke, aku mau."

Gellan mengigit lidahnya sendiri.

Sialan.

"Makan dulu atau ganti baju dulu?" tanya Elona.

"Putri Elona anda sangat tidak sabaran yah," Gellan tertawa kecil.

Wajah Elona memerah. "Maaf, aku engga suka pakai Rok pendek." Dia sejak tadi mencekram ujung Rok nya.

"Baiklah," Gellan tahu. "Ikuti saya Putri Elona." Dia mengulurkan tangannya dan Elona langsung menyambutnya.

Ruang ganti ada di ruangan sebelah, sudah dipersiapkan dengan matang.

"Ini Gaunnya," Gellan memberikan sebuah Paper Bag cokelat pada Elona.

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now